Pesawat tempur Hawk 209 dari Skadron Udara 12
yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI AU Rusmin Nuryadin, Pekanbaru,
mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara, Bandung. Hawk
buatan British Aerospace ini juga berpatroli udara dari Pekanbaru ke
kawasan sekitar, di antaranya wilayah Pangkalan Udara TNI AU Palembang.
Dalam
Rencana Strategis TNI AU, pangkalan udara ini akan ditingkatkan
statusnya menjadi pangkalan udara tipe B yang dipimpin seorang kolonel,
setelah selama ini tipe C dengan komandan seorang letnan kolonel. Dengan
begitu, satu skuadron pesawat tempur TNI AU dan depo teknik pendukung
akan dibangun di sana.
"Posisinya juga sangat mendukung karena daerah ini sarananya sudah lebih baik," kata penerbang F-16 Fighting Falcon
itu, seusai serah terima jabatan komandan Pangkalan Udara TNI AU
Palembang, Letnan Kolonel Penerbang Adam Suharto, kepada Letnan Kolonel
Penerbang Ramot C Sinaga, di Palembang, Jumat.
Menuju
peningkatan status yang berarti ada penambahan beban tugas pokok,
infrastruktur, dan kelengkapan organisasi plus persenjataan dan sistem
pendukung, kata Syaugi, "Akan dilengkapi secara bertahap." Salah satu
pentahapan itu adalah memindahkan pemukiman penduduk yang terlanjur
menetap di tanah pangkalan udara itu ke lokasi baru.
Pangkalan
udara itu memiliki luas areal 720 Hektare, yang diawaki sekitar 130
personel ditambah satu kompi satuan tugas penguatan dari TNI AU. Masih
terkait peningkatan status tipe pangkalan itu, diperlukan penambahan
kompleks perkantoran dan perumahan serta sarana pendukung lain.
Selat
Sunda dan sebagian Selat Malaka yang ramai pelayaran internasional
sesuai statusnya sebagai Alur Laut Kepulauan Indonesia I, menjadi
wilayah tanggung jawab Pangkalan Udara Palembang jika nanti satu
skuadron pesawat tempur TNI AU ditempatkan di sana.
Sumber Antara