Jakarta :
Suasana mencekam menyelimuti rumah kontrakan di Jalan KH Dewantoro Gang
H Hasan RT 04/07 Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan pada Selasa
31 Desember 2013. Malam pergantian tahun itu, tim Densus 88 Polri
menggerebek tempat tersebut untuk memburu terduga teroris.
Penggerebekan
dimulai pukul 07.00 WIB. Sejumlah polisi berpakaian preman menyambangi
rumah itu untuk mencari seorang bernama Dayat Hidayat. Pria yang juga
kerap dipanggil Daeng itu sempat menantang polisi dan berusaha melarikan
diri menggunakan sepeda motor Honda jenis Supra Fit.
Namun
nahas, dia tewas setelah mendapat "kado" timah panas dari petugas. Usai
jenazahnya dipindahkan ke tepi jalan, tim pun merangsek ke rumah
kontrakan milik Rahmat itu.
Proses
penyampaian kado pun berlangsung dramatis. 5 Terduga teroris Ciputat
bertahan dan melawan. Suara adu peluru menderu. Beberapa ledakan cukup
keras juga mewarnai rentetan tembakan. Rumah dengan jarak 200 meter dari
kontrakan itu pun bergetar.
Setelah
sekitar 10 jam lamanya mempertahankan diri, perlawanan para terduga
teroris di Ciputat itu akhirnya selesai. Mereka dilumpuhkan. Kelimanya
tewas bersimbah darah dalam satu ruangan depan. Dengan begitu, seluruh
yang tewas dalam penggerebekan ini menjadi 6 orang.
Mereka
adalah Daeng alias Dayat Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias
Tomo, Rizal alias Teguh alis Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril.
Keenam
jenazah terduga teroris itu pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat
Jati, Jakarta Timur. Kepala Tim Disaster Victim Identification (DVI)
Polri, Kombes Polisi Anton Castelan menyatakan, sejauh ini Tim Inafis
baru bekerja memeriksa sidik jari dan odontologi (gigi geligi) 6 jenazah
terduga teroris teroris tersebut.
"Tim otopsi belum bekerja, jadi mungkin baru besok (selesai). Tapi (hasilnya) belum," ujar Anton.
Barang Sitaan di "Sarang Teroris"
Tak
hanya menewaskan 6 terduga teroris, dalam penggerebekan itu, polisi
juga menemukan beberapa dokumen yang diduga merupakan rangkaian kegiatan
mereka. Dalam dokumen itu, terdapat nama-nama vihara di Jakarta yang
diduga bakal menjadi target ancaman teroris.
"Ada
sekitar lebih dari 20-30 lokasi. Itu dalam bentuk print out dari
komputer. Di situ adalah vihara yang kami duga akan menjadi target
mereka," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol
Boy Rafli Amar di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu 1 Januari 2014.
Polisi
menduga ada keterkaitan para terduga teroris dengan ancaman bom yang
terjadi di Vihara Ekayana, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, beberapa waktu
lalu.
Selain
itu, kelompok yang disebut terkait jaringan Abu Roban ini juga diduga
terlibat dalam kasus penembakan 2 polisi di Pondok Aren, Tangsel.
Dari
"sarang" teroris tersebut, polisi juga menyita uang Rp 200 juta yang
diduga didapatkan dari pencurian emas di Tambora dan perampokan beberapa
bank beberapa waktu lalu. Uang itu terdiri dari beberapa pecahan.
"Terdiri dari pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang kalau di-estimasi sementara ada Rp 200 juta," ungkap Boy.
Barang
"berharga" lainnya yang diamankan berupa 1 revolver, 5 pistol. Dari 5
pistol itu diantaranya ada 3 rakitan dan 2 pabrikan. Selain itu, 34
butir peluru berukuran 9 milimeter juga disita.
"Kita
juga temukan 34 butir peluru 9 milimeter. Diduga sementara
peluru-peluru itu merupakan amunisi dari senjata api yang juga
diamankan," jelas Boy.
Kuli Bangunan Dikenal Ramah
Warga
sekitar mengaku kaget dengan adanya penggerebekan kontrakan terduga
teroris tersebut. Karena selama ini, mereka dikenal ramah dengan para
tetangga.
Sartika
(49) salah satu tetangga mengaku pernah bertemu dengan Dayat dan sempat
berbincang. "Saya pernah ketemu sekali. Orangnya baik, ramah," kata
Sartika saat ditemui di sekitar lokasi penggerebekan, Rabu (1/1/2014).
Hal
yang sama dirasakan warga lainnya Wawan. Menurutnya, tak ada yang aneh
dengan terduga teroris yang baru setahun tinggal di kampung tersebut.
Mereka tetap beraktivitas seperti warga pada umumnya. Hanya sedikit
mengambil jarak, terkesan tertutup.
"Kalau aktivitas sih biasa. Cuma nggak terlalu terbuka. Ala kadarnya saja gitu," kata Wawan.
Mengenai mata pencaharian, mereka mengaku bekerja sebagai kuli. "Kalau ditanya warga sih bilangnya kuli bangunan," ungkap Wawan.
Semoga
penggerebekan ini menjadi titik terang bagi Polri untuk membekuk dan
membasmi jaringan terorisme di Indonesia. Tanah Air lekas damai dan jauh
dari ancaman pihak yang tak bertanggung jawab.(Ali)
liputan6