Rekayasa
sistem rancangan sotware dari prototipe FAHSBS ini dapat menentukan,
menghitung dan mengukur beberapa parameter hasil pendetekasian terhadap
kapal selam sebagai target, yaitu : jarak, kedalaman, baringan atau
arah, ambient noise, self noise, seismic dan identifikasi dari target
kapal selam atau bukan kapal selam, dan termasuk prototipe FAHSBS ini
mampu menampilkan sistem klasifikasi dari kapal selam sebagai target dan
termasuk klasifikasi target bawah laut selain kapal selam. Rancangan
prototipe FAHSBS yang berfungsi sebagai “mata dan telinga” dengan suatu
kemampuan sistem deteksi yang dapat diandalkan.
Dengan sifat sebagai mata dan telinga maka rancangan prototipe FAHSBS
cara kerja dan sifatnya juga memiliki “Azas Rahasia”, terutama dalam hal
instalasi dan penempatan array hydrophones di bawah laut dari rancangan
prototipe FAHSBS, hal ini sama dengan cara kerja atau operasi kapal
selam juga memiliki “azas rahasia”, termasuk pada umumnya semua operasi
yang dilkasanakan melalui media bawah laut yang memiliki azas
kerahasiaan yang tinggi.
Prototipe FAHSBS ini sudah dilaksanakan uji coba secara realtime
kemampuan rancangannya di perairan Situbondo Surabaya dengan melibatkan
beberapa unsur TNI AL dan didukung para peniliti dari beberapa lembaga
riset dan para ahli dari universitas. Kapal selam KRI Nanggala 402 yang
digunakan sebagai target artificial berhasil dideteksi dengan
menggunakan rancangan prototipe FAHSBS ini, target yang berada pada
kedalaman tertentu bergerak melintasi array hydrophones yang ditempatkan
di dasar laut oleh tim Paska TNI AL, kemudian pancaran gelombang
akustik dari sonar kapal selam berhasil diamati pada layar monitor
komputer dan sistem peralatan deteksi dari rancangan prototipe FAHSBS
yang berada di KRI Soputan 923
Defense asean technology news