Pages

Monday, 30 December 2013

Peluru kendali

Foto: <==== RUDAL====>


Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.

Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.

Peluru kendali atau RUDAL adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari sasaran atau menyesuaikan arah.

Rudal yang dikendalikan, bisa dikategori sesuai dengan sistem pengendali yang digunakan; cara pengontrolan dari jarak jauh dan cara pengontrolan sendiri. Biasanya, rudal terdiri atas perangkat pendorong, sistem pengendali, alat stabilisasi, hulu ledak, badan rudal yang menampung semuanya.

Jenis jenis RUDAL

ada banyak cara membedakan jenis rudal yaitu jangkauan rudal, tempat rudal di tembakkan, sistem pemandu rudal DLL

Peluru kendali balistik

Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfer Bumi.
Peluru kendali jelajah

Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.

Peluru kendali anti-kapal
Peluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.

Contoh peluru kendali anti kapal :
Boeing Harpoon (USA) - 221 kg warhead, 93-315 km range depending on platform
C-802/YJ-82 CSS-N-8 'Saccade' (China) - 165 kg warhead, 500+ km range

RUDAL darat ke udara


Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.
RUDAL udara ke udara

Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.

RUDAL anti-tankPeluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.

RUDAL anti-balistik
Peluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.RUDAL anti-satelit
Peluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.
Joint Direct Attack Munition (id:Mesiu Serangan Langsung Gabungan)

JDAM adalah perlengkapan pemandu yang mengubah bom gravitasi tak berpandu, atau "bom bodoh", menjadi mesiu "pandai" di segala cuaca. Perlengkapan JDAM bom adalah digunakan untuk memandu pada target dengan suatu sistem pemandu inersial terintegrasi yang dipasangkan sebuah penerima Global Positioning System (GPS) untuk menambah akurasi, memberikan daerah peluncuran lebih dari 15 nautikal mil (28 km) dari titik peluncuran.

Varian JDAM :
GBU-29 250-lb MK-81
GBU-31 2000-lb MK-84 or BLU-109 , dll
Torpedo
VA-111 Shkval. Kecepatan torpedo ini dapat mencapai 200 knots (370 km/h).Senjata roket anti kapal selam UUM-44 SUBROC. Peluru kendali ini diluncurkan oleh kapal selam dari dalam laut.

Torpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200
knot atau 370 km/jam.

Rae_

Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.

Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.

Peluru kendali atau RUDAL adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari sasaran atau menyesuaikan arah.

Rudal yang dikendalikan, bisa dikategori sesuai dengan sistem pengendali yang digunakan; cara pengontrolan dari jarak jauh dan cara pengontrolan sendiri. Biasanya, rudal terdiri atas perangkat pendorong, sistem pengendali, alat stabilisasi, hulu ledak, badan rudal yang menampung semuanya.

Jenis jenis RUDAL

ada banyak cara membedakan jenis rudal yaitu jangkauan rudal, tempat rudal di tembakkan, sistem pemandu rudal DLL

Peluru kendali balistik

Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfer Bumi.
Peluru kendali jelajah

Peluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.

Peluru kendali anti-kapal
Peluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.

Contoh peluru kendali anti kapal :
Boeing Harpoon (USA) - 221 kg warhead, 93-315 km range depending on platform
C-802/YJ-82 CSS-N-8 'Saccade' (China) - 165 kg warhead, 500+ km range

RUDAL darat ke udara


Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.
RUDAL udara ke udara

Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.

RUDAL anti-tankPeluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.

RUDAL anti-balistik
Peluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.RUDAL anti-satelit
Peluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.
Joint Direct Attack Munition (id:Mesiu Serangan Langsung Gabungan)

JDAM adalah perlengkapan pemandu yang mengubah bom gravitasi tak berpandu, atau "bom bodoh", menjadi mesiu "pandai" di segala cuaca. Perlengkapan JDAM bom adalah digunakan untuk memandu pada target dengan suatu sistem pemandu inersial terintegrasi yang dipasangkan sebuah penerima Global Positioning System (GPS) untuk menambah akurasi, memberikan daerah peluncuran lebih dari 15 nautikal mil (28 km) dari titik peluncuran.

Varian JDAM :
GBU-29 250-lb MK-81
GBU-31 2000-lb MK-84 or BLU-109 , dll
Torpedo
VA-111 Shkval. Kecepatan torpedo ini dapat mencapai 200 knots (370 km/h).Senjata roket anti kapal selam UUM-44 SUBROC. Peluru kendali ini diluncurkan oleh kapal selam dari dalam laut.

Torpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200
knot atau 370 km/jam.

Kilo Class: Sosok Kapal Selam dalam Kalender TNI AL


Kilo Class milik AL Iran
Kilo Class milik AL Iran
Setelah lebih dari dua dekade, kecanggihan alutisista Indonesia boleh dibilang lumayan tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Baru pada program MEF (minimum essential force) 2014, militer Indonesia mulai merasakan angin segar dengan pencanangan pemerintah untuk mendatangkan alutsista yang ‘berkelas.’ Di matra udara, ada maskotnya yakni Sukhoi Su-27/30 Flanker, sementara di matra darat maskotnya MBT Leopard 2A4 buatan Jerman.

Bagaimana dengan matra laut, ujung tombak TNI AL ada di elemen kapal perang, yang sudah kelihatan wujudnya adalah 4 Korvet SIGMA, dan rencana kedatangan 3 unit Nakhoda Ragam Class, 1 PKR SIGMA 10514. Itu baru bicara kapal permukaan, bagaimana dengan kapal bawah air, alias kapal selam? Kenyataan, sebagian besar masyarakat Indonesia begitu mendambakan hadirnya kapal selam anyar untuk memperkuat TNI AL. Alasannya jelas, sejak tahun 1980 hingga kini, jumlah kapal selam yang dipunyai TNI AL hanya dua unit (KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402). Ditambah lagi, rasa jengkel akibat Negeri Jiran, Malaysia dan Singapura yang punya kualitas kapal selam lebih modern, dan jumlahnya pun lebih besar, padahal luas wilayah lautan kedua negara tersebut tidak ada apa-apanya dengan Indonesia.
Berangkat dari isu diatas, kabar seputar pengadaan kapal selam menjadi berita yang hangat, bahkan selalu menjadi trending topic pada setiap pembahasan alutsista. Para pengamat militer yang mengacu pada logika dan asumsi (bukan fakta), begitu meyakini bahwa ada kapal selam lain yang dioperasikan TNI AL, selain KRI Cakra dan KRI Nanggala. Logika yang dibangun tentu sah-sah saja, salah satunya dipicu berita bahwa TNI AL membangun pangkalan khusus kapal selam di Teluk Palu. Kedalaman Teluk Palu yang sampai 400 meter dan letaknya yang terlindung, memang cocok utuk dijadikan pangkalan kapal selam. Meski kemudian terbukti, yang transit mengisi perbekalan di pangkalan tersebut adalah Type 209.
pla_kilo_class_submarine-38553
Masih ada lagi analisa yang cukup menarik, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin melakukan kunjungan ke Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro, Selasa (23/7/2013) di Kementerrian Pertahanan, Jakarta. Tujuan kunjungan ini membicarakan beberapa hal menyangkut kerjasama teknik militer antara kedua negara, termasuk kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam. Duta besar Rusia juga menyampaikan bahwa pemerintahnya akan mengadakan pameran senjata “Rusian Arms Expo” bulan September mendatang di kota sebelah timur Moskow. Pameran itu merupakan pameran terbesar yang akan menampilkan persenjataan militer khususnya untuk Angkatan Darat. Dubes Rusia berharap Menteri Pertahanan Indonesia dapat menghadiri pameran persenjataan militer tersebut.
Yang menjadi pertanyaan dari kunjungan ini adalah soal kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam. Sejak kapan Indonesia memiliki kapal selam buatan Rusia. Yang diketahui saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam gaek yakni Type 209 Cakra dan Nanggala buatan Jerman. Jika demikian, penyediaan material dan renovasi kapal selam dari Rusia, untuk kapal selam yang mana ?
Kilo Class tipe 877
Kilo Class tipe 877
Pengiriman Kilo Class ke Cina
Pengiriman Kilo Class ke Cina
Pernyataan Dubes Rusia yang baru ini, seakan hendak memperkuat pengakuan dari Dubes Rusia untuk Indonesia yang terdahulu, Alexander A. Ivanov. Situs tempo.co edisi Rabu, 21 Desember 2011 menyampaikan hasil wawancara mereka dengan Ivanov, perihal pembelian alutsista Indonesia dari Rusia dan jaminan bebas embargo militer dari negeri beruang merah tersebut.
Kemudian ibarat ada ‘petir di siang hari bolong,’ muncul foto kapal selam jenis Kilo Class pada kalender 2012 internal TNI AL. Foto di kalender itu bukan sembarangan, pasalnya secara jelas diperlihatkan Kilo Class yang sedang melaju memecah gelombang dengan nomer identitas 412 pada menaranya. Sontak foto ini sempat membikin geger para military fanboy di Indonesia. Pasalnya 4xx adalah numbering yang dipersiapkan khusus untuk kapal selam TNI AL, dan memang dahulu pada era-60an, Indonesia memang punya kapal selam kelas Whiskey, mulai dari urutan 401 hingga 412. Dan kebetulan, 412 dahulu disematkan untuk KRI Trisula.
Ini dia, kalender 2012 TNI AL yang memuat foto Kilo Class
Ini dia, kalender 2012 TNI AL yang memuat foto Kilo Class
Dan berikut adalah foto aslinya
Dan berikut adalah foto aslinya
Nah, berdasarkan analisis dari berbagai sumber, diketahui foto di kalender tersebut amat kentara sebagai hasil rekayasa yang lumayan halus. Hal tersebut bisa dibandingkan dari foto aslinya yang kabarnya merupakan Kilo Class milik India. Meski demikian, keberadaan Kilo Class atau kapal selam buatan Rusia, memang misterius, apalagi kalau merujuk pada pernyataan Duta Besar Rusia.
Ada lagi pernyataan yang menarik dari mantan Dubes RI untuk Rusia, Hamid Awaludin dalam acara talk show “Apa Kabar Indonesia” di TVOne menjelang 5 Oktober 2013. Ia menyebutkan, proses pengadaan kapal selam dari Rusia mengalami beberapa tantangan, seperti TNI AL harus menyiapkan fasilitas dermaga kapal selam yang lebih besar, mengingat Kilo Class punya dimensi yang lebih besar ketimbang Type 209. Belum lagi penyiapan keperluan logistik dan pelatihan awak, yang kesemuanya mengakibatkan biaya membengkak. Lain halnya, dengan rencana kedatangan Changbogo Class dari Korea Selatan, dengan dimensi khas Type 209, TNI AL dipercaya tidak memerlukan modifikasi dan upgrade pada fasilitas pendukung.
Yang tak kalah menarik, dalam talk show tersebut juga dihadiri oleh Kapuspen TNI, Laksda Iskandar Sitompul. Menimpali pernyataan dari Hamid Awaludin, perwira berbintang dua ini punya pendapat yang berbeda, yakni TNI AL memang membutuhkan kapal selam dari Rusia tersebut.
Kilo Class Submarine
Kapal selam konvensional dengan mesin diesel listrik ini merupakan hasil dari program dengan kode Project 877 Paltus yang dicetuskan Tsentralnoye Konstruktorskoye Byuro (Central Design Bureau) Rubin. Kilo Class dirancang sebagai kapal selam yang mampu melaksanakan misi peperangan bawah, alias anti kapal selam (AKS) maupun peperangan atas permukaan air, atau yang dikenal dengan misi anti ship mission.
Klub loading to Kilo
Loading torpedo
Loading torpedo
Kompartemen torpedo
Kompartemen torpedo
Umumnya misi yang diemban Kilo Class adalah pertahanan pangkalan, instalasi wilayah pantai, patrol, pengintaian, hingga penyebaran ranjau (mine laying). Berdasarkan analisis dari berbagai sumber, Kilo Class adalah kapal selam yang punya tingkat kebisingan amat rendah, sehingga monster bawah laut ini punya jejak akustik yang minim, alhasil keberadaan kapal selam ini bakalan susah untuk diendus oleh sonar pasif dari kapal perusak. Jejak akustik pada kapal selam biasanya terdeteksi dari sistem propulsi. Meminimalisir jejak akustrik nampak menjadi tujuan utama dari dirancangnya Kilo Class, hal ini dibuktikan dari kecanggihan teknologi propulsi, desain lambung, dan pemakaian anehoic tiles di beberapa bagian lambung termasuk di sirip kendali depan yang dapat dilipat (foreplanes).
Bicara seputar lambung, Kilo Class mengusung sistem lambung ganda dan tersusun dari enam bagian utama, dan dibuat bersekat yang mampu menahan tekanan air. Antar kompartemen dipisahkan oleh transverse bulkheads. Sirip kendali depan diposisikan di sisi lambung bagian atas, di depan menara kapal (conning tower). Untuk dapur pacu, Kilo Class ditenagai sebuah mesin diesel listrik yang terintegrasi dengan baterai penyimpanan listrik, seperti umumnya kapal selam diesel modern. Saat melaju di permukaan, mesin diesel diaktifkan sembari mengambil ‘udara.’ Dan, saat menyelam yang menjadi tenaga adalah baterai yang menghasilkan listrik.Karena saat menyelam mengandalkan baterai, maka kapal selam diesel listrik terbilang lebih ‘silent’ ketimbang kapal selam nuklir. Untuk keadaaan darurat, ada suplai tenaga cadangan yang tersedia dari dua generator (diesel) meski dengan daya lebih randah ketimbang mesin utama. Energi dari mesin kemudian disalurkan ke baling-baling tunggal yang terdiri dari 7 bilah pada bagian belakang.
Foto rekayasa Kilo Class dengan bendera Merah Putih ini juga sempat bikin heboh
Foto rekayasa Kilo Class dengan bendera Merah Putih ini juga sempat bikin heboh
Persenjataan Si Kilo
Persenjataan utama yang bisa dibawa adalah 18 torpedo atau 24 unit ranjau laut yang dapat dilepaskan dari enam lubang peluncur torpedo kaliber 533mm. Berbeda dengan Wishkey Class yang dahulu dioperasikan TNI AL, keseluruhan lubang peluncur torpedo ada di bagian depan Yang terbilang unik, Kilo Class menjadi kapal selam diesel listrik pertama yang dilenkapi sista hanud berupa rudal permukaan ke udara jarak pendek (SHORAD), yakni dengan mengambil 8 pucuk Strela-3, varian khusus untuk AL.
Kilo Class terdiri dari dua tipe, yakni Project 877 dan Project 636. Kelas yang terakhir merupakan penyempurnaan dari Project 877. Project 636 mulai diperkenalkan pada pertengahan tahun 1980. Dibanding tipe sebelumnya, Project 636 menghadirkan sisi kenyamanan lebih pada awaknya, ditambah tingkat kebisingan di ruang kabin sudah berkurang.
kilo877_4
kilo877_5
Kilo Class Project 636 punya bobot 2.350 ton pada posisi kapal berada di permukaan laut, dan 2.126 ton (saat menyelam) dengan kecepatan maksimum 12 knot (di permukaan laut) dan 20 knot (saat menyelam). Dari sisi performa kecepatan, Kilo Class masih kalah cepat jika dibandingkan dengan kapal selam diesel listrik besutan Jerman, Type 209 yang juga digunakan oleh TNI AL.
Type 209 punya bobot 1.100 ton (di permukaan) dan 1.395 ton (saat menyelam, kapal selam ini mampu melaju pada kecepatan maksimum 11,5 knot (di permukaan) dan 22 knot (saat menyelam). Soal kemampuan menyelam, Kilo Class yang punya panjang 73,8 meter ini bisa menyelam pada kedalaman maksimum 300 meter. Untuk soal kedalaman, lagi-lagi Type 209 bisa mencapai kedalaman 320 – 500 meter. Hanya saja untuk urusan persenjataan, si Kilo nampak lebih unggul dari Type 209, ini lantaran Kilo Class dapat mengusung 18 torpedo, sementara Type 209 hanya dapat membawa 14 torpedo. Sebenarnya ini adalah hal yang lumrah, mengingat ukuran bodi Kilo Class lebih besar ketimbang Type 209. Kilo Class Project 636 berdimensi 73,8 x 9,9 x 6,6 meter, sementara Type 209 dimensinya 59,5 x 6,3 x 5,5 meter.
SHIP_SSK_Kilo_Class_Cutaway_lg
Yang perlu jadi catatan, baik kilo Class dan Type 209 terbilang produk kapal selam diesel listrik yang paling laris dipasaran. Selain menjadi andalan Satkasel (Satuan Kapal Selam) TNI AL, Type 209 dalam berbagai varian juga digunakan oleh Argentina, Brazil, Chile, Kolombia, Equador, Yunani, India, Bolivia, Turki, Afrika Selatan, dan Korea Selatan. Khusus untuk Korea Selatan , kemudian memproduksi Type 209 secara lisensi dari Jerman yang diberi label Changbogo Class, tiga unit Changbogo akan memperkuat TNI AL di tahun 2015. Kilo Class dalam berbagai varian juga cukup laris, selain tentunya digunakan Rusia, pengguna lainnya adalah Cina, India, Polandia, Rumania, Aljazair, Iran, dan Vietnam. (Sastra Wijaya)

indomiliter 

Militer Indonesia Incar Pesawat Tempur Sukhoi SU-35

Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 BM
Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 BM
JAKARTA: Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan TNI sedang mempelajari kemungkinan memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam Kilo dari Rusia.

“Saat ini kami masih mempelajari dan menghitung rencana untuk memperkuat pertahanan kita di perairan”. “Akan lebih bagus lagi jika kita bisa mendapatkan kapal selam Kilo Class, yang memiliki peluru kendali dengan jangkauan tembak yang jauh”, ujar Panglima TNI di Jakarta, Minggu. 29/12/2013.

Kapal selam jenis Kilo bisa menembak dari dalam laut dengan sasaran permukaan sejauh 400 km. Tim teknis dari Angkatan Laut akan dikirim ke Rusia untuk mempelajari tawaran kapal selam tersebut.
Selain itu, TNI juga menunggu kedatangan helikopter Apache dari Amerika Serikat. Helikopter Apache hanya digunakan oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Singapura.


TNI juga telah memesan sejumlah tank Leopard yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Dari Perancis dan Inggris, Indonesia berencana mengimpor peralatan untuk sistem pertahanan udara.

Sukhoi SU-35, Time to Rock and Roll (REUTERS/Pascal Rossigno)
Sukhoi SU-35, Time to Rock and Roll (REUTERS/Pascal Rossigno)

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, ia juga ingin TNI bisa memiliki Sukhoi SU-35, yang merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi Rusia.

Panglima TNI berharap sebagian besar alutsista yang sudah dipesan, bisa ditampilkan pada HUT TNI 5 Oktober 2014, di Surabaya – Jawa Timur. “Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan”.

antaranews.com

Terungkap, Tim Elit Intelijen AS Spesialis Penyadapan

Skandal penyadapan pihak intelijen AS terus menimbulkan kehebohan. Sejak dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA), Edward Snowden, banyak negara jadi gusar dan media massa internasional terus mengorek lebih dalam skandal itu.

