Pages

Friday, 20 June 2014

KSAD: Tahun Depan, Babinsa Harus Punya Ponsel Android

kompas.com/dani prabowo Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman


BANDUNG— Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI Angkatan Darat tidak boleh ketinggalan teknologi. Dia menilai, tentara harus melek terhadap perkembangan teknologi demi mendukung kinerja TNI AD.

"Kita tidak boleh tertinggal dengan kemajuan teknologi saat ini. Teknologi pasti akan maju terus seiring dengan perkembangan zaman. Misalnya, sekarang kita mempelajari teknologi yang ini, kemudian muncul lagi teknologi yang baru, kemudian muncul lagi, muncul lagi yang baru, jadi artinya tidak boleh ketinggalan," tegasnya saat memberi pengarahan kepada anggota TNI dan PNS TNI AD di Kodiklat TNI AD, Jumat (20/6/2014).

Terkait hal itu, Budiman juga berharap para anggota babinsa tidak lagi gagap teknologi (gaptek). Babinsa diharapkan bisa menggunakan alat-alat canggih dalam menjalankan tugas dan operasinya. "Mulai tahun depan, babinsa HP-nya (handphone) harus Android," tegasnya.

Ratusan prajurit pun bersorak sorai dan bertepuk tangan mendengar rencana itu. Budiman mengatakan, babinsa harus mengetahui segala hal, termasuk perkembangan teknologi.

"Babinsa itu harus punya bank data, harus tahu segala hal. Misalnya, ada yang nanya soal ekonomi, ya, harus tahu. Kalau dia (babinsa) enggak pinter kan susah. Misalnya disodori grafik, lihat grafik aja bingung, opo iki, opo iki? Makanya, Babinsa harus pakai HP Android," katanya.

Selain itu, sambung Budiman, Babinsa juga diwajibkan pintar bersosialisasi dengan masyarakat. "Babinsa harus pinter ngomong, bisa menjelaskan dengan tutur bicara yang enak dan jelas kepada masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Budiman kembali menegaskan bahwa TNI, termasuk babinsa, bersikap netral pada Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

"Kita harus netral, saya tegaskan lagi. Kata kuncinya satu, kita harus netral. Dengan kita netral, maka kita akan mendapat kepercayaan. Dengan kita netral, kita akan terhormat. Biarkan anak istri kita memilih, biarkan istri kita memilih sesuai dengan hati nuraninya masing-masing, kita tidak boleh mengarahkan. Kita TNI sebagai aparat harus netral," tegasnya.


Kompas