“……Blarrrrr….suara
dahsyat meyalak dari tabung peluncur torpedo KRI Bung Tomo-357 di
perairan utara Inggris….kobaran api dihadapi oleh Fire Fighting Team
dengan sigap….”
Perairan Glasgow, Senin 9 Juni 2014.
Suhu
udara di perairan utara Inggris di Perairan Glasgow terasa menggigil
walaupun matahari bersinar terang, hal tersebut dikarenakan hembusan
angin dari balik bukit yang bertiup cukup kencang. Sesosok kapal perang
dengan siluet yang garang bergerak senyap dari pelabuhan Fairly Quaey
menuju lautan lepas. Ternyata sosok kapal perang tersebut adalah KRI
Bung Tomo- 357, merupakan Multy Role Light Fregate yang dalam
waktu dekat akan menjadi bagian kekuatan Alutsista TNI Angkatan Laut
sedang berada di perairan tersebut melaksanakan pentahapan “Sea Demonstrations”,
Senin (9/6), untuk pengujian system platform dan kesenjataan serta
calon pengawak kapal dalam mengoperasikan seluruh peralatan yang
melengkapi kapal tersebut. Dua kapal sejenis lagi yang akan memperkuat
jajaran Alutsista TNI AL, yaitu KRI John Lie-358 dan KRI Usman
Harun-359.
Kapal
perang tersebut dilengkapi dengan kesenjataan yang sangat kompleks dan
lengkap yang didukung oleh Paltform System yang baik. Radar Navigasi,
Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker
Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap
sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun OSRG) dan 30 mm di
lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in
Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.
Kelengkapan
system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical
Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara
visual oleh camera video yang ada. Layaknya sebuah frigate, KRI Bung
Tomo 357 juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi
yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu
sonar. Untuk propulsion system maupun pesawat – pesawat bantu yang ada
di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated
Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan / failure pada
salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini.
….
Blaarrr suara keras tiba – tiba terdengar dari lambung kanan KRI Bung
Tomo 357, ternyata suara tersebut berasal dari peluncur tabung torpedo
yang ditembakan secara local setelah tabung udaranya diisi oleh udara
dengan kekuatan sampai dengan 1650 Bar. Tidak lama berselang, suara
alarm kapal tiba – tiba terdengar dan orang – orang berhamburan berlari
menuju geladak heli….. peran kebakaran …peran kebakaran …. Peran
kebakaran…. Kebakaran terjadi di …instalasi avcat helly deck….Lettu Laut
(T) Wakijo dan Letda Laut (T) Azzuan memimpin Fire Fighting Team untuk
mengatasi kebakaran yang terjadi. Tiga orang pertama telah datang ke
lokasi kebakaran hanya berselang beberapa menit setelah terdengar alarm
peran yang dipimpin langsung oleh Katim PEK. Selanjutnya empat orang
telah datang dengan menggunakan pakaian PEK lengkap dengan peralatan
pendukungnya tiba dilokasi kebakaran untuk melanjutkan penangulangan.
Bersyukur….api hanya dalam waktu singkat dapat diatasi oleh kesigapan
Team PEK KRI Bung Tomo 357 dan seluruh anggota sudah dapat memahami
seluruh prosedur dan mekanisme dalam penanganan kebakaran dikapal dengan
menggunakan peralatan dan perlengkapan yang belum pernah mereka gunakan
sebelumnya…dibawah binaan Mr. Rore yang mantan Boosmant di salah satu
Destroyer Royal Navy dan merupakan veteran Perang Malvinas sebagai
trainer, pengetahuan dan pemahaman Fire Fighting Team dapat diserap
dengan baik.
Ternyata
kejadian tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dalam even Sea
Demonstration KRI Bung Tomo 357. Dalam kesempatan tersebut juga telah
dilaksanakan pengujian kehandalan kapal dalam bermanuver, crash stop
dari maju penuh sampai dengan kapal mencapai Top Speed dan PDL (Power
Demand Level) dari anjungan di gerakan dari maju penuh langsung mundur
penuh… disisinilah diuji bahwa realibility main engine propulsion system
yang dikendalikan betul – betul diuji kehandalannya. Tidak terasa
hentakan, getaran maupun bunyi – bunyi yang menghawatirkan dari system
MPK yang dioperasikan secara ekstrim. Akselerasi kapal juga sangat bagus
dengan diameter taktis yang sangat kecil saat melaksanakan circle
maneuver sehingga walaupun kapal dengan bobot besar kapal tersebut
sangat lincah.
Komandan
Satgas Yekda MRLF, Kolonel Laut (P) Nyoman Sudihartawan on board
langsung saat dilaksanakan sea demonstrate KRI Bung Tomo 357 di perairan
Glasgow. Pengujian penembakan Meriam 76 mm OSRG dan meriam 30 mm yang
berada di lambung kanan dan kiri diuji coba terhadap sasaran permukaan
maupun udara dengan menggunakan sarana deteksi yang ada yaitu EOTs
(Electro Optical Tracker System) dan Radar Tracker 1802 SW. Kontak
permukaan dapat di lock on. Demikian juga halnya terhadap kemampuan
menghadapi ancaman bahaya udara, pesawat Cesna yang menjadi sasaran
udara bermanuver melaksanakan serangan terhadap KRI TOM 357 dapat di
lock on dengan baik oleh sarana penjejak tersebut sehingga kemanapun
pergerakan pesawat dapat diikuti oleh laras meriam untuk ditembak.
