Saturday, 13 July 2013
Sejarah Operasi
Sedangkan latihan tempur yang melibatkan A-4 di lingkungan TNI AU antara lain, latihan Uji Terampil di Biak tahun 1980, penggelaran kekuatan A-4 di Lanud Hasanuddin tahun 1981; Latihan Tempur Rajawali 1 di Jakarta (1981), long range navigasi ke kawasan Indonesia Timur dan tampil dalam demo udara di Manado tahun 1982; gelar kekuatan di Pekanbaru tahun 1983; dilibatkan dalam Operasi Kilat-1 di Bacau dan Kegiatan ADCC di Iswahyudi, Madiun 1984; dilibatkan dalam latihan tempur Angkasa Yudha 1 tahun 1987, latihan tempur Bina Sriti II di Manado tahun 1988; dan lainnya. Sementara operasi tempur untuk menyerang sasaran musuh mulai dilaksanakan oleh A-4 pada tahun 1987 di Timor Timur.
Untuk melaksanakan misi tempur ke Timor-Timur, A-4 yang dikerahkan oleh TNI AU sebanyak lima unit dan saat itu berpangkalan di Lanud Iswahyudi, Madiun. Kelima A-4 yang telah dipersenjatai iengkap disiapkan untuk menjalani misi tempur jarak jauh pada 2 November 1987. Persenjataan yang dibawa antara lain enam bom Mk-82 masing-masing seberat 241 kg, dan tabung peluncur roket LAU-68B berisi roket 2×7 FFAR 2,75 mm. Selain menggotong ribuan kilogram bom dan roket, A-4 masih membawa dua tangki cadangan yang masing-masing berisi sekitar 1.200 liter Avtur-50. Dalam pertempuran udara, khususnya untuk kepentingan manuver, tangki cadangan atau drop tankitu bisa dilepas.
Kelima A-4 TNI AU merupakan tipe single seat dan bernomor registrasi TT-0414, TT-0401,17-0402, 11-0406 serta Tr-04010. Tim A-4 dipimpin oleh seorang penerbang berpangkat mayor dibantu deputy leaderberpangkat kapten dan tiga letnan satu. Untuk penerbangan long range itu turut diterbangkan pesawat yang bertugas menyuplai bahan bakar, KC-130B. Setelah melaksanakan briefing yang intinya semua pesawat diharapkan mendarat selamat di Baucau, Timor Timur, penerbangan tempur jarak jauh selama dua setengah jam yang penuh risiko itu pun dimulai.
Misi tempur yang dilaksanakan A-4 ke Timor Timur itu sesunguhnya merupakan uji coba setelah dioperasikan oleh TNI AU selama tujuh tahun. Apalagi selama tujuh tahun telah dilakukan modifikasi terhadap A-4 balk dalam sistem persenjataan maupun teknologi sementara para pilotnya mendapatkan sejumlah latihan kemampuan tempur seperti pengisian bahan bakar di udara (air refueling).
Misi tempur ke Timor Timur ternyata sukses kendati muncul sedikit kendala ketika dilaksanakan airrefueling, pesawat deputy leaderternyata right drop tanknya tidak bisa menerima refueling. Akibatnya posisi beban A-4 menjadi berat sebelah karena tangki avtur kiri penuh sedangkan tangki sebelah kanan kosong. Tapi kendala itu tidak mempengaruhi misi meskipun saat bombing deputy leaderterpaksa memakai metode tempur un-symmetric aiming karena sudah dipelajari dalam pengoperasian A-4 sebagai mesin perang.
Dalam misi tempur di Timor Timur kelima A-4 menghantam sebanyak 30 sasaran. Jumlah total bom yang dijatuhkan seberat 7,5 ton dan roket yang diluncurkan sebanyak 70 munisi. Keberhasilan misi itu khususnya dari persenjataan yang dibawa sekaligus menunjukkan bahwa A-4 yang sudah dimodifikasi oleh TNI AU sanggup mengirim bom dalam jumlah besar ke sasaran terpilih hingga sejauh 900 NM (lebih dari 1.500 km). Yang lebih istimewa pada masa itu belum ada pesawat tempur lain yang mampu melakukan misi tempur jarak jauh seperti yang telah dilaksanakan oleh A-4 TNI AU.
sejarahperang