Jakarta PANGLIMA TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan bahwa satuan tugas dan para prajurit harus memiliki kesiapan dan keyakinan yang mutlak dalam bertugas di negara yang tengah menghadapi permasalahan multi dimensi aspek kehidupan, yakni pascakonflik tahun 2004 dan pasca bencana alam tahun 2012.
"Anggota satgas akan mampu menjalankan tugasnya karena sudah dibekali materi penugasan, baik fisik, mental, teknik dan taktik maupun materiil," ujar Panglima TNI saat melepas pemberangkatan 167 Prajurit TNI dalam suatu upacara militer di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (17/10/2013).
Mereka tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni TNI (Satgas Kizi) Kontingen Garuda XXXII-C/Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti (MINUSTAH).
Terdiri dari tiga orang Mabes TNI, 141 orang TNI Angkatan Darat, 18 orang TNI Angkatan Laut dan lima orang TNI Angkatan Udara akan bertugas selama setahun di Haiti itu di bawah pimpinan Mayor Czi Alfius Navirinda K selaku Komandan Satgas.
Panglima TNI menjelaskan, Dewan Keamanan PBB telah mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah pasukan misi MINUSTAH dari 6.270 menjadi 5.021 personel militer dan mempertahankan komponen polisi sebanyak 2.601 personel.
Hal ini berkaitan dengan kondisi terkini Haiti yang sangat terkait dengan penugasan bahwa pada 10 Oktober 2013, melalui resolusi 2119 tahun 2013, DK PBB juga menetapkan untuk memperpanjang Misi PBB MINUSTAH hingga 15 Oktober 2014.
Panglima TNI juga menyatakan para prajurit akan mengembankan dua tantangan sekaligus. Pertama, sebagai duta bangsa, para prajurit harus mampu menjaga kredibilitas TNI, bangsa dan negara di tengah pergaulan lokal dan internasional dalam konteks misi perdamaian dunia.
Kedua, dalam konteks tugas di lapangan, para prajurit dituntut mampu melaksanakan tugas kemanusiaan yang telah ditetapkan, dihadapkan kepada situasi politik, keamanan dan kondisi sosial yang buruk.
"Seperti mewabahnya epidemi penyakit kolera, sebagai dampak panjang dari bencana alam tahun 2012," ucapnya.
pelita online