Ilustrasi
Jakarta, HanTer – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berencana membangun Stasiun Luar Angkasa Republik Indonesia (SLARI) yang dipergunakan sebagai sarana pertahanan nasional. Peluncuran perdana proyek itu ditargetkan pada 2030-2035.
“Setelah berbagai riset dan penelitian dilakukan, tidak salah kiranya jika bangsa Indonesia ingin selangkah lebih maju bermimpi memiliki Stasiun Luar Angkasa Republik Indonesia,” ujar Kepala Bidang Humas LAPAN, Jasyanto, di Jakarta.
LAPAN, lanjut Jasyanto, telah melakukan uji coba seperti Lapan Surveillance UAV 02 (LSU 02), Satelit Lapan A1 (Lapan Tubsat), roket RX 1220, RX 350, RX 550 dan berbagai satelit lainnya. “Mimpi memiliki SLARI ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. Hal ini mendapat persetujuan dari TNI dan Kementerian Pertahanan, karena nantinya dapat digunakan sebagai sarana pertahanan negara Indonesia dari LUAR angkasa,” ungkapnya.
Proyek yang pengerjaannya juga melibatkan beberapa negara seperti Jepang, Jerman, Tiongkok, itu diharapkan mirip dengan ISS. “Rusia, Tiongkok, Jerman siap membantu terkait pusat penginderaan jarak jauh, pengujian cuaca dan deteksi dini bencana alam, dan pusat operasi riset militer,” terangnya. Sedangkan negara Jepang membantu pusat kendali sistem radar, sains antariksa dan citra bumi serta atmosfer.
Selain itu, melalui JAMSS (Japan Manned Space System), Jepang memberikan pembelajaran terkait Pressurized Module (PM), Exposed Facility (EF), Experiment Logistics Module-Pressurized Section, Experiment Logistics Module-Exposed Section, Japanese Experiment Module Remote Manipulator System (JEMRMS), dan Inter-orbit Communication System. “Ditargetkan, peluncuran perdana dilakukan sekitar 2030-2035 oleh putra-putri Indonesia,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan peluncuran perdana SLARI, LAPAN melakukan beberapa langkah untuk program pengembangan satelit, di antaranya peluncuran satelit LAPAN-TUBSAT pada 2007 dan pengembangan satelit pada 2025. “Peluncuran roket nantinya di wilayah ekuator karena cenderung lebih murah. Daerah yang sedekat-dekatnya dengan ekuator yaitu Biak dan Morotai,” jelasnya.
Selain itu, LAPAN juga memproduksi RX 320 yang merupakan jenis roket pengorbit satelit. Roket ini pun diproyeksikan akan mendukung rencana pembuatan SLARI. “Roket ini berhasil diuji statik pada 2 Juli 2013 di Instalasi Uji Statik Roket milik Lapan di Rumpin Bogor,” ungkapnya.
RX 320 yang mempunyai daya dorong maksimum enam ton tersebut dirancang dengan tujuan untuk mendukung program pembuatan Roket Pengorbit Satelit (RPS) secara mandiri. “Rencananya, RPS terdiri dari empat tingkat kombinasi dari dua jenis roket, yaitu RX 420 dan RX 320,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, yang membidangi pertahanan nasional, menyambut baik rencana peluncuran SLARI. “Sudah saatnya Indonesia menguasai antariksa. Ini bentuk kemandirian kita di bidang teknis satelit,” ucap Hasanuddin.
Selanjutnya, kata Hasanuddin, segala kerahasiaan data negara lebih terjamin jika Indonesia memiliki SLARI. “Rahasia dan keamanan data akan terjamin dan terdukung dengan teknologi tersebut. Saya kita Indonesia akan lebih berjaya,” bebernya.
Dia juga mendukung kerja sama antara LAPAN dengan TNI, Polri serta Kementerian Petahanan, baik kualitas maupun kuantitasnya. “Yang perlu ditekankan, pemerintah akan semakin maju. Peluncuran SLARI ini menjadi awal yang baik,” tandasnya.
Untuk itu, LAPAN, Menhan dan Panglima TNI, diminta secara khusus mendalami rencana pembuatan SLARI. “Setidaknya, LAPAN harus menggandeng elemen lain selain Menhan, dan TNI untuk rencana ini. Dan yang lebih penting harus didalami secara khusus. Demi selangkah lebih maju ke depan,” pungkasnya.
(Tian)
Harian Terbit