Pameran Indo Defense yang diselenggarakan di Jakarta pada November
lalu telah membuktikan bahwa Indonesia memiliki ketertarikan yang cukup
besar terhadap pesawat buatan Rusia, sistem persenjataan Angkatan Laut,
kendaran lapis baja, serta sistem pertahanan udara Rusia. Russia Today
berbincang dengan Kepala Departemen Regional Rosoboronexport Vladimir
Yereshcenko mengenai prospek Rusia di pasar Asia Pasifik dan model
senjata terbaru yang ditawarkan oleh industri pertahanan Rusia.
Kapal selam disel-elektrik dari Proyek 636 masih sangat diminati oleh Angkatan Laut Indonesia. Proyek tersebut terbilang sukses, dikembangkan dengan sangat canggih dan telah memenuhi semua persyaratan modern.
Rosoboronexport melakukan hal terbaik yang dapat dilakukan untuk memperkuat posisi Rusia di pasar Indonesia.
Prospek Senjata Rusia di Pasar Asia Pasifik
Saat ini, kawasan Asia Pasifik merupakan pangsa pasar dari hampir separuh jumlah keseluruhan produksi Rosoboronexport. Dengan potensi ekonomi mereka yang terus berkembang, negara-negara di Asia Pasifik semakin tertarik meningkatkan kapabilitas pertahanan mereka.
Senjata Rusia “Serbu” Asia Tenggara, Termasuk Indonesia
Kami sudah membangun kerja sama dengan sejumlah negara Asia Pasifik. Secara khusus, kami ingin memasuki pasar Filipina dan Brunei, mempererat hubungan kerja sama dengan Thailand, serta mulai berinteraksi dengan Korea Selatan. Negara-negara tersebut selama ini lebih fokus pada produsen senjata dari Barat. Namun, waktu telah mengubah keadaan dan pintu kesempatan kini terbuka lebar bagi kami. Selain itu, kami juga mengembangkan sayap ke Nepal. Kami sudah mengirimkan dua buah helikopter Mi-17 ke negara tersebut. Kami pun hendak memperluas jaringan di Srilanka dan Bangladesh.
Senjata yang Dibutuhkan Asia Pasifik: Pertahanan Udara dan Perlindungan Angkatan Laut
Sistem pertahanan udara Rusia mungkin salah satu bidang yang paling menjanjikan dalam kerja sama militer-teknis dengan Malaysia. Belum ada pembicaraan spesifik mengenai transaksi yang akan dilakukan, namun kami bisa merasakan ketertarikan Malaysia terhadap sistem pertahanan udara Rusia cukup besar, terutama pada sistem Igla-S, Pantsir-S1, dan Buk-M2E.
Fokus pada Yak-130 dan Be-200
Di luar fakta bahwa Be-200 merupakan pesawat unik dan tak memiliki padanan ataupun pesaing di seluruh dunia, kami masih agak kesulitan mempromosikannya. Padahal, semua negara membutuhkan pesawat semacam ini. Kami terus melakukan promosi di wilayah Asia Pasifik, karena Be-200 cocok bagi mereka, terutama negara-negara yang memiliki perbatasan maritim yang terbentang panjang.
Di saat yang sama, kami juga optimis Yak-130 akan laku di area Asia Pasifik. Kami baru saja menandatangani kontrak pasokan pesawat ini untuk Bangladesh. Selain itu, kami juga terus melanjutkan promosi aktif untuk menjual Yak-130 ke Malaysia, Srilanka, dan Indonesia.(RBTH)