Majalah Jerman, Der Spiegel, kembali mengungkap praktik penyadapan oleh NSA. Praktik itu ternyata dijalankan oleh suatu unit khusus NSA, Tailored Access Operation (TAO). Pengungkapan ini berasal dari bocoran dokumen internal NSA dan pengakuan seorang pejabatnya, yang tidak mau diungkap namanya.

Unit peretas khusus itu mampu menyadap berbagai perangkat komputer untuk mendapatkan data sekaligus melancarkan sabotase. Dilansir laman majalah Time, yang mengutip laporan Der Spiegel, unit khusus NSA ini mampu mendapatkan data yang selama ini mustahil didapat dengan cara konvesional. Dibentuk pada 1997, TAO dikabarkan telah meretas 258 target di hampir setiap negara di dunia.

Cara kerja unit ini canggih, bahkan disebut mirip dengan cara-cara yang dipakai jagoan di film, James Bond. Unit ini memanfaatkan berbagai macam kabel komputer-monitor yang khusus dibuat untuk merekam data dalam waktu nyata (real time).

TAO juga menggunakan perangkat batang data USB, yang memiliki transmitor khusus untuk mengirim data curian melalui gelombang radio. Unit ini juga mampu menyadap data di laptop dan menangkap sinyal ponsel dari jarak jauh.

Tim ini juga mencuri data dengan mengeksploitasi celah-celah keamanan di Internet dan piranti lunak di sejumlah perusahaan seperti Cisco Systems dan Huawei Technologies asal China. Bahkan muncul kabar bahwa TAO bisa menyusup ke komputer-komputer berbasis Windows dengan memanfaatkan laporan-laporan gangguan operasional dari konsumen (crash reports).

Microsoft tidak langsung menanggapi kabar sabotase dari TAO itu. Namun raksasa piranti lunak itu termasuk dari perusahaan-perusahaan teknologi AS yang menuntut pemerintah Amerika agar lebih transparan soal metode penyadapan NSA.

Der Spiegel tidak mengungkap identitas siapa yang membocorkan dokumen NSA itu. Selama ini masalah tersebut mengandalkan liputan penyadapan NSA dari Edward Snowden, yang tengah bersembunyi di Rusia. Namun salah satu penulis artikelnya adalah Laura Poitras, seorang pembuat film dokumenter yang dekat dengan Snowden.

Majalah itu mengungkapkan bahwa TAO diperkuat oleh sekumpulan peretas unggul. Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai Direktur NSA, Keith Alexander tampil di sejumlah konferensi yang dihadiri para peretas, yang rata-rata kaum muda anti kemapanan.

Di kantor, jenderal berbintang empat itu sering mengenakan seragam militer. Namun, dalam upaya merekrut para hacker, dia biasa bercelana jins dan berkaos oblong agar bisa dekat dengan mereka.

Strategi itu tampak membuahkan hasil. Unit itu berhasil merekrut para peretas sehingga TAO perlu membuka cabang di beberapa kota. Selain markas besar NSA di Fort Meade, TAO bertebaran di Wahiawa (Hawaii), Fort Gordon (Georgia), Pangkalan Angkatan Udara Buckley dekat Kota Denver (Colorado) dan San Antonio.

Bahkan TAO juga memperluas cabang di luar negeri. Menurut sebuah dokumen NSA, terdapat daftar para penghubung utama TAO berikut alamat surel (email) dan nomor telepon khusus, serta kantor penghubung di dekat Kota Frankfurt, Jerman. Lokasi persisnya berada di barak militer AS di Kota Darmstadt.

Sejumlah unit cabang TAO di AS juga mencakup target di negara-negara lain. Contohnya, kantor di San Antonio menangani penyadapan di Timur Tengah, Kuba, Venezuela, Meksiko, dan Kolombia.

Salah satu operasi terkenal dari TAO adalah proyek Stuxnet. Ini merupakan "cacing komputer" (worm) yang keberadaannya ditemukan pada Juni 2010. Virus itu proyek patungan badan intelijen AS dan Israel untuk menyabot program nuklir Iran.

Operasi ini berhasil karena membuat program nuklir Iran mundur selama bertahun-tahun setelah Stuxnet memanipulasi teknologi komputer yang digunakan di fasilitas pengolahan uranium di Kota Natanz. Sebanyak 1.000 sentrifugal di reaktor itu menjadi tidak berguna.

Unit khusus NSA ini juga memiliki tim riset khusus untuk menguji teknologi-teknologi baru yang baru dikeluarkan ke pasaran maupun yang masih diuji. Para staf di tim ini memiliki kemampuan luar biasa dalam mengoprek komputer dan membangun jaringan, mirip dengan tokoh Q dalam seri James Bond.

Aksi Global

Aksi penyadapan yang dilakukan oleh agen intelijen Amerika Serikat (NSA) ternyata dilakukan secara masif. Hal itu terungkap dari dokumen yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward J. Snowden.

Apabila dalam wawancara awal yang dilakukan Snowden dengan harian Inggris, The Guardian, pada Juni lalu, dia hanya mengungkap program NSA bertajuk PRISM yang memungkinkan NSA memantau semua aktivitas warga AS di telepon dan internet, perlahan dokumen yang dibocorkan oleh Snowden dan dimuat di media menunjukkan agen intel NSA tidak hanya menyadap komunikasi warga AS, tetapi turut mencuri dengar percakapan warga dunia.

Warga Spanyol pun yang notabene merupakan sekutu AS, ikut disadap. Harian El Mundo pada Oktober lalu menulis bahwa NSA telah memata-matai 60,5 juta nomor telepon di Spanyol periode 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013.

El Mundo mendapatkan data ini dari jurnalis yang pernah bekerja di The Guardian, Gleen Greenwald. Dia mengatakan NSA hanya melacak durasi dan riwayat lokasi serta penelepon, tanpa menyadap isi percakapan.

Puluhan juta warga Prancis pun turut menjadi sasaran sadap agen intel NSA. Dokumen yang lagi-lagi bersumber dari Snowden dan dilansir harian Le Monde, menulis sebanyak 70,3 juta telepon warga Prancis telah disadap NSA dalam waktu 30 hari, terhitung tanggal 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013. Saking kesalnya terhadap isi pemberitaan itu, Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, sampai memanggil Duta Besar AS untuk Prancis, sebagai bentuk protes.

Namun, dokumen lain yang dibocorkan oleh Snowden jauh lebih mencengangkan, karena yang dijadikan target penyadapan tidak hanya warga biasa, tetapi sampai masuk ke ranah pemimpin negara.

Laporan itu kembali dimuat di harian The Guardian, akhir Oktober lalu. Dalam laporan itu, dikutip sebuah memo rahasia yang diserahkan pria berusia 31 tahun itu. Isinya perintah bagi para pejabat senior beberapa instansi "pelanggan" seperti Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri dan Pentagon untuk memberikan nomor telepon para politisi dunia agar dimasukkan ke dalam sistem mata-mata mereka.

Dalam dokumen itu, ditulis bahwa seorang pejabat AS memberikan lebih dari 200 nomor, termasuknya di dalamnya ada 35 pemimpin dunia. Tidak disebutkan pemimpin mana saja yang disadap, namun NSA disebut langsung melakukan operasi intelijen.

Aksi semacam ini bahkan rutin dilakukan oleh NSA. Dua pemimpin yang secara terang-terangan disadap dan murka akan aksi tersebut yaitu Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Brasil, Dilma Rousseff.

Merkel mengetahui dirinya disadap setelah Majalah Der Spiegel memberitakan pada Oktober lalu, bahwa nomor ponselnya sudah masuk ke dalam daftar Layanan Kumpulan Data Khusus NSA (SCS). Bahkan, sejak satu dekade lalu. Dalam daftar itu, nomor ponsel Merkel ditandai dengan kode "Kanselir GE Merkel".

Namun, Der Spiegel tidak menyebut secara jelas apa yang disadap oleh agen NSA melalui komunikasi Merkel. Berang, Merkel pun langsung mengklarifikasi pemberitaan itu kepada Obama melalui telepon.

Hasilnya, Obama mengaku tidak tahu NSA telah menyadap komunikasi Merkel. Namun, pernyataan itu dimentahkan oleh harian Jerman, Bild am Sonntag. Di sana tertulis Obama sudah mengetahui soal operasi penyadapan sejak tiga tahun lalu, termasuk ketika dia berkunjung ke Berlin pada Juni lalu.

Sementara Rousseff kesal karena pola komunikasinya dengan dua penasihat utamanya disadap AS. Sebagai balasannya, Rousseff membatalkan kunjungan kenegaraan ke Negeri Paman Sam, yang semula dijadwalkan bulan Oktober lalu.

Menteri Luar Negeri Brasil, Luiz Alberto Figueiredo, mengaku telah meminta penjelasan tertulis soal laporan spionase tersebut. Saat itu Obama yang tengah dalam perjalanan menuju ke Rusia, mengatakan badan intel AS tidak mengintip isi surat elektronik atau mendengarkan isi pembicaraan telepon seseorang.

Kurang puas, Rousseff lantas meluapkan kemarahannya dalam forum sidang Dewan Keamanan PBB yang dihelat pada 24 September lalu. Di sana, Rousseff secara tegas menyatakan Pemerintah dan warga Brasil mengaku tidak terima dengan sikap AS yang menyadap surel pribadinya. Alasan AS yang menyebut aksi penyadapan itu untuk melindungi Brasil dari serangan teroris, sangat tak berdasar.

