TARAKAN –
Mulai hari ini (22/12), tongkat komando Batalyon Infanteri (Yonif) 613
Raja Alam resmi berpindah tangan. Setelah 1,2 tahun dipegang Letnan
Kolonel Infanteri Bambang Herqutanto yang menjabat Komandan
Yonif 613 Raja Alam sejak 18 Oktober 2011, tongkat kepemimpinan batalyon
yang merupakan satuan organik Brigade Infanteri (Brigrif) 24/Bulungan
Cakti, berpindah ke tangan Mayor Infanteri Rudy Saladin.
Lulusan terbaik Akademi Militer tahun
1997 itu akan menjadi Danyonif 613 Raja Alam yang ke-24. Pria
berperawakan tinggi dan berkulit putih itu memiliki pengalaman yang
cukup baik, dan pendidikan yang mumpuni.
Dinas di jajaran Kostrad (Komando
Cadangan Strategi Angkatan Darat), tepatnya di Batalyon Infanteri Lintas
Udara (Linud) 328 sebagai komandan pleton (Danton) menjadi awal
karirnya. Kemudian karir Rudy Saladin semakin cemerlang, dengan
meningkat menjadi komandan kompi (Danki), perwira staf operasi, dan
kemudian pindah sebagai Kepala Seksi Brigade Infanteri Lintas Udara 17
Kostrad di Cijantung.
Rudy juga pernah menjadi Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) di Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri
Dharma. Mulai tahun 2010, prestasi pria kelahiran Ujung Pandang, 17
September 1975 ini terus menanjak setelah mendapat kesempatan untuk
pendidikan Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat (Seskoad) di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth,
Amerika Serikat, selama 1 tahun. Pendidikan di Seskoad ini sama dengan
pendidikan Seskoad yang diperoleh Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono
yang sekarang menjadi Presiden RI.
Rudy juga berhasil menyelesaikan program S-2 International Relations
di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Ternyata
benar, setelah kembali dari negeri Paman Sam – sebutan AS, Rudy langsung
mendapat tugas dinas di Komando Daerah Militer Kodam VI Mulawarman di
Balikpapan sebagai Pabandya Ops Kodam VI. Di angkatannya, Rudy termasuk
perwira lapis pertama yang mendapat kesempatan menjadi komandan batalyon
(Danyon). Namun untuk di jajaran Kalimantan, Rudy adalah yang paling
junior.
“Untuk yang seangkatan saya, mungkin tahun depan sudah ada yang jadi Danyon,” tuturnya.
Wajar saja jika karir Rudy Saladin terus
meroket. Selain menjadi lulusan terbaik Akmil 1997, Mayor Rudy Saladin
juga sebagai pemegang medali Adimakayasa (best of the best) sama dengan prestasi yang diraih Presiden SBY yang mendapatkan medali yang sama pada tahun 1973 saat lulus dari Akmil. “Alhamdulilah saya yang terbaik dari 335 taruna seangkatan saya,” ujarnya.
Dari segudang prestasi tersebut, tentu
Rudy wajib mengaplikasikan ilmunya di Yonif 613 Raja Alam. Untuk itu,
visi dan misi yang diusungnya sangat jelas. “Kalau dilihat dari
geografis bentuk wilayah Tarakan yang kepulauan dan dilingkari perairan,
sesuai dengan konsep TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Darat,
ke depan akan ada batalyon-batalyon tertentu yang harus memiliki
kemampuan di luar kemampuan standar,” kata dia.
Salah satu kemampuan khusus yang harus
dimiliki TNI AD yang dimaksudnya adalah bagaimana prajurit TNI darat
dapat bertempur di daerah perairan. “Itu salah satu yang akan saya
koordinasikan dengan TNI Angkatan Laut untuk melaksanakan
latihan-latihan yang lebih fokus pada pertempuran di perairan,” ujarnya.
Meski demikian, dalam satu dua minggu
pertama ini dirinya akan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. “Saya
akan baca dulu situasi Kota Tarakan. Walaupun saya sudah berdinas di
Kodam VI selama 10 bulan, tapi ruang lingkup pengawasan saya masih
seluruh Kalimantan. Sekarang saya coba fokuskan ke Tarakan,” tuturnya.
Sekilas Rudy menilai kemampuan prajurit
di Tarakan sudah bagus, sehingga dirinya akan melanjutkan apa yang sudah
dilakukan Danyon sebelumnya. “Saya juga akan berkoordinasi dengan FKPD
(Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan satuan lainnya. Intinya dengan
kemajemukan masyarakat di seluruh Kalimantan yang terdiri dari beragam
suku bangsa, itu bisa jadi kerawanan. Tapi juga bisa menjadi satu
potensi. Tergantung bagaimana kita menanganinya,” jelasnya.
Saat ini, Rudy sudah dikaruniai tiga
anak yaitu Devina Alyssa Anandyra, 10 tahun, Rakha Adyra Daniswara (5)
dan Nadia Adyra Khansasandra (2), dari istri tercintanya, Chrisma
Viranti.
Tentang kepribadian, tampaknya Rudy termasuk pria yang disiplin. “Saya sesuai ketentuan saja,” tegasnya.
Diceritakan, sejak masih berpangkat
letnan dua di jajaran Kostrad, waktunya banyak dihabiskan dengan latihan
secara terus-menerus dan itulah yang membuatnya menjadi orang yang
disiplin.
“Aturan tetap ditegakkan, anggota yang
melanggar harus kita hukum. Tapi anggota yang berprestasi, harus kita
berikan perhatian dan apresiasi,” kata Rudy yang menyelesaikan Advanced Infantry Officers Course (sekolah lanjutan perwira) sekitar 4 bulan di SAFTI Singapura tahun 2003.
Ditanya hobi, Rudy termasuk orang yang
menyukai kegiatan olahraga sesuai dengan kemampuannya sebagai prajurit
TNI, yaitu menyelam, freefall (terjun bebas), dan sky diving. “Jadi saya suka main di darat, di laut dan di udara. Di sini ada tempat menyelam enggak ya?” tanya Rudy kepada Radar Tarakan. Namun begitu, dia juga termasuk orang yang suka bermain bola voli, basket dan sepakbola.(ddq)