Polisi dan TNI Solo menggiatkan patroli kota dan memperketat pengamanan wilayah untuk mengantisipasi aksi terorisme.
Tank milik polisi untuk mengantisipasi aksi terorisme menjelang Lebaran di Solo, Jawa Tengah. (VOA/Yudha Satriawan)
SOLO — Dua kendaraan tempur milik polisi
dan militer terparkir di sudut kompleks Kepolisian Resor Solo, Jawa
Tengah, Senin siang (5/8). Aparat gabungan dari Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan kepolisian kemudian mengendarai kendaraan tempur
tersebut melakukan patroli kota.
Juru bicara Kepolisian Solo AKP Sis Raniwati mengatakan pihak keamanan di kota itu siaga dan waspada mengantisipasi aksi terorisme.
“Ya penting untuk wilayah Solo tetap meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk terorisme. Ini ada empat panser, kendaraan tempur TNI, yang melakukan patroli kota di Solo, kita intensifkan patroli wilayah,” ujarnya.
Aksi teror penyerangan pos polisi pengamanan Lebaran terjadi tahun lalu. Pos Polisi di Gladak dilempari granat, pos polisi di pusat perbelanjaan diserang orang tak dikenal dan menewaskan seorang polisi. Pos polisi di Gemblegan ditembaki dan melukai dua polisi. Pasukan anti-teror Kepolisian, Detasemen Khusus (Densus) 88, kemudian mengungkap, menangkap dan menembak mati pelaku penyerangan pos polisi tersebut yang ternyata kelompok teroris.
Kepala Kepolisian di Solo, Kombes Pol. Asjimain mengatakan aksi terorisme, termasuk penyerangan pos polisi yang terjadi saat Lebaran di Solo tahun lalu, dan teror bom di Jakarta Minggu malam (4/8) menjadi dorongan utama antisipasi aparat keamanan di Solo.
Vihara Ekayana di Jakarta dibom orang tak dikenal, tiga orang mengalami korban luka. Polisi masih menyelidiki peristiwa tersebut.
“Tahun kemarin kita gelar 10 pos pengamanan Lebaran, kita tidak kira akan ada aksi terorisme pada pos polisi maupun personel polisi. Dulu kita berpikiran pos pam Lebaran bersifat kemanusiaan membantu pemudik bisa selamat di daerah asal, pelayanan masyarakat. Ternyata ada kasus terorisme itu,” ujar Asjimain.
Menurutnya, Lebaran tahun ini pos pengamanan dikurangi menjadi empat pos namun ada delapan truk dan satu bus polisi yang siap bergerak kapan pun.
“Sikap kita sekarang apabila pelaku kejahatan melakukan tindakan membahayakan nyawa anggota polisi maupun masyarakat umum, saya instruksikan tembak ditempat. Semua personel di pos pengamanan Lebaran kita persenjatai semua. Terorisme saat ini terus terjadi, kemarin di Tulungagung, Jawa Timur, terus di daerah lain lagi. Ini bukti teror akan terus mengancam. Kita antisipasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Juru bicara Kepolisian Solo AKP Sis Raniwati mengatakan pihak keamanan di kota itu siaga dan waspada mengantisipasi aksi terorisme.
“Ya penting untuk wilayah Solo tetap meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk terorisme. Ini ada empat panser, kendaraan tempur TNI, yang melakukan patroli kota di Solo, kita intensifkan patroli wilayah,” ujarnya.
Aksi teror penyerangan pos polisi pengamanan Lebaran terjadi tahun lalu. Pos Polisi di Gladak dilempari granat, pos polisi di pusat perbelanjaan diserang orang tak dikenal dan menewaskan seorang polisi. Pos polisi di Gemblegan ditembaki dan melukai dua polisi. Pasukan anti-teror Kepolisian, Detasemen Khusus (Densus) 88, kemudian mengungkap, menangkap dan menembak mati pelaku penyerangan pos polisi tersebut yang ternyata kelompok teroris.
Kepala Kepolisian di Solo, Kombes Pol. Asjimain mengatakan aksi terorisme, termasuk penyerangan pos polisi yang terjadi saat Lebaran di Solo tahun lalu, dan teror bom di Jakarta Minggu malam (4/8) menjadi dorongan utama antisipasi aparat keamanan di Solo.
Vihara Ekayana di Jakarta dibom orang tak dikenal, tiga orang mengalami korban luka. Polisi masih menyelidiki peristiwa tersebut.
“Tahun kemarin kita gelar 10 pos pengamanan Lebaran, kita tidak kira akan ada aksi terorisme pada pos polisi maupun personel polisi. Dulu kita berpikiran pos pam Lebaran bersifat kemanusiaan membantu pemudik bisa selamat di daerah asal, pelayanan masyarakat. Ternyata ada kasus terorisme itu,” ujar Asjimain.
Menurutnya, Lebaran tahun ini pos pengamanan dikurangi menjadi empat pos namun ada delapan truk dan satu bus polisi yang siap bergerak kapan pun.
“Sikap kita sekarang apabila pelaku kejahatan melakukan tindakan membahayakan nyawa anggota polisi maupun masyarakat umum, saya instruksikan tembak ditempat. Semua personel di pos pengamanan Lebaran kita persenjatai semua. Terorisme saat ini terus terjadi, kemarin di Tulungagung, Jawa Timur, terus di daerah lain lagi. Ini bukti teror akan terus mengancam. Kita antisipasi terlebih dahulu,” ujarnya.