KOMISI I DPR meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem pengadaan alutsista TNI. Selama ini pengadaan alutsista terkesan dilakukan untuk memenuhi kepentingan vendor dan makelar.
Saya
merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang
diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan
penggelembungan dalam pembelian alutsista
Senayan - Anggota
Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung
latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang
berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).
Sudah selayaknya
Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan
negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista
tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.
Komisi I sendiri,
kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya,
pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak
ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista
dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan
pembengkakan biaya akibat praktik makelar.
"Saya merasa bahwa
dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal
seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam
pembelian alutsista," kata Hayono Isman kepada JurnalParlemen, Jumat (3/5).
Hayono
mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I
berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi
terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi
kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis
Indonesia.
Perbedaan pendapat
di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum
bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan
prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.
Sumber JurnalParlemen