Pages

Sunday, 4 August 2013

Goliat Tabuni diduga dalangi penembakan di Tingginambut

"Saya dengar itu dilakukan oleh kelompok Goliat Tabuni."
Timika : Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Sebua menduga kelompok Goliat Tabuni sebagai dalang penembakan terhadap kendaraan ambulans di kawasan Puncak Senyum, Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (31/7).

Kepada wartawan di Timika, Jumat, Pangdam Cenderawasih Christian Sebua mengatakan mendapat informasi bahwa pelaku penyerangan terhadap kendaraan ambulans yang sedang membawa warga yang sakit dari Tingginambut ke RS Mulia itu berasal dari kelompok Goliat Tabuni.

Goliat Tabuni selama ini dikenal sebagai pimpinan kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang biasa berulah di kawasan Kabupaten Puncak Jaya.

"Saya dengar itu dilakukan oleh kelompok Goliat Tabuni," kata Christian Sebua.

Menurut Pangdam Cenderawasih, para prajurit TNI yