Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Anton Charliyan menilai tujuh personel Polri yang akan berangkat ke Yaman memiliki berbagai keahlian. Menurutnya, mereka ke Yaman dalam rangka menjalankan tugas suci.
"Kami kirimkan mereka (tujuh personel Polisi) yang memiliki berbagai keahlian sehingga bisa menjalankan tugas sesuai keahliannya di Yaman," kata Brigjen Anton dalam konferensi pers di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/4).
Ketujuh personel polisi nantinya akan bergabung dengan Tim Percepatan Evakuasi WNI dari Yaman yang dibentuk oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk menyelamtkan warga Indonesia di Yaman.
Ketujuhnya terdiri dari lima polisi pria dan dua polisi wanita. Tim dipimpin Ketua Satgas Kombes Khrisna Murti dengan anggota AKBP Topik Ismail, Kompol Abdul Aziz, Kompol Iksan, Iptu Dede Runanto. Serta dua polwan, AKBP Lisda dan Kompol Elia Susanti.
Ketujuhnya merupakan gabungan personel dari Satuan Mabes Polri, seperti Divhubinter, Baharkam Polri, Badan Intelijen dan Keamanan, Lemdikpol serta Tim Dokter Kepolisian.
Brigjen Anton mengungkapkan, mereka ke sana dalam rangka misi perdamaian dan tugas suci. Karenanya, dia meminta seluruh warga Indonesia mendoakan agar ketujuh personel ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
"Saya mohon seluruh rakyat Indonesia mendoakan mereka akan bisa menjalankan tugas dengan baik. Juga warga Indonesia di Yaman juga dalam kondisi yang baik," katanya.
Sementara Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri, Brigjen Widyo menjelaskan, tujuh personel polisi tersebut dilengkapi oleh berbagai perlengkapan untuk keselamatan diri.
"Personel ini sudah memiliki kompetensi. Kami lengkapi dengan perlengkapan keselamatan diri untuk mencegah antisipasi gangguan keamanan tim yang akan berangkat," kata Brigjen Widyo.
Sebagaimana diketahui, kelompok Al Houthi telah berhasil menggulingkan kekuasaan pemerintah yang sah di Ibu Kota Sana'a sehingga memaksa Presiden Yaman Abduh Rabbuh Mansur Al Hadi mengalihkan pemerintahan ke kota Aden di Yaman Selatan.
Situasi keamanan di negara tersebut semakin mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan WNI ketika koalisi negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi melakukan serangan udara terhadap basis-basis kelompok Al Houthi. (Berita Satu)