Sunday, 24 June 2012
Parlemen Dorong Percepatan Modernisasi dan Penambahan Alutsista
Puing-puing pesawat Fokker F-27 TNI AU yang jatuh menimpa rumah di pemukiman di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/06). (Foto: TEMPO/Dasril Roszandi)
21 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR akan mendorong percepatan pengadaan dan modernisasi bagi pesawat militer. Hak ini menyusul terulangnya peristiwa kecelakaan pesawat militer.
"Saya dapat konfirmasi siang tadi tentang jatuhnya pesawat Fokker 27 di sekitar Halim Perdanakusuma. Memprihatikankan karena pesawat itu berusia lanjut," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (21/6).
Mahfudz berharap, pihak TNI AU bekerja sama dengan KNKT untuk mengusut sebab kecelakaan tersebut. Jika kecelakan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin yang sudah uzur, maka modernisasi alutsista TNI harus dipercepat. Bukan saja pesawat tempur yang mesti dimodernisasi. Radar di pangkalan udara militer juga perlu diremajakan.
"Pemutihan alutsista sepenuhnya kewenangan Mabes TNI dan Kemenhan. Komisi I secara prinsip mendukung percepatan alutsista untuk tiga angkatan dengan skala priorita: AL - AU - AD. Bukan hanya peremajaaan, tapi juga penambahan unit," kata Mahfudz.
Pesawat Fokker 27 Masih Layak Terbang
Pesawat Fokker 27 TNI AU yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (21/6) pukul 14.45 WIB dinyatakan masih layak terbang dan telah menjalani perawatan sesuai jadwal. Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi menyatakan itu di Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati di Gedung Air Power Centre, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengatakan, pesawat tersebut menimpa satu rumah dan kemudian menyebabkan kebakaran hingga tujuh rumah di sekitarnya.
"Jadi yang tertimpa hanya satu rumah yang kemudian terbakar dan menjalar ke tujuh rumah di sekitarnya," katanya. Berdasarkan keterangan Kolonel Agung, rumah yang tertimpa Pesawat Fokker-27 merupakan milik Mayor ADM Johannes Tandi Sosang di Komplek Rajawali, Perumahan TNI AU Branjangan, Halim Perdanakusuma.
"Keluarga Mayor ADM Johannes Sosang yang berada di dalam rumah adalah istri, satu putra dan seorang pembantu rumah tangga," katanya. Kolonel Agung memastikan putra dan pembantu rumah tangga Mayor Johannes meninggal, sedangkan istrinya dalam kondisi kritis."Mayor Johannes juga masih syok dan belum bisa dimintai keterangan," katanya.
Spesifikasi Pesawat Fokker F-27 Friendship
Pesawat Fokker F-27 asal Belanda ini didesain sekitar pada1950-an sebagai pengganti dari pesawat Douglas DC-3 Dakota, yang sangat sukses dalam operasionalisasi dan paling banyak diproduki sepanjang masa.
F-27 didesain pertama kali untuk kapasitas 28 penumpang, dan diketahui Aer Lingus sebagai launch costumer pada November 1957.
Pesawat ini mulai diterima TNI-AU dari pemerintah Belanda pada 1975 dan 1976. Pesawat ini menjadi ujung tombak Skuadron Udara 2 yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma.
Sebelumnya, pesawat jenis serupa juga pernah jatuh pada 6 April 2009 di Bandung dan menewaskan 24 penumpang dalam pesawat. Penyebab kecelakaan adalah hujan lebat.
Saat itu, korban tewas meliputi enam kru, seorang instruktur, dan 17 personel siswa sekolah terjun Korps Pasukan Khas TNI AU.
Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).
Sumber: Jurnal Parlemen/Republika/ANTARA Jateng