Simulasi
penembakan rudal Exocet MM 40 Block 2 yang melengkapai kapal juga telah
dilaksanakan pengujian dengan melaksanakan simulasi penembakan rudal
bersamaan dengan pengujian decoy sebagai perisai kapal terhadap serangan
anti rudal yang mungkin terjadi saat perang. Untuk menghadapi
peperangan AKS (Anti Kapal Selam), telah dilaksanakan pengujian
penggunaan sonar baik pada mode pasiv untuk melaksanakan pengamatan
kondisi taktis bawah air maupun active mode untuk melaksanakan deteksi
dan klasifikasi kontak bawah air. Kemampuan sonar sangat bagus untuk
mendukung peperangan bawah air dengan berbagai feature yang ada selain
yang disebutkan tadi juga dilengkapi untuk mewaspadai adanya serangan
torpedo dari kapal lawan dan mendukung pelaksanaan “mine field transit”
(melewati medan ranjau), sebelum dilaksanakan pengoperasian sonar
dilaksanakan pengukuran parameter – parameter lingkungan dengan
menggunakan XBT (Expandable Bathy Thermograph) sehingga dapat diketahui
layer – layer bawah air dan optimum operasional sonar system.
Calon
Komandan KRI Bung Tomo 357, Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T.
beserta anak buahnya yang terdiri dari 7 personel expert dan 9 key
personel telah berada di Inggris sejak beberapa bulan yang lalu
mengikuti program pelatihan dan penyiapan Cawak merasakan kebanggaan
yang sangat besar mendapatkan kesempatan untuk mempelajari kapal
tersebut yang nanti akan mereka awaki berlayar menuju tanah air.Dalam
waktu dekat rakyat Indonesia akan memiliki 3 (tiga) kapal perang dengan
Weapon System dan Paltform System yang dapat dibanggakan untuk
mengamankan berbagai kepentingan nasional baik di dalam maupun diluar
yurisdiksi nasional. Kapal perang tersebut juga sebagai sarana diplomasi
angkatan laut terhadap dunia internasional karena mampu dikerahkan ke
berbagai pelosok dunia untuk mengamankan kepentingan negara, mendukung
misi – misi perdamaian dibawah bendera PBB seperti halnya yang saat ini
sedang dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo 368 yang tergabung dalam
misi Unifil di Lebanon. Kehadirannya di berbagai Hot Area di wilayah
perbatasan maupun di perairan Indonesia yang memiliki eskalasi tinggi
tentunya akan menjadi perhitungan siapapun yang akan berbuat macam –
macam terhadap integritas NKRI karena kemampuan kapal yang sangat
kompleks.
Pengerahan
MRLF untuk diikut sertakan dalam even latihan berskala internasional
baik dalam konteks bilateral maupun multilateralpun akan meningkatkan
gengsi bangsa Indonesia. Seluruh cawak baik yang saat ini sudah berada
di Inggris maupun yang sedang mengikuti persiapan KPPK di Kolatarmatim
saling bahu membahu memahami dan mempelajari karakter kapal perang yang
akan mereka awaki sehingga pada saatnya nanti seluruh kemampuan kapal
dapat secara maksimal dioperasionalkan sesuai perkembangan taktis
dilapangan.
“Program–program
pelatihan setiap saat selalu dilaksanakan evaluasi untuk mempercepat
pemahaman system disamping kesibukan penyusunan berbagai dokumen –
dokumen kapal yang akan sangat berguna dalam proses kaderisasi
selanjutnya”, kata Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. disela-sela
latihan.
Untuk
meningkatkan moril dan semangat secara periodik dilaksanakan briefing
dan penyampaian pointers – pointers / petunjuk komandan terhadap anak
buahnya di Inggris maupun di Indonesia dengan memanfaatkan sarana
komunikasi yang ada. Dalam era modern jarak yang memisahkan antara
mereka bukan menjadi hambatan, akselerasi organisasi dapat dikontrol
dengan baik oleh Sang Komandan dimanapun dan kapanpun sehingga berbagai
upaya dapat dilaksanakan secara integrative dan terkontrol. Ungkapan
terimakasih disampaikan oleh Sang Calon Komandan beserta seluruh Cawak
atas kesempatan yang diberikan oleh Pemimpin TNI Angkatan Laut khususnya
dan kepada rakyat Indonesia pada umumnya.
Dalam
waktu dekat kapal tersebut dengan kobaran semangat “SATRIA JALADHI
TANGGWA” (Ksatria Laut yang Tangguh) layaknya semangat Bung Tomo yang
penuh dengan militansi dan heroisme sudah siap berlaga dalam berbagai
arena membela kepentingan bangsa dan negara Indonesia tercinta
mengibarkan bendera Victory “JALES VEVA JAYA MAHE” di setiap penjuru
samudera raya baik didalam maupun luar yurisdiksi nasional.