Indonesia Disadap

Di setiap dokumen Snowden, tertulis, bahwa agen intel NSA tidak bekerja seorang diri. Mereka turut dibantu oleh agen intelijen dari empat negara sekutunya yaitu Australia (DSD), Kanada (CSEC), Inggris (GCHQ), dan Selandia Baru (NZSIS). Dalam sandi intelijen, kelimanya dinamai "five eyes".

Aksi penyadapan yang dilakukan DSD inilah yang membuat Pemerintah Indonesia berang. Bagaimana tidak, benua yang dianggap sebagai sahabat terdekat, pada tahun 2009 silam menyadap komunikasi ponsel Nokia E90-1 Presiden SBY dan Ani Yudhoyono. Beberapa pejabat tinggi pun, tidak ikut ketinggalan disadap juga.

Semua itu dimuat koran Sydney Morning Herald (SMH) dan The Guardian dengan lagi-lagi bersumber kepada bocoran dokumen Snowden. Menanggapi pemberitaan ini, Perdana Menteri Tony Abbott, malah bersikap arogan dan tidak meminta maaf.

Walhasil, Presiden SBY semakin kesal dan langsung memberikan serangan balasan. Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, pada 18 November lalu ditarik kembali. Dua hari kemudian, Presiden SBY lantas membekukan sementara tiga bidang kerja sama dengan Negeri Kangguru. Salah satunya di bidang penanggulangan pencari suaka.

Merasa senasib dan sepenanggungan, Indonesia lantas bergabung dengan Jerman dan Brasil dalam menggolkan resolusi PBB soal anti spionase ke Majelis Umum. Di sini, Indonesia turut berperan sebagai co-sponsor. Delegasi Jerman dan Brasil telah bekerja untuk memasukkan draf ini di Majelis Umum PBB, menurut beberapa diplomat PBB kepada Reuters.

"Resolusi ini akan didukung penuh di Majelis Umum, karena tak ada yang suka NSA memata-matai mereka," kata seorang diplomat Barat di PBB yang tak mau diungkap namanya.

Walaupun resolusi itu tidak mengikat, namun memiliki bobot moral dan politik, karena bisa didukung oleh 193 negara anggota PBB. Impian itu pun segera menjadi kenyataan, karena Komite Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Selasa, 26 November 2013 meloloskan resolusi hak privasi yang diajukan sebelumnya oleh kedua negara tersebut.

Duta Besar Jerman untuk PBB, Peter Wittig mengatakan ini merupakan kali pertama sebuah badan PBB telah menunjukkan sikap terkait HAM di dunia maya. Selain itu Wittig menilai resolusi yang diloloskan kemarin, memiliki pesan politik yang penting.

Dalam resolusi itu menekankan bahwa pengawasan yang dilakukan secara semena-mena dan tak berdasarkan hukum merupakan pelanggaran berat terhadap hak privasi.(eh)

viva.co.id

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Sejumlah pilot penerbang berdiri di depan pesawat Bonanza G-36, seusai serah terima pesawat udara jenis latih di pangkalan udara Skuadron 200, Lapangan Udara TNI AL , Bandara Juanda, Surabaya,(30/12). TEMPO/Fully Syafi)

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo membuka kain penutup lambang skuadron di badan pesawat Bonanza G-36, pada saat serah terima pesawat udara jenis latih di pangkalan udara Skuadron 200, Pusat Pendidikan Penerbangan TNI AL , Bandara Juanda, Surabaya,(30/12). TEMPO/Fully Syafi)

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Seorang pilot penerbang berpose di depan pesawat Bonanza G-36, seusai serah terima pesawat udara jenis latih di pangkalan udara Skuadron 200, Bandara Juanda, Surabaya, Senin (30/12).

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Seorang pilot penerbang berdiri di atas sayap pesawat Bonanza G-36 di pangkalan udara Skuadron 200 ,Lapangan Udara TNI AL , Bandara Juanda, Surabaya, (30/12). Pesawat latih buatan Beechcraft, Wichita, Kansas, Amerika Serikat ini memiliki spesifikasi mesin tunggal, berkekuatan 300 HP, 6 silinder dan berbahan bakar avgas.

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Seorang teknisi melintas di depan pesawat Bonanza G-36 seusai serah terima pesawat udara jenis latih di pangkalan udara Skuadron 200, Bandara Juanda, Surabaya, (30/12). Pesawat tersebut berkapasitas 4 penumpang, dengan kemampuan terbang 326 km/jam dan mempunyai daya jelajah 1713 km di ketinggian maksimal 5639 meter.

Pesawat Latih Bonanza G-36 Resmi Perkuat TNI-AL
Dua pesawat Bonanza G-36 saat serah terima pesawat udara jenis latih di pangkalan udara Skuadron 200, Bandara Juanda, Surabaya, (30/12). Empat pesawat latih buatan Beechcraft, Wichita, Kansas, Amerika Serikat ini memiliki spesifikasi mesin tunggal
 

PTDI Jual 2 Pesawat Made in Bandung ke Militer Filipina

http://us.images.detik.com/content/2013/03/26/4/170149_ptdi2.jpgJakarta : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), berhasil memenangkan tender pengadaan pesawat untuk militer Filipina.

Perusahaan pelat merah yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, ini siap menjual 2 unit pesawat tipe NC212i dengan nilai US$ 18 juta atau setara 820 juta peso.

"Kita menang 2 unit NC212i di proyek Light Lift Aircraft nilai budget US$ 18 juta," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh dalam keterangan tertulisnya kepada, Senin (30/12/2013).

Tender pengadaan pesawat ini diadakan oleh Kementerian Pertahanan Filiphina untuk keperluan Angkatan Udara.

"Departemen of National Defense untuk keperluan Philippines Air Force," jelasnya.

Masa proses pengerjaan untuk 2 unit diproyeksi menelan waktu 18-20 bulan. NC212i sendiri merupakan pesawat generasi terbaru dari pesawat tipe NC212-200 atau NC212-400. Pesawat ini merupakan pesawat berukuran kecil.

Pesawat ini, bisa digunakan untuk keperluan komersial, angkut personil militer, kargo, misi khusus hingga transpotasi VIP. Untuk versi sipil penerbangan sipil, pesawat ini bisa dipasang 24 kursi penumpang.

Budiman menjelaskan, PTDI juga berencana mengikuti tender pesawat tipe medium di Kementerian Pertahanan Filiphina. PTDI siap menawarkan pesawat tipe CN235 Maritime Patrol Aircraft asli karya putra bangsa.

"Januari 2014 kita akan ikut tender berikutnya untuk 3-4 maritime patrol/military transport CN235," sebutnya.
 

Waaslog Kasal Pimpin Acara Peletakan Lunas Kapal Patroli Cepat 43 M

 
     Jakarta, 30 Desember 2013,Wakil Asisten Logistik (Waaslog) Kasal, Laksma TNI Dariyanto, SE yang didampingi Kadisadal Laksma TNI Agus Setiaji, Sekdismatal memimpin acara peletakan lunas Kapal Patroli Cepat 43 M (KPC-43) TNI Angkatan Laut di galangan kapal Jalan Raya Salira Kabupaten Serang Propinsi Banten, Selasa,( 24/12).

     Kedatangan Waaslog Kasal di sambut oleh Danlanal Banten Kolonel Laut (P) Eko Yuri Andriantoro, Dirut PT. Caputra Bapak Kris Pramono, Perwakilan PT. Rizki Abadi Bapak Joko Subroto, serta Dan Satgas Yekda DN KPC 43 M.

     Dalam sambutannya Waaslog Kasal menyampaikan bahwa Pembangunan Kapal Perang TNI Angkatan Laut jenis KPC-43 akan lebih memudahkan bagi TNI Angkatan Laut dalam proses pengadaan dan pemeliharaan Kapal TNI Angkatan Laut serta dapat memberikan alternatif solusi ketergantungan TNI Angkatan Laut kepada negara lain dalam proyek pengadaan alutsista pada masa mendatang.

     Lebih lanjut Waaslog Kasal mengharapkan  kepada PT. Rizki Abadi (PT. Caputra) yang merupakan salah satu galangan kapal nasional yang memproduksi alat pertahanan dapat memainkan peranannya yang sangat penting terhadap penyiapan alutsista TNI Angkatan Laut serta dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas kemapuan dalam memproduksi kapal perang yang berteknologi tinggi.

     Sementara itu, Dirut PT. Caputra menyampaikan bahwa pembuatan kapal perang TNI Angkatan Laut jenis KPC-43 sebagai salah satu bukti untuk memaknai nasionalisme dengan penggunaan tenaga-tenaga anak bangsa yang mampu memberikan yang terbaik untuk pembangunan kapal perang

     Acara peletakan Lunas Kapal Patroli Cepat 43 M, diawali dengan penyerahan santunan kepada anak yatim dan ditandai dengan pemotongan tumpeng dan penekanan tombol sirine oleh Waaslog Kasal dan dilanjutkan dengan pengelasan lunas kapal secara simbolis oleh Kadisadal, Sekdismatal, Danlanal Banten dan Dirut PT. Caputra serta perwakilan dari PT. Rizki Abadi dan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU pembangunan kapal.
          

TNI Akan Datangkan Alutsiata Baru


MAKASSAR : Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membenahi alat utama sistem pertahanan negara (Alutsista) pada 2014 mendatang. Helikopter tempur Apache dan kapal selam Kiloklav adalah dua alat tempur yang akan menjadi pendatang baru penjaga NKRI, tahun depan.

Sedikitnya delapan unit helikopter tempur jenis Apache akan menambah kekuatan TNI tahun depan. Helikopter yang dilengkapi dengan radar ini diperkirakan akan tiba pada pertengahan 2014 mendatang.

