Panglima
Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas I) Marsma
TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., usai mencoba kehandalan Pesawat
Dassault Rafale Nomor 104-1C dengan Kapten Dupon dalam manuver di udara
sekitar Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Rabu (25/3).
Dassault
Rafale take off dengan afterburner untuk mencapai ketinggian dalam
beberapa detik di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (25/3)
|
Selama lebih kurang sepuluh menit pesawat tempur terbaru Angkatan Udara Perancis (Armee De L’Air)Dassault Rafale nomor
ekor 104-1R, yang diawaki pilot Kapten Benoit “Tao” Planche, terbang
membelah langit Halim Perdanakusuma, melakukan manuver udara, Rabu
(25/3).
Manuver diperagakan dari ketinggian 100 feet hingga ketinggian 3000 feet, dengan kecepatan dari 100 knot hingga kecepatan 0,95 mach dengan membuat gaya gravitasi hingga +10G/-3G.
Pada pagi harinya pukul 9.30 Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas I) Marsma TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., juga ikut mencoba kehandalan pesawatDassault Rafale Nomor 104-1C (Back Seater) tandem dengan Pilot Uji Dassault yaitu Letkol (Purn) Sebastian Dupont dalam serangkaian manuver udara di atas Pelabuhan Ratu Jawa Barat.
Selama 45 menit penerbangan, Pangkosekhanudnas I mendapat kesempatan mengendalikan pesawat tersebut dalam berbagai manuver dari ketinggian 25000 feet hingga 100 feet, diantaranya simulasi mauver dogfight, air to air serta air to ground dan low level flight pada ketinggian 100 feet di atas laut Pelabuhan Ratu.
Marsma TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., mengatakan, bahwa pesawat ini sangat lincah, canggih dan cukup handal dalam berbagai manuver, memiliki tempat duduk sangat nyaman seperti pesawat F-16 “Saya sempat manuver hingga 8.5G”, ujarnya.
Sementara sebeumnya pada Selasa kemarin, tiga penerbang tempur TNI AU yaitu dua penerbang F-5E Tiger yaitu Mayor Pnb M. Yunus “Bradox” dan Mayor Pnb Abdul “Phoenix” Haris dari Skadron Udara 14 serta seorang penerang F-16 C/D Mayor Pnb Agus “Wolverine” Dwi dari Skadron Udara 3 juga ikut terbang menjajal kehebatan dengan pesawat tempur Rafale.
Ketiga penerbang dari Laud Iswahyudi Madiun ini menyebutkan betapa lincah dan modern dan canggihnya system sensor pesawat tempur generasi 4.5 ini. Sistem sensor terpadu memungkinkan pesawat menangkap sasaran udara dan darat dengan radar, mengidentifikasi kawan dan lawan (Identification Friend and Foe) secara langsung dan menampilkan identifikasi visual dengan sensor kamera infra merah jarak jauh untuk memastikan itu sasaran yang tepat atau tidak dan memilih menembakkan rudal jarak sedang atau jarak dekat. Demikan pula untuk penembakan darat dan laut bisa mengunci sasaan pada jarak 50 km, memilih sasaran yang tepat dan memilih penembakan senjata bom pintar JDAM pada jarak 30 km atau menembakkan rudal exocet untu menghancurkan sasaran Laut.
Kedatangan pesawat tempur modern ini sangat baik agar kita semua bisa membandingkan kecangihan aneka pesawat yang ditawarkan untuk mengantika pesawat tempur F-5 Tiger II kita yang sudah waktunya beristirahat. Banyak pilihan yang menarik namun keputusan pesawat jenis apa yang akan dipilih tetap berada ditangan pemerintah RI untuk memperkuat Kekuatan Dirgantara Nasional sesuai dengan kebutuhan, tantangan masa depan dan kepentingan nasional Indonesia.
Dassault Rafale dalam manuver dalam solo display di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (25/3)
(TNI AU)