Berdasarkan informasi, truk pengangkut bahan peledak kehilangan dua boks berisi 250 batang dinamit siap ledak yang diantarkan sebuah perusahaan distributor resmi PT Dahana. Dinamit tersebut diantarkan dari PT MNK yang berada di Subang, Jawa Barat menuju PT BSP berlokasi di Cigudeg, Bogor pada Rabu (26/6). Sebanyak empat truk sampai di Cigudeg, Kamis (27/6) sekitar pukul 04.00 WIB, namun salah satu truk dalam kondisi terbuka terpal penutupnya dan kehilangan dua boks berisi 250 batang dinamit. “Saat diperiksa pada pukul. 06.00 WIB, ternyata ada yang kurang jumlahnya,” ungkap Rikwanto.
Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Mabes Polri melakukan pengamanan sentral atas hilangnya 250 dinamit milik PT MNK. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigjen Ronny F Sompie, mengatakan Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya sudah ikut andil mengamankan. Selain itu, dari keterangannya Polri juga melalui Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Baharkam) sudah menerjunkan tim khusus untuk melakukan penjagaan di sejumlah objek vital.
“Itu sudah otomatis, jika ada laporan seperti ini, Pamobvitnas (Pengamanan Objek Vital Nasional) yang turun,” ujarnya, Kamis (27/6). Meski tak menyebutkan berapa total pasukan atau langkah pengamanan seperti apa yang diterapkan, Ronny berujar, pasukan Pamobvitnas akan langsung berfokus ke gedung pemerintahan seperti, istana negara.
Ronny berujar, sistem pengamanan ini menurutnya memang telah menjadi dasar penugasan bagi Polri. Ketika kejadian tertentu seperti hilangnya alat peledak seperti ini terjadi, Polri langsung memberikan respon. “Sekarang pun pasukan di Polda Jabar dan Metro Jaya sudah melakukan tugasnya masing-masing menelusuri hilangnya dinamit-dinamit ini,” kata dia. Meski diyakini hilangnya dinamit ini tak berbahaya, karena detonatornya tak ikut hilang, namun sejumlah objek vital langsung diamankan demi mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Republika.co.id