Pages

Monday, 22 June 2015

Panther pinjaman TNI AL
Panther pinjaman TNI AL


20/6/2015. Angkatan Laut Indonesia akan membangun skadron Anti Kapal Selam (ASW). Menurut IHS Jane Defense, berdasarkan laporan yang diterbitkan kantor berita Antara, skadron ini akan menjadi yang pertama kali sejak tahun 1970-an bagi Angkatan Laut Indonesia untuk memiliki unit penerbangan yang didedikasikan sepenuhnya untuk ASW.

Skadron penerbangan, bernama skadron Udara 100, akan dibentuk untuk memberikan dukungan operasional terhadap armada baru di Indonesia berupa 11 helikopter Anti-Submarine Werfare (ASW) yang menggunakan helikopter AS-565 MBE Panther, menurut pejabat militer Indonesia.

“Panther kini menjadi salah satu platform termutakhir dari helikopter perang anti-kapal selam kelas ringan/ menengah dengan ASW Suite yang modern dan berkemampuan untuk beroperasi dari korvet atau fregat kecil,” tegas Philippe Monteux, Kepala Airbus wilayah Asia Tenggara & Pasifik.

Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk operasional skadron tersebut. Menurut sumber Angkatan Laut Indonesia yang dikutip IHS Jane Defense Weekly: “skuadron akan bertugas dekat dengan tanggal pengiriman Panther pertama.”

Ini berarti bahwa unit tersebut dapat berdiri pada awal tahun depan, karena semua 11 helikopter dijadwalkan akan disampaikan pada akhir 2017. Setelah operasional skadron ini akan ditempatkan di sebuah pangkalan udara Angkatan Laut Indonesia di Juanda, Surabaya.

“Kami ingin memastikan bahwa kemampuan tempur kami sejalan dengan platform baru dan sistem senjata yang kita terima,” kata Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Laksamana Ade Supandi dalam sebuah wawancara pada 17 Juni.

Helikopter akan beroperasi dari korvet SIGMA 10514 dan Bung Tomo Class Angkatan Laut Indonesia.

Helikopter AS-565 Panther akan dilengkapi torpedo Raytheon Mk 46 atau Whitehead A.244/S lightweight ASW torpedo dan juga dilengkapi dengan dipping sonar DS-100 helicopter long-range active sonar (HELRAS).

Menurut situs Defence Update:

DS-100 adalah versi 1,38 kHz dari dipping sonar populer AQS-18A. DS-100 mampu beroperasi di kedalaman sampai 500 meter, yang dirancang untuk pengawasan jarak jauh dan pencarian di bawah air. Dengan menggunakan processing doppler resolusi tinggi dan pulsa yang panjang, sonar ini dapat mendeteksi kapal selam bahkan dalam kecepatan sangat rendah (mendekati sinyal doppler nol). Menurut L-3, DS-100 juga cocok untuk redetection, target localization dan peluncuran senjata ke kapal selam baik di perairan yang dalam maupun dangkal.

Helikopter ini cocok dan akan dilengkapi dengan hardware buatan dalam negeri Indonesia. (thediplomat.com)