Selain apache, alutsista canggih yang juga akan datang ke Indonesia adalah kapal selam kiloklav buatan Rusia. Kapal selam yang juga bernama Kilo Class ini memiliki kemampuan menembakkan rudal sejauh 300 meter.

Kedua alutsista ini dianggap sebagai senjata paling canggih di kawasan negara-negara ASEAN. Helikopter Apache hanya dimiliki oleh Singapura dan Amerika Serikat.

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, kedatangan alutsista ini akan dilakukan secara bertahap ke Indonesia. Selain Apache dan Kiloklav, TNI juga akan mendapatkan sistem pertahanan udara yang baru. Rudal Mistral dari Prancis dan Starstreak buatan Inggris juga akan didatangkan.

"Kita siapkan alutsista dengan ukuran balance of power yang setara dengan negara-negara di asean," jelas Moeldoko di Markas Yonif 700/Raider, Minggu 29 Desember, kemarin.

Selain itu, untuk pertahanan darat TNI AD memastikan akan mendatangkan tank leopard ke Indonesia untuk membela pertahanan NKRI. Menurutnya, tank ini adalah tank yang memiliki kemampuan tempur terbaik di Indonesia. Kendaran-kendaraan tempur ini akan dipamerkan pada 5 Oktober 2014 mendatang.

"Pada 2013 ini memang belum kelihatan semuanya. Oktober nanti, sudah akan kelihatan. Meskipun belum datang semuanya," jelas dia.

Jenderal dengan empat bintang di pundak ini juga mengaku telah melakukan komunikasi dengan Menteri Pertahanan, Pramono Sugiantoro terkait rencana mendatangkan pertahanan udara yang terbaru. Rencananya, pesawat Sukhoi SU 35 akan memperkuat pertahanan udara di Indonesia.

"Saya sekarang sedang membayangkan pertahanan udara Sukhoi SU 30 yang selama ini kita miliki diperkuat dengan Sukhoi SU 35. Kita sudah diskusi dengan Menhan terkait rencana SU 35 ini," jelas dia.

Terkait dengan sistem keamanan cyber untuk mengantisipasi penyadapan dari negara tetangga, Moeldoko mengaku akan memperkuat sistem sumber daya manusia (SDM). Menurut dia, penyadapan sangat terkait dengan konteks teknologi. Pengembangan SDM lebih penting dari pada pembelian peralatan teknologi penyadapan.

"SDM yang memadai akan dapat menyetarakan perkembangan teknologi itu," jelas dia.

Terkait dengan remenurasi TNI, Moeldoko mengakui sudah melakukan pembicaraan dengan komisi I DPR RI. Menurutnya, renemurasi TNI juga akan dilakukan pada 2014 mendatang. Namun, jadwal penetapan remenurasi masih menunggu keputusan DPR RI.

"Kami sangat memahami kemampuan negara. Seperti apa, perekonomian menghadapi turbulensi jelang politik. Rencananya, remenurasi kita akan lakukan dengan kenaikan 20 persen secara bertahap," jelas dia.

Terkait dengan prajurit perbatasan, Moeldoko berjanji akan memperhatikan dukungan insentif mereka. Para prajurit perbatasan ini juga akan diberikan asuransi saat melakukan operasi militer di perbatasan.

Sementara itu, Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar mengatakan, kedatangan Moeldoko ke Makassar dalam rangka mengikuti reuni akbar batalion infanteri (Yonif) 700/Raider. Batalion ini adalah tempat pertama kali Moeldoko menjajaki kariernya di TNI.

"Ini hanya reuni saja. Dia (Moeldoko) juga berkesempatan meresmikan barak dan memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Makassar," jelas dia.(eka/pap)

fajar 

Sunday, 29 December 2013

Penampilan Prajurit Indonesia di Timtim

Foto: Penampilan Prajurit Indonesia di
Timtim

“Fashion Show”
Gaya Prajurit Indonesia di Timor
Timur
Operasi Seroja yang dimulai di akhir
tahun 1975 kemudian berlanjut
sampai operasi pemulihan keamanan
hingga tahun 1999, ternyata
membawa hal menarik untuk
dicermati. Cerita-cerita seru dan
unik seputar pertempuran, kisah
kemenangan gemilang, maupun
kisah gugurnya prajurit terbaik
sudah sering menjadi bahan
perbincangan. Namun di samping
cerita-cerita tersebut, ada satu hal
yang menarik untuk disimak, gaya
penampilan para prajurit.
Saat itu seringkali dijumpai para
prajurit Indonesia di lapangan
dengan kombinasi penampilan unik
dan tak lazim. Gaya berpakaian
dengan berbagai model potongan
rambut pun bervariasi. Lain dengan
saat ini, dimana potongan rambut
seorang tentara harus cepak, rapi,
dan berseragam. Jika diumpamakan,
potongan rambut mereka lebih mirip
artis-artis Indonesia yang saat itu
tengah naik daun.
Tampaknya tak terlalu berlebihan
jika model potongan rambut mereka
meniru para artis tahun 80an.
Namun, tentara-tentara yang
bertugas di Bumi Loro Sae itu tentu
memiliki alasan tersendiri tentang
gaya rambut dan penampilan
berpakaian mereka. Penempatan di
pos-pos yang jauh di pedalaman,
membuat prajurit Indonesia
melahirkan gaya tersendiri yang tak
seperti biasanya. Bagaimana tidak?
Posisi mereka yang amat jauh tentu
sangat menyulitkan untuk dropping
logistik, sehingga tidak
memungkinkan bagi mereka untuk
menjaga penampilan mereka, seperti
merapikan rambut seperti
penampilan tentara pada umumnya.
Sehingga dapat dikatakan gaya
tersebut muncul dikarenakan
keadaan. Namun lain ceritanya jika
digunakan sebagai penyamaran.
Ketika operasi Seroja belum resmi
diumumkan, berpakaian seadanya
dengan rambut gondrong merupakan
sebuah kewajiban dalam hal
penyamaran. Hal tersebut
dimaksudkan agar tidak nampak
sebagai Pasukan Resmi Tentara
Nasional Indonesia. Jadi lebih
terlihat sebagai para milisi atau
penduduk setempat, yang
kebanyakan berpenampilan gondrong
seperti itu.
JENIS PENAMPILAN PRAJURIT TNI
Jika dikelompokkan, ada 3 tampilan
khas pasukan Indonesia saat
bertugas di Timtim. Ketiga mode itu
antara lain:
Pertama : rapi dengan seragam
lengkap.
Kedua : rambut gondrong dan
berseragam lengkap.
Ketiga : rambut gondrong dengan
pakaian kombinasi.
Pertama, rapi dengan berseragam
lengkap. Biasanya, mereka adalah
pasukan yang baru datang, atau
kalau tidak, mereka akan kembali
pulang ke markas. Prajurit yang baru
saja diterjunkan, biasanya masih
membawa perlengkapan yang
lengkap serta berpotongan rapi.
Demikian juga ketika mereka akan
ditarik dari medan pertempuran.
Mereka akan berusaha serapi
mungkin, dengan potongan rapi, dan
penampilan yang bersih.
Penampilan prajurit Indonesia yang
bertugas di Timtim tahun 1975.
Perhatikan gaya rambut gondrong
prajurit di sisi paling kanan foto
Kedua, rambut gondrong dan
berseragam lengkap. Setelah
beberapa bulan penugasan di
medan, rambut seorang prajurit akan
tumbuh lebat, apalagi jika mereka
berada di dalam hutan berbulan-
bulan, dapat dipastikan rambut
tumbuh dengan lebatnya, demikian
juga kumis, jenggong, serta jambang
mereka.
Ketiga, rambut gondrong dengan
pakaian kombinasi. Jika tidak sempat
bercukur atau memotong kumis,
maka para prajurit benar-benar
berpenampilan tidak rapi. Ditambah
pakaian seragam yang tidak layak
pakai, karena belum mendapat jatah
seragam baru dari basis. Akibatnya,
banyak dari mereka yang
mengenakan baju seragam dengan
bawahan celana sipil, ataupun
sebaliknya. Jika benar-benar
kehabisan seragam, mereka hanya
mengenakan seragam sipil biasa.
Kadang pula ditemui prajurit dengan
pakaian olahraga atau dengan kaos
dengan mengenakan celana loreng.
Namun ada juga beberapa prajurit
yang masih memiliki seragam bagus.
Mereka sengaja menyimpan, atau
memakai seragam loreng hanya
dalam kesempatan tertentu.
Misalnya ketika ada kunjungan dari
petinggi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI).
GONDRONG VS GONDRONG
Para anggota milisi bersenjata
Fretilin yang mengenakan seragam
loreng TNI dengan
bersenjata lengkap
Penampilan anggota TNI yang
bervariasi, dengan rambut gondrong
dan pakaian seadanya, terkadang
membuat orang awam susah
membedakannya dengan anggota
Fretilin. Hal sebaliknya juga terjadi
pada pihak Fretilin. Kisah tersebut
seperti diungkapkan oleh Sersan
Mayor Mursihadi, seorang pensiunan
TNI dari Detasemen Kesehatan
Wilayah (Denkesyah) Korem 074
Warasratama, Surakarta.
Seperti kebanyakan anggota TNI
lainnya, Mursihadi juga berambut
gondrong. Suatu hari dirinya
mendapat tugas untuk mencari
tambahan makanan. Ia kemudian
masuk hutan sekadar mencari
dedaunan atau berburu binatang,
yang dapat diambil dagingnya. Saat
asik mencari dan berburu, tiba-tiba
muncul seseorang berpenampilan
serupa, gondrong dan menenteng
senjata.
Begitu lama Mursihadi mengamati
orang tersebut. Setelah sekian lama
ia amati, dirinya baru tersadar,
bahwa ternyata orang tersebut
bukanlah rekannya. Seseorang
dengan tampilan sama persis
tersebut merupakan anggota Fretilin,
yang diduga sedang mencari bahan
makanan juga. Dengan sigap, tak
ingin ditembak duluan, Mursihadi
kemudian berhasil menembak mati
Si Fretilin gondrong dalam kontak
tembak yang berlangsung singkat.
Tentara Pembebasan Timtim-
Fretilin
Lain halnya jika anggota Fretilin
yang berpenampilan gondrong yang
menyamar sebagai prajurit TNI. Hal
tersebut dapat berakibat fatal.
Seperti kasus penghadangan truk
yang berisi polisi yang
mengamankan Pemilihan Umum
1997 di daerah Sektor Timur. Truk
yang sedang melintasi perbukitan di
Kecamatan Quelicai, tiba-tiba
dihentikan seseorang yang
berpakaian loreng TNI. Sopir yang
terkejut langsung menginjak rem.
Mendadak orang yang disangka
teman tersebut melemparkan granat,
tepat di bagian bak truk yang berisi
pasukan serta persediaan bensin.
Akibatnya truk meledak hebat,
kobaran api segera melahap truk
seisinya. Selain truk terbakar dan
hancur sangat parah, seluruh
penumpangnya juga tewas
terpanggang. Oleh karena itu
dikemudian hari muncul anjuran,
agar tiap anggota TNI harus selalu
merapikan penampilan. Karena
perbedaan yang terlalu tipis antara
anggota Fretilin dan anggota TNI
dapat berakibat fatal.
@FN

“Fashion Show”  Gaya Prajurit Indonesia di Timor  Timur

Operasi Seroja yang dimulai di akhir tahun 1975 kemudian berlanjut sampai operasi pemulihan keamanan hingga tahun 1999, ternyata membawa hal menarik untuk dicermati. Cerita-cerita seru dan unik seputar pertempuran, kisah kemenangan gemilang, maupun kisah gugurnya prajurit terbaik sudah sering menjadi bahan perbincangan. Namun di samping cerita-cerita tersebut, ada satu hal yang menarik untuk disimak, gaya penampilan para prajurit. Saat itu seringkali dijumpai para prajurit Indonesia di lapangan dengan kombinasi penampilan unik dan tak lazim. Gaya berpakaian dengan berbagai model potongan rambut pun bervariasi. Lain dengan saat ini, dimana potongan rambut seorang tentara harus cepak, rapi, dan berseragam. Jika diumpamakan, potongan rambut mereka lebih mirip artis-artis Indonesia yang saat itu tengah naik daun.

Tampaknya tak terlalu berlebihan jika model potongan rambut mereka meniru para artis tahun 80an. Namun, tentara-tentara yang bertugas di Bumi Loro Sae itu tentu memiliki alasan tersendiri tentang gaya rambut dan penampilan berpakaian mereka. Penempatan di pos-pos yang jauh di pedalaman, membuat prajurit Indonesia melahirkan gaya tersendiri yang tak seperti biasanya. Bagaimana tidak? Posisi mereka yang amat jauh tentu sangat menyulitkan untuk dropping logistik, sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk
menjaga penampilan mereka, seperti merapikan rambut seperti penampilan tentara pada umumnya. Sehingga dapat dikatakan gaya tersebut muncul dikarenakan keadaan. Namun lain ceritanya jika digunakan sebagai penyamaran. Ketika operasi Seroja belum resmi diumumkan, berpakaian seadanya dengan rambut gondrong merupakan sebuah kewajiban dalam hal penyamaran. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak nampak sebagai Pasukan Resmi Tentara Nasional Indonesia. Jadi lebih terlihat sebagai para milisi atau penduduk setempat, yang kebanyakan berpenampilan gondrong seperti itu.
 
JENIS PENAMPILAN PRAJURIT TNI
Jika dikelompokkan, ada 3 tampilan khas pasukan Indonesia saat bertugas di Timtim. Ketiga mode itu antara lain:
Pertama : rapi dengan seragam lengkap.
Kedua : rambut gondrong dan berseragam lengkap.
Ketiga : rambut gondrong dengan pakaian kombinasi.

Pertama, rapi dengan berseragam lengkap. Biasanya, mereka adalah pasukan yang baru datang, atau
kalau tidak, mereka akan kembali pulang ke markas. Prajurit yang baru saja diterjunkan, biasanya masih membawa perlengkapan yang lengkap serta berpotongan rapi. Demikian juga ketika mereka akan ditarik dari medan pertempuran. Mereka akan berusaha serapi mungkin, dengan potongan rapi, dan penampilan yang bersih. Penampilan prajurit Indonesia yang bertugas di Timtim tahun 1975. Perhatikan gaya rambut gondrong prajurit di sisi paling kanan foto

Kedua, rambut gondrong dan berseragam lengkap. Setelah beberapa bulan penugasan di medan, rambut seorang prajurit akan tumbuh lebat, apalagi jika mereka berada di dalam hutan berbulan- bulan, dapat dipastikan rambut tumbuh dengan lebatnya, demikian juga kumis, jenggong, serta jambang mereka.

Ketiga, rambut gondrong dengan pakaian kombinasi. Jika tidak sempat bercukur atau memotong kumis, maka para prajurit benar-benar berpenampilan tidak rapi. Ditambah pakaian seragam yang tidak layak
pakai, karena belum mendapat jatah seragam baru dari basis. Akibatnya, banyak dari mereka yang mengenakan baju seragam dengan bawahan celana sipil, ataupun sebaliknya. Jika benar-benar
kehabisan seragam, mereka hanya mengenakan seragam sipil biasa. Kadang pula ditemui prajurit dengan pakaian olahraga atau dengan kaos dengan mengenakan celana loreng. Namun ada juga beberapa prajurit
yang masih memiliki seragam bagus  Mereka sengaja menyimpan, atau memakai seragam loreng hanya
dalam kesempatan tertentu. Misalnya ketika ada kunjungan dari petinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

GONDRONG VS GONDRONG
Para anggota milisi bersenjata Fretilin yang mengenakan seragam loreng TNI dengan bersenjata lengkap Penampilan anggota TNI yang bervariasi, dengan rambut gondrong dan pakaian seadanya, terkadang
membuat orang awam susah membedakannya dengan anggota Fretilin. Hal sebaliknya juga terjadi
pada pihak Fretilin. Kisah tersebut seperti diungkapkan oleh Sersan Mayor Mursihadi, seorang pensiunan TNI dari Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) Korem 074 Warasratama, Surakarta. Seperti kebanyakan anggota TNI lainnya, Mursihadi juga berambut gondrong. Suatu hari dirinya mendapat tugas untuk mencari tambahan makanan. Ia kemudian masuk hutan sekadar mencari dedaunan atau berburu binatang, yang dapat diambil dagingnya. Saat asik mencari dan berburu, tiba-tiba muncul seseorang berpenampilan serupa, gondrong dan menenteng senjata.

Begitu lama Mursihadi mengamati orang tersebut. Setelah sekian lama ia amati, dirinya baru tersadar, bahwa ternyata orang tersebut bukanlah rekannya. Seseorang dengan tampilan sama persis tersebut merupakan anggota Fretilin, yang diduga sedang mencari bahan makanan juga. Dengan sigap, tak ingin ditembak duluan, Mursihadi kemudian berhasil menembak matii Fretilin gondrong dalam kontak tembak yang berlangsung singkat. Tentara Pembebasan Timtim-Fretilin Lain halnya jika anggota Fretilin yang berpenampilan gondrong yang menyamar sebagai prajurit TNI. Hal tersebut dapat berakibat fatal. Seperti kasus penghadangan truk yang berisi polisi yang mengamankan Pemilihan Umum 1997 di daerah Sektor Timur. Truk yang sedang melintasi perbukitan di Kecamatan Quelicai, tiba-tiba dihentikan seseorang yang berpakaian loreng TNI. Sopir yang terkejut langsung menginjak rem. Mendadak orang yang disangka teman tersebut melemparkan granat, tepat di bagian bak truk yang berisi pasukan serta persediaan bensin. Akibatnya truk meledak hebat,
kobaran api segera melahap truk seisinya. Selain truk terbakar dan hancur sangat parah, seluruh penumpangnya juga tewas terpanggang. Oleh karena itu dikemudian hari muncul anjuran, agar tiap anggota TNI harus selalu merapikan penampilan. Karena perbedaan yang terlalu tipis antara anggota Fretilin dan anggota TNI dapat berakibat fatal.

TNI jajaki beli kapal selam Kilo Class Rusia


Foto: Minggu, 29 Desember 2013
18.30

TNI jajaki beli kapal
selam Kilo Class Rusia

MAKASSAR (MI) : Panglima TNI
Jenderal TNI Moeldoko,
menyatakan pihaknya sedang
menjajaki kemungkinan
penambahan armada kapal
selam jenis Kilo Class asal Rusia
demi memperkuat pertahanan
perairan Indonesia.

"Saat ini masih dalam
penjajakan dan sedang
dikalkulasi.Jika kapal selam kilo
class ini bisa kita datangkan
maka tentu luar biasa. Kapal
selam ini memiliki kemampuan
dalam menembak sudal yang
sangat jauh," jelasnya di
Makassar, Minggu.
Kapal selam buatan Rusia ini
kabarnya memiliki keunggulan
pada teknologi peluru
kendalinya. Kapal selam dengan
nama Kiloklav ini mampu
menembak hingga 300-400 km
dari subsurface hingga surface.
Selain kapal selam dari Rusia,
TNI juga akan mendatangkan
tiga kapal selam dari Korea
Selatan. Kehadiran tiga kapal
selam itu akan melengkapi
kapal selam yang ada
sebelumnya.

Saat ini Indonesia dikabarkan
hanya memiliki dua kapal selam,
salah satunya berasal dari
Jerman dengan tipe 209 class.
Sementara yang lainnya juga
berasal dari Korea dengan tipe
hampir serupa dengan 209
class. Kapal selam tersebut telah
mengalami modify combat
management system sehingga
memiliki daya pukul yang lebih
kuat.

Bukan itu saja, TNI juga masih
menunggu kedatangan heli
Apache dari Amerika. Heli jenis
ini dikatakan hanya dimiliki
beberpa negara termasuk
Amerika dan Singapura. Selain
itu adapula tank Leopard yang
dinilai masih salah satu yang
terbaik. Indonesia juga
berencana mendatangkan
peralatan penangkal serangan
udara yang berasal dari Prancis
dan Inggris.
Jenderal TNI Moeldoko juga
memiliki keinginan tidak hanya
mempunyai pesawat tempur
sukhoi 30 namun jenis terbaru
35. Menurut dia, untuk
beberapa peralatan tempur
sebagian besar diantaranya
diperkirakan sudah bisa di
saksikan masyarakat pada acara
di Surabaya, 5 Oktober 2014. Ini
juga menjadi pesan bahwa
Presiden telah melakukan
langkah progresif terhadap
sistem pertahanan Indonesia.

(RAw/Sumber : REPUBLIKA)

MAKASSAR : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, menyatakan pihaknya sedang menjajaki kemungkinan penambahan armada kapal selam jenis Kilo Class asal Rusia demi memperkuat pertahanan perairan Indonesia.

"Saat ini masih dalam penjajakan dan sedang dikalkulasi.Jika kapal selam kilo class ini bisa kita datangkan
maka tentu luar biasa. Kapal selam ini memiliki kemampuan dalam menembak sudal yang sangat jauh," jelasnya di Makassar, Minggu. Kapal selam buatan Rusia ini kabarnya memiliki keunggulan pada teknologi peluru kendalinya. Kapal selam dengan nama Kiloklav ini mampu menembak hingga 300-400 km dari subsurface hingga surface. Selain kapal selam dari Rusia, TNI juga akan mendatangkan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Kehadiran tiga kapal selam itu akan melengkapi kapal selam yang ada sebelumnya.

Saat ini Indonesia dikabarkan hanya memiliki dua kapal selam, salah satunya berasal dari Jerman dengan tipe 209 class. Sementara yang lainnya juga berasal dari Korea dengan tipe hampir serupa dengan 209 class. Kapal selam tersebut telah mengalami modify combat management system sehingga memiliki daya pukul yang lebih kuat.

Bukan itu saja, TNI juga masih menunggu kedatangan heli Apache dari Amerika. Heli jenis ini dikatakan hanya dimiliki beberpa negara termasuk Amerika dan Singapura. Selain itu adapula tank Leopard yang dinilai masih salah satu yang terbaik. Indonesia juga berencana mendatangkan peralatan penangkal serangan udara yang berasal dari Prancis dan Inggris. Jenderal TNI Moeldoko juga memiliki keinginan tidak hanya mempunyai pesawat tempur sukhoi 30 namun jenis terbaru 35. Menurut dia, untuk beberapa peralatan tempur sebagian besar diantaranya diperkirakan sudah bisa di saksikan masyarakat pada acara di Surabaya, 5 Oktober 2014. Ini juga menjadi pesan bahwa Presiden telah melakukan langkah progresif terhadap sistem pertahanan Indonesia.

  REPUBLIKA

Pasukan Perbatasan Papua Siaga dan Waspadai OPM


Foto: Pasukan Perbatasan Papua Siaga
dan Waspadai OPM

ADMIN AMELIA 

Puluhan foto petinggi Organisasi
Papua Merdeka (OPM) disebarkan
ke prajurit yang akan bertugas di
perbatasan Papua dan Papua
Nugini. Tujuannya agar mereka bisa
mengenal siapa saja yang patut
untuk diwaspadai pada saat mereka
bertugas di wilayah tersebut.
"Walaupun kerawanannya sudah
menurun, namun kita harus tetap
siaga," kata Panglima Komando
Daerah Militer (Pangdam), Mayor
Jenderal Dicky Wainal Usman, di
sela-sela penyiapan Satuan Petugas
Pengamanan Indonesia-Papua
Nugini, di Markas Komando Batalyon
Infanteri 623/Bhakti Wira Utama,
Sungai Ulin, Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan, Jumat (27/12).
Kodam Mulawarman menyiapkan 650
personel untuk mengamankan
perbatasan Indonesia dan Papua
Nugini selama sembilan bulan.


Mereka akan mulai bertugas pada
akhir Februari 2014 mendatang.
Sebelum diberangkatkan ke Papua,
para personel yang berasal dari
Yonif 623/BWU dan Yonif 600/Raider
itu harus melakukan latihan
pratugas selama tiga minggu.


Pratugas ini difokuskan pada
persiapan tempur dan teori
penyergapan. Selain itu, mereka juga
dibekali keahlian bersosialisasi
untuk melakukan pendekatan
terhadap masyarakat setempat.


Selain persoalan OPM, Pangdam juga
menekankan bahaya serangan
malaria. Dia meminta petugas medis
menyiapkan segala keperluan agar
sebelum menginjak Papua para
prajurit sudah dibekali imunitas
tinggi terhadap malaria. "Malaria
menjadi tantangan bagi kalian.
Kalau terkena itu, kita tak bisa
bekerja. Apalagi terkena malaria
tropika," katanya.

Selain malaria, Dicky juga meminta
prajuritnya menjaga perilaku terkait
tinggi kasus HIV/AIDS di Papua.
"Penyakit sipilis pun harus kalian
waspadai," ujarnya.

Personel akan dihadapkan pada
kondisi alam Papua yang ekstrem.
Perjalanan dari Kalimantan ke Papua
pun membutuhkan waktu hingga
satu bulan. Dimulai dengan
menggunakan kapal dari Pontianak
ke Papua yang menghabiskan waktu
tiga minggu, dilanjutkan dengan
perjalanan darat sekitar 75
kilometer.

Belum sampai di situ, para prajurit
pun harus melanjutkan perjalanan
dengan pesawat angkut dan
kemudian berpindah ke helikopter.
Turun dari helikopter, mereka masih
harus melakukan perjalanan selama
sehari dengan rute menanjak
sebelum akhirnya tiba di daerah
perbatasan.

Fokus di Jayapura

Komandan Yonif 623/BWU, Mayor
Singgih Pambudi Arinto, mengatakan
pengamanan di perbatasan RI-Papua
Nugini akan difokuskan di sektor
Jayapura dan Keerom. Singgih
menambahkan para prajurit juga
akan membantu petugas imigrasi
dan bea cukai, selain menjaga
perbatasan. ( KJ)g

Puluhan foto petinggi Organisasi  Papua Merdeka (OPM) disebarkan ke prajurit yang akan bertugas di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Tujuannya agar mereka bisa mengenal siapa saja yang patut untuk diwaspadai pada saat mereka bertugas di wilayah tersebut. "Walaupun kerawanannya sudah menurun, namun kita harus tetap siaga," kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam), Mayor Jenderal Dicky Wainal Usman, di sela-sela penyiapan Satuan Petugas Pengamanan Indonesia-Papua Nugini, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (27/12). Kodam Mulawarman menyiapkan 650 personel untuk mengamankan perbatasan Indonesia dan Papua Nugini selama sembilan bulan.


Mereka akan mulai bertugas pada akhir Februari 2014 mendatang. Sebelum diberangkatkan ke Papua, para personel yang berasal dari Yonif 623/BWU dan Yonif 600/Raider itu harus melakukan latihan pratugas selama tiga minggu.


Pratugas ini difokuskan pada persiapan tempur dan teori penyergapan. Selain itu, mereka juga dibekali keahlian bersosialisasi untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat setempat.


Selain persoalan OPM, Pangdam juga menekankan bahaya serangan malaria. Dia meminta petugas medis menyiapkan segala keperluan agar sebelum menginjak Papua para prajurit sudah dibekali imunitas tinggi terhadap malaria. "Malaria menjadi tantangan bagi kalian. Kalau terkena itu, kita tak bisa bekerja. Apalagi terkena malaria tropika," katanya.

Selain malaria, Dicky juga meminta prajuritnya menjaga perilaku terkait tinggi kasus HIV/AIDS di Papua. "Penyakit sipilis pun harus kalian waspadai," ujarnya.

Personel akan dihadapkan pada kondisi alam Papua yang ekstrem. Perjalanan dari Kalimantan ke Papua pun membutuhkan waktu hingga satu bulan. Dimulai dengan menggunakan kapal dari Pontianak ke Papua yang menghabiskan waktu tiga minggu, dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 75 kilometer.

Belum sampai di situ, para prajurit pun harus melanjutkan perjalanan dengan pesawat angkut dan
kemudian berpindah ke helikopter. Turun dari helikopter, mereka masih harus melakukan perjalanan selama
sehari dengan rute menanjak sebelum akhirnya tiba di daerah perbatasan.

Fokus di Jayapura

Komandan Yonif 623/BWU, Mayor Singgih Pambudi Arinto, mengatakan pengamanan di perbatasan RI-Papua Nugini akan difokuskan di sektor Jayapura dan Keerom. Singgih menambahkan para prajurit juga
akan membantu petugas imigrasi dan bea cukai, selain menjaga perbatasan. ( KJ)g

ALUTSISTA KODAM BAKAL DIPERKUAT

Foto: ALUTSISTA KODAM BAKAL DIPERKUAT


AMBON (IMD) : Guna
meningkatkan
pengamanan
dan menjaga daerah NKRI
khususnya di wilayah Kodam XVI/Pattimura,
dalam waktu dekat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ada akan diperkuat dan
ditingkatkan.

Peningkatan
ini terutama pada aspek
transportasi laut
mengingat wilayah Kodam XVI Pattimura
merupakan wilayah kepulauan.

“Memang kita sedang menyusun renstra anggaran TNI AD tahun 2015 sampai 2019 untuk memperkuat
pengamanan
di daerah NKRI demi pertumbuhan
ekonomi bangsa. Maka
wilayah Maluku ini juga menjadi perhatian kita
dalam memperkuat
alutsistanya,” tutur Kepala Staf Angkatan
Darat (Kasad) Letjen TNI Budiman di
Makodam XVI/
Pattimura, Kamis (26/12).

Dikatakan,
peningkatakn
alutsista di wilayah Kodam XVI/Pattimura akan difokuskan pada sarana
transportasi laut.
”Peningkatan alutsista ini sudah pasti. Untuk Maluku kita akan
menambahkan armada kapal laut yang lebih
representatif karena kondisi laut di Maluku
yang sedemikian rupa,” tukasnya.

Menurut dia, kapal yang
akan diberikan kepada Kodam XVI/Pattimura
sebanyak 3 unit dengan kapasitas muat 40 prajurit. Sedangkan
untuk tingkat Kodim,tambah Budiman,pihaknya mepersiapkan
kapal dengan kapasitas 20 personil. ”Kapal
tersebut masih
dikerjakan dan bila tidak ada hambatan April 2014 sudah
selesai,” ungkapnya.

Selain armada, tambah dia, peralatan alutsista lain juga akan
diperhatikan demi peningkatan
pengamanan
dan menjaga daerah ini.
”Nanti kita lihat apa yang ada di Kodam XVI/
Pattimura. 
Dengan langkah ini diharapkan
peran TNI di daerah ini akan lebih baik,”
kuncinya.

#Cx

Sumber : Ambonekspres

AMBON  : Guna  meningkatkan  pengamanan  dan menjaga daerah NKRI khususnya di wilayah Kodam XVI/Pattimura, dalam waktu dekat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ada akan diperkuat dan
ditingkatkan.

Peningkatan ini terutama pada aspek transportasi laut mengingat wilayah Kodam XVI Pattimura merupakan wilayah kepulauan.

“Memang kita sedang menyusun renstra anggaran TNI AD tahun 2015 sampai 2019 untuk memperkuat pengamanan di daerah NKRI demi pertumbuhan ekonomi bangsa. Maka wilayah Maluku ini juga menjadi perhatian kita dalam memperkuat alutsistanya,” tutur Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Letjen TNI Budiman di Makodam XVI/ Pattimura, Kamis (26/12).

Dikatakan, peningkatakn alutsista di wilayah Kodam XVI/Pattimura akan difokuskan pada sarana
transportasi laut. ”Peningkatan alutsista ini sudah pasti. Untuk Maluku kita akan menambahkan armada kapal laut yang lebih representatif karena kondisi laut di Maluku yang sedemikian rupa,” tukasnya.

Menurut dia, kapal yang akan diberikan kepada Kodam XVI/Pattimura sebanyak 3 unit dengan kapasitas muat 40 prajurit. Sedangkan untuk tingkat Kodim,tambah Budiman,pihaknya mepersiapkan kapal dengan kapasitas 20 personil. ”Kapal tersebut masih dikerjakan dan bila tidak ada hambatan April 2014 sudah
selesai,” ungkapnya.

Selain armada, tambah dia, peralatan alutsista lain juga akan diperhatikan demi peningkatan pengamanan dan menjaga daerah ini. ”Nanti kita lihat apa yang ada di Kodam XVI/ Pattimura.  Dengan langkah ini diharapkan peran TNI di daerah ini akan lebih baik,” kuncinya.

 Ambonekspres

Memandang Matahari Kilo 2014


Di penghujung tahun 2013 banyak hal yang bisa kita renungkan tentang analisis pertahanan dan perkuatan alutsista TNI. Gambaran hits nya kira-kira begini : Lagu “Leopard Dua” yang selama beberapa bulan menjadi hits di tangga lagu-lagu alutsista yang di pesan dan datang.  Maka di awal Desember yang basah ini “Leopard Dua” ditaklukkan oleh lagu “Kilo Membahana” yang menjadi puncak histeria dari penantian yang ditunggu-tunggu untuk memperkuat  alutsista strategis bawah air laut Indonesia.
Main Battle Tank Leopard tinggal menunggu kedatangan gelombang demi gelombang dan itu ada di tahun 2014 yang selangkah lagi di depan mata.  Sedangkan untuk kapal selam Kilo masih harus melalui tahapan demi tahapan sampai menuju sign kontrak. Dan itu diperkirakan terjadi di tahun 2014.  Tetapi mengapa khusus untuk keputusaan membeli sejumlah kapal selam Kilo dari Rusia begitu menggemparkan forum militer tanah air dan forum militer jiran, tak lain karena daya getar dan gentarnya yang mengancam seluruh kapal perang berjenis kelamin apapun di kawasan ini.
Keputusan membeli sejumlah kapal selam Kilo dari Rusia merupakan langkah yang dipuji dan disanjung banget. Ini adalah keputusan paling cemerlang ditinjau dari segala dimensi. Misalnya dari dimensi kesetaraan alutsista strategis kita sudah mampu mensejajarkan diri dengan negara jiran seperti Vietnam, Singapura dan Australia.  Dari dimensi perspektif dengan dinamika perkembangan klaim Laut Cina Selatan, Ambalat dan perkuatan militer di Cocos dan Christmas, pengadaan kapal selam “Herder” ini tepat guna dan tepat arah.
Lalu bagaimana dengan kapal selam Changbogo yang saat ini sedang dibuat di Korsel.  Ya jalan terus dong. Proyek Changbogo sesuai rencana membuat 3 kapal selam dimana kapal selam ketiga akan dibuat di PT PAL Surabaya tahun 2017.  Sementara itu sedang berjalan, kita juga masih sangat perlu untuk membuat program paralelisasi pengadaan kapal selam. Sebagaimana yang pernah diulas dalam tiga artikel terdahulu bahwa disamping proyek Changbogo kita berpendapat masih perlu perkuatan kapal selam dari kelas Herder.  Akhirnya sebagaimana analisis dan prediksi kita kala itu, Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan mengambil keputusan untuk membeli kapal selam Kilo dari Rusia.  Plong sudah.
Jika proyek Changbogo berjalan ramai lancar, tidak padat merayap atau macet total sebagaimana proyek jet tempur KFX/IFX, maka mulai tahun 2016 kita sudah mendapat 1 kapal selam baru.  Dengan asumsi itu maka tahun 2018 sudah ada 3 kapal selam Changbogo dimana kapal selam ketiga dibuat oleh tenaga ahli Indonesia dibawah supervisi Korsel. Program alih teknologi ini diharapkan akan menghasilkan kapal selam buatan dalam negeri seutuhnya mulai tahun 2020 mendatang.
Nah, dengan tambahan 3 Changbogo itu kekuatan kapal selam kita menjadi 5 unit tetapi tentu daya gempur  2 “Cakra Class” di tahun 2018 sudah tak sepadan lagi.  Oleh sebab itu pengadaan Kilo yang berkemampuan meluncurkan peluru kendali dari bawah laut dengan jarak tembak 300 km merupakan keputusan bersejarah. Kelak akan dicatat oleh generasi penerus sebagai langkah monumental dan mampu mewibawakan postur militer dan diplomatik Indonesia di kawasan regional.  Kehadiran kapal selam Kilo disamping mengejar target kuantitas kebutuhan kapal perang bawah air juga untuk menggapai kualitas setara teknologi kapal selam yang dimiliki TNI AL.
Memang sudah selayaknya Indonesia memperkuat alutsista strategis di perairan yang luasnya merupakan dua pertiga dari luas NKRI.  Dengan beberapa ALKI strategis sebagai pintu masuk kapal dagang dan kapal perang negara lain maka pintu-pintu itu harus dijaga.  Dengan kekuatan minimal 12 kapal selam pada tahun 2020 yang diprediksi demam tinggi terjadi di Laut Cina Selatan maka kekuatan armada kapal selam itu diniscayakan mampu memperkuat barikade pertahanan Indonesia.
Kita sangat berharap Kementerian Pertahanan bisa mendapatkan minimal 6 kapal selam Kilo seluruhnya atau kombinasi 4 Kilo dan 2 Amur atau sebaliknya meski tidak seluruhnya baru.  Sejumlah tim teknis Kemhan dan TNI AL yang akan berangkat bulan Januari 2014 ke Rusia untuk melihat dan mengkaji barang yang ditawarkan Rusia itu diyakini diberangkatkan dengan doa dan harapan yang menggebu.  Oleh karena itu penting untuk disampaikan bahwa tim itu membawa misi kebanggaan nilai.  Jangan sampai nilai kebanggaan itu yang sudah didambakan dan digadang-gadang selama hampir 8 tahun berubah menjadi skeptis.
Proyek Kilo akan menjadi ujian kesungguhan dan ebtanas pemerintahan SBY khususnya mengenai perkuatan alutsista TNI.  Kita meyakini bahwa dalam tiga bulan ke depan sudah ada kontrak pengadaan sejumlah kapal selam tangguh itu sehingga tahun 2015 dan seterusnya kita akan menyaksikan barangnya satu persatu berdatangan di perairan Indonesia.  Jika ini terwujud nyata maka sudah selayaknya kita menyematkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Presiden SBY dan menganugerahinya sebagai “Bapak Modernisasi Militer Indonesia”.  Bagaimana ?
****