Dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Boediono yang berlangsung siang tadi, Hammond mengajak bertukar pikiran dan memberikan bantuan kepada Indonesia, terutama dalam hal peningkatan sumber daya manusia, penanganan konflik serta penggunaan tentara cadangan.
"Hari ini tindak lanjut dari apa yang dilakukan dengan presiden bulan November waktu itu. Mereka punya willingness untuk datang ke Jakarta, ayuk ya kita teken ditindaklanjuti," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Raby (16/1).
Terkait di bidang pengembangan sumber daya manusia, Indonesia mengaku ingin meningkatkan kemampuan pasukan penjaga perdamaian TNI. Salah satunya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris seluruh pasukan. Keinginan itu diamini oleh Hammond.
Selanjutnya, Inggris ingin berbagi dengan Indonesia di bidang penyelesaian konflik. Purnomo menyebut, negara tersebut memiliki pengalaman saat menghadapi Tentara Pembebasan Irlandia (IRA) di Irlandia Utara.
"Mereka punya pengalaman 36 tahun, diceritakan kepada Wapres konflik dengan Irlandia Utara. Dia akan membagi pengalaman mereka waktu itu, penekanan dengan militer juga tidak bisa, jadi ada caranya dengan berbagi pengalaman conflict resolution," tandasnya.
Terakhir, terkait postur militer, Purnomo mengakui tentara reguler yang dimiliki Kerajaan Inggris sangat kecil dan jauh di bawah Indonesia. Namun, negara itu memiliki jumlah tentara cadangan yang siap berdinas setiap kali dibutuhkan.
"Kalau kita tentaranya banyak, jadi mereka bisa bagaimana mengefisienkan dan model itu akan dibagi ke kita. Militer mereka kecil sekali, kalau diperlukan baru dipakai, reserve namanya. Jadi supaya efektif, bagaimana model-model ini bisa dipelajari untuk ke depan," lanjut dia.
Di sela-sela pertemuan itu, Hammond menyatakan keinginannya untuk mengikuti latihan gabungan militer dalam Asean Defence Meeting Plus 8 yang akan digelar di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan itu diikuti pasukan khusus dari 10 negara Asean dan 8 negara kawasan Asia seperti Jepang, India, China hingga Australia.
"Inggris menyatakan keinginannya untuk jadi observer. Kita bilang, saya mesti nunggu dulu, karena saya harus minta izin dengan teman-teman di ASEAN apakah ini boleh," ujarnya.
merdeka