Roll
out MBT Leopard Republik Indonesia yang dihadiri High Level Commitee
Delegation telah diselenggarakan di fasilitas Rheinmetall GmbH di
Unterlüß Jerman pada 23 Juni 2014 baru lalu. Pada acara tersebut diserah
terimakan kunci simbolis dari pihak Rheinmetall GmbH, kepada Wakil
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin, sebagai tanda
resminya Indonesia memiliki Tank terbaik kelas dunia. Menurut rencana
Tank Leopard dan marder akan mulai dikirim secara bertahap pada akhir
bulan Juni tahun ini.
Pada
acara yang digelar secara apik oleh Rheinmetall tersebut,
dikumandangkan Lagu Indonesia Raya yang menggema memenuhi seluruh
ruangan, beberapa saat setelah lagu Kebangsaan Jerman dinyanyikan. Di
atas panggung, Bendera Merah Putih berdiri sejajar dengan Bendera
Jerman.
Di
hadapan hadirin, tepat di belakang panggung, nampak siluet konstruksi
kokoh yang ditutupi tirai tinggi. Tepat setelah kunci simbolis di serah
terimakan, secara mengejutkan tirai terbuka disertai pancaran lampu yang
datang dari segala penjuru mengarah pada MBT Leopard dan IFV Marder. Pada bagian atapnya sudah dipasangi bendera Merah Putih.
Sebelum
hadirin menyelesaikan aplausnya, beberapa detik kemudian meraunglah
mesin berkekuatan 1500 horse power milik MBT Leopard dan Marder,
kemudian Tank tersebut melesat keluar meninggalkan hall.
MBT
Leopard 2A4+ yang gagah di dampingi Marder yang cantik, kemudian
menunjukan kemampuan manuvernya secara singkat di hadapan hadirin. Pada dynamic display,
yang masing-masing dikomandani oleh seorang perwira Kavaleri TNI
Angkatan Darat tersebut, nampak bendera Merah Putih berkibar-kibar
dengan menawan.
Perwira
Kavaleri yang bertindak selaku Komandan Kendaraan MBT Leopard tersebut,
menyatakan saat itu adalah saat yang paling ditunggu-tunggu selama ia
bertugas di Jerman. Yaitu mengomandani manuver pertama MBT Leopard yang
secara resmi telah menjadi milik TNI dengan Bendera Merah Putih
berkibar-kibar di Jerman adalah suatu kebanggan teersendiri.
Dari
penuturannya pula diketahui untuk mendapatkan kain Merah Putih selebar
45x30 cm adalah suatu hal yang tidak mudah. Berbeda halnya bila kondisi
itu dialami ketika berada di kampung halamannya sendiri. Ketika ditanya
dari mana ia mendapatkan bendera itu, dengan nada haru dia menjawab
bahwa kain untuk bendera itu dibeli oleh seorang wanita Jerman, dari
sebuah toko di kota yang jauhnya 84 kilometer, kemudian dijahitnya
menjadi bendera. Wanita Jerman tersebut bernama Elfi Behling seorang
petugas medis, istri dari Pierre Behling sahabat baiknya selama dia
bertugas di Jerman.
“
Mas, saya berharap bendera tersebut tetap terpasang, menemani Leopard
mengarungi lautan, menempuh jarak yang jauh menuju rumahnya yang baru di
Indonesia...Salam hangat dari Unterlüß Jerman.” demikian kata Perwira
Kavaleri tersebut mengakhiri penuturannya.