Pages

Tuesday, 1 July 2014

Cerita dan Fakta Pembuatan Jet Tempur Made in Indonesia


http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/ifxkfxtwinsyster_130416_bs.jpg
Jakarta - Indonesia tengah menuju kepada sistem kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista). Caranya alat pertahanan dan keamanan canggih pun terus dikembangkan dan diproduksi oleh insinyur Indonesia.

Alutsista karya anak bangsa yang sedang dikembangkan, antara lain adalah jet tempur canggih. Program tersebut diberi nama Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) karena untuk pengembangan Indonesia menggandeng Korea Selatan.

Para insinyur Indonesia dan Korsel pun saat ini tengah bekerja keras merancang model, melakukan pengujian hingga bisa melahirkan purwarupa alias prototype jet tempur di negeri ginseng pada tahun 2020.

Pengembangan yang dimulai sejak tahun 2010 tersebut, memiliki fakta dan cerita menarik tentang masa depan pengembangan jet tempur asli karya pribumi seperti program IFX disebut-sebut menempatkan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mulai mengembangkan jet tempur secara mandiri.

Apa fakta-fakta menarik lainnya tentang pengembangan jet tempur generasi 4.5 tersebut? Berikut hasil penelusuran detikFinance, Senin (30/6/2014).

Sempat Muncul Rumor Pembatalan

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/103739_kantorpusatptdibandung.jpg
Program pengembangan KFX/IFX sempat diisukan dihentikan. Penghentian ini dikarenakan terjadi pergantian pemerintahan di negeri K-Pop tersebut. Pengembangan pesawat di atas F-16 tersebut akhirnya dilanjutkan kembali pada tahun 2013.

Untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.

Diproduksi 150 Unit Mulai 2022

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/103757_ifxkfxtwinsyster_130416_bs.jpg
Prototype jet IFX/KFX akan diluncurkan pada tahun 2020 di Korea Selatan. Selanjutnya 2 tahun berikutnya atau tahun 2022, IFX untuk versi TNI akan diproduksi secara massal di Indonesia. Produksi pesawat dilakukan setelah melalui penyesuaian rancangan pesawat yang sesuai dengan kebutuhan TNI dan kondisi geografis Indonesia.

"Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso kepada detikFinance beberapa waktu lalu.

Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). IFX sendiri akan diproduksi pada fasilitas kedirgantaraan milik PT Dirgatara Indonesia (Persero) di Bandung Jawa Barat.

Ajang Pembuktian Insinyur RI

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/kondisiperakitanpesawat.jpg
Insinyur atau tenaga ahli kedirgantaraan Indonesia saat ini tengah merancang program pengembangan jet tempur canggih bernama Indonesia Fighter Xperiment (IFX). Pesawat IFX merupakan jet tempur canggih generasi 4.5 dan memiliki teknologi di atas F16. Untuk pengembangan jet tempur versi lokal tersebut, insinyur Indonesia dinilai memiliki kemampuan yang mumpuni.
"SDM kita diakui cukup baik dan punya kemampuan bahkan untuk beberapa (insinyur) di atas mereka jadi kalau masalah SDM kita cukup unggul," kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim saat berbincang kepada detikFinance.

Kemampuan insinyur Indonesia telah teruji. Program pengembangan pesawat seperti CN 235, N 250, N 2130 menjadi pembuktian para ahli pesawat Indonesia. Bahkan para insinyur RI saat ini bertebaran di perusahaan pesawat dunia seperti Boeing, Airbus hingga Embraer.

"Waktu kita bikin N250 diketawain terus rancang N2130 semua ketawain, termasuk dari luar negeri ketawain kita. Sekarang terbukti, pesawat sejenis banyak dipakai di Indonesia (ATR hingga Boeing 737)," jelasnya.

Tetap Berjalan Meski Pemerintah Berganti

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/103849_prakowikoper.jpg
Pada 9 Juli nanti akan ditentukan presiden baru Indonesia untuk periode 2014-2019. Lantas bagaimana nasib program strategis nasional yang bersifat jangka panjang, seperti pengembangan jet tempur canggih bernama Indonesia Fighter Xperiment (IFX)? 

Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (persero) Budiman Saleh menjelaskan pengembangan proyek pesawat tempur KFX/IFX akan terus berlanjut, meski presiden di Indonesia maupun di Korea Selatan telah berganti.

“Itu masuk blue print pemerintah, akan diteruskan oleh siapapun presidennya,” kata Budiman.

Tak Tergantung Jet Tempur Impor

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/pesawatterbang.jpg
Sebetulnya seberapa penting pengembangan jet tempur asli buatan lokal yang membutuhkan dana triliunan rupiah tersebut?

Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Agus Aribowo menilai pengembangan jet IFX saat penting bagi kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista).

"Namanya pengembangan pesawat pesawat tempur itu adalah indikator kemandirian bangsa kalau pesawat sipil kan kita bisa beli ke Amerika seperti di Boeing," kata Agus kepada detikFinance.

Indonesia bisa saja membeli jet tempur canggih dari beberapa negara. Namun karena Indonesia secara politik tidak memihak alias non blok sehingga produsen jet tempur tidak bisa atau enggan memberikan kelengkapan maksimal untuk produk jet tempur yang dijual.

Agus mencontohkan antara jet F-16 milik Indonesia dan Singapura. Kedua negara memiliki pesawat serupa namun pesawat milik Singapura jauh lebih unggul karena Amerika Serikat selaku produsen memberikan produk terbaik. Pasalnya Singapura dan Amerika memiliki keterikatan yang kuat alias sekutu.

"Kalau kita beli pesawat pasti ada yang dikurangi seperti sistem persenjataan dikurangi jadi kita nggak  bisa mandiri. Kalau F-16 Indonesia perang dengan F-16 Singapura, kita pasti kalah karena kemampuan taktis kita kalah. Terus sistem persenjataan dipereteli," sebutnya.

Jika mengembangkan jet tempur secara mandiri, Agus menyebut Indonesia bisa melakukan inovasi produk jet tempur sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi. Pasalnya pesawat tempur merupakan tekenologi termutakhir di industri pesawat terbang.

"Kita bisa berinovasi, kita bisa berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kemauan," jelasnya.

Pakai Teknologi Anti Radar

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/104000_006.jpg
Jet tempur Indonesia Fighter Xperiment (IFX) memiliki kecanggihan yang mumpuni. Pesawat yang bakal diproduksi pada tahun 2020 itu, memiliki kemampuan anti radar. Dengan teknologi generasi 4.5, jet IFX bisa mengelabui radar musuh.

"Dia mengembangkan anti radar, sistem radar paling canggih. Dia kelihatan di radar sedikit atau samar-samar di radar, kalau F-16 itu kelihatan di radar," kata Kepala Program Pesawat Terbang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Agus Aribowo kepada detikFinance.

Selain itu, sistem elektronik (avionic) memakai teknologi terkini. Untuk meningkatkan kemampuan, IFX juga memakai kerangka pesawat yang ringan sehingga membuat manuver menjadi gesit.

"Kemudian bisa bermanuver tinggi, perlu structure yang kaut dan ringan. Kemudian sistem avionic terbaru," sebutnya.

Pesaing Jet Rafale Milik Prancis dan F-18 Milik USA

http://images.detik.com/content/2014/06/30/1036/koper.jpg
Pesawat KFX/IFX masuk generasi 4.5. Seri KFX/IFX sendiri dirancang memiliki kemampuan setara bahkan mengungguli  jet tempur tipe F-18 Super Hornet buatan Amerka Serikat, Eurofighter Typhoon buatan Inggris, hingga Dessault Rafale buatan Prancis. Pesawat generasi 4.5 mulai dikembangkan pada dekade 1990an. Pesawat generasi 4.5 ini masih diproduksi hingga kini, meskipun pengembangan jet tempur telah memasuki generasi 5 dan 6.

Detik