SENJATA pertahanan udara teranyar yang dimiliki Korpaskhasau
Skyshield Gun Missile 35 mm MK-2 akan ditampilkan pada peringatan HUT
ke-69 TNI di Dermaga Madura Mako Armatim Surabaya pada 7 Oktober
mendatang.
Skyshiel Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD) yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves salah satu perusahaan persenjataan Rheinmetall Jerman.
Sistem senjata Skyshiel Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Sky Gun Misille memiliki amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 pecahan dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles) saat mendekat target, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%. (dispenau)
Skyshiel Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD) yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves salah satu perusahaan persenjataan Rheinmetall Jerman.
Sistem senjata Skyshiel Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Sky Gun Misille memiliki amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 pecahan dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles) saat mendekat target, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%. (dispenau)