Pages

Wednesday, 6 February 2013

Apa Kabar Leopard 2 RI...?

JAKARTA: Perkembangan tentang Leopard 2 tentu menjadi hot issue terpanas dalam masa-masa sekarang ini. Apabila dalam kesempatan sebelumnya sudah sempat dibahas bahwa kontrak sudah final, ternyata didapat info bahwa kontrak tersebut sedang difinalisasi detailnya, dan diharapkan akan selesai dalam waktu tiga bulan mendatang, yaitu pada bulan April. 
Ini akan langsung diikuti dengan pengiriman Leopard 2A4 pertama, yang diharapkan akan siap untuk parade bulan Oktober tahun 2013.  Penyiapan krunya sendiri juga tak dilupakan, dimana persiapan calon instruktur juga tengah berjalan. Para calon instruktur Leopard 2 ini diambil dari para instruktur tank AMX-13 dan Scorpion, dimana mayoritas datang dari instruktur Scorpion, tank ringan yang kita beli dari Inggris.
Sejalan dengan penyiapan calon instruktur tersebut, Pussenkav juga sudah menyelesaikan pembangunan gedung simulator, yang dibangun dengan fasilitas tercanggih untuk menyiapkan seluruh awak, baik itu komandan, penembak, pengisi peluru, dan pengemudi. Simulatornya yang pernah diturunkan ARC pada laporan sebelumnya, didesain secara modular sehingga bisa diganti-ganti. Butuh set sistem Leopard 2? Scorpion? AMX-13? Tinggal copot dan pasang saja modul di sisi atas, sehingga waktu penyiapan simulator dapat dipersingkat untuk melatih kru.

Menepis isu tak bertanggungjawab
Sembari menunggu Leopard 2 yang pasti datang ke Republik ini, diluar sana berkembang isu-isu tak bertanggungjawab yang menyudutkan TNI dan Leopard 2 yang akan dibeli. Isu seputar Leopard 2 dilepas sistem stabilisatornya, sehingga tidak bisa menembak sembari berjalan, Leopard 2 dikatakan downspec, Leopard 2 diejek sebagai barang bekas, adalah sebagian dari isu tak bertanggungjawab yang dilepas oleh oknum di beberapa forum.
Berdasar info yang diterima ARC dari tangan pertama, hal itu sama sekali tidak benar. Leopard 2 yang dibeli TNI AD sudah direkondisi di pabrik Rheinmetall sesuai standar Leopard 2A4 yang digunakan oleh Bundeswehr. Sedikit menyigi sejarah pengadaannya, TNI AD sudah melakukan perencanaan dan penyiapan pembelian MBT (Main Battle Tank) dengan studi yang menyeluruh dan mendalam sejak 2007. 
Berbagai platform tank telah dianalisis dan bahkan diuji secara langsung. Para perencana TNI AD sudah melakukan ujicoba terhadap MBT-MBT terkenal dunia seperti Challenger 2 Inggris, K1A1 Korsel, MBT-2000 RRC, Leclerc Perancis, T-90 Rusia, T-84 Oplot Ukraina, M1A1 Abrams, dan Merkava Israel. 
Sebagian besar MBT tersebut bahkan diuji langsung dengan mendatangi negara produsennya, baik dengan pengemudian maupun uji penembakan. Dan ketika Leopard 2A4/2Ri tersebut diputuskan untuk dipilih, hal tersebut menunjukkan bahwa itu adalah keputusan terbaik yang dilakukan dengan pertimbangan yang matang sesuai profil ancaman, kemampuan dan doktrin yang digunakan.
Less is More
Mengenai sejumlah opsi yang kemudian tidak diikutkan kedalam Leopard 2Ri, sekarang bisa dipastikan bahwa yang tidak dipasang adalah BMS, sistem RCWS (Remote Controlled Weapon Station), dan alat komunikasi. 
Di satu sisi, harga memang tak dipungkiri menjadi pertimbangan. Namun di sisi lain, TNI AD juga menganut prinsip less is more. TNI AD juga ingin bahwa industri pertahanan dalam negeri berkembang dan mampu memasok ketiga komponen yang disebutkan tersebut. 
Sebagai contoh, untuk RCWS sendiri TNI AD tengah menimbang-nimbang dan mengevaluasi tiga kandidat, yaitu FN Herstal DeFNder (pernah diulas ARC sebelumnya), sistem Adunok buatan Belarusia yang ditawarkan oleh PT Pindad, dan RCWS buatan Dislitbang TNI AD. 
Masih cukup dini untuk mengatakan yang mana yang akan dipilih, tetapi ARC sudah dibisiki mana yang terbaik menurut preferensi dan ujicoba Kavaleri TNI AD. 
Sumber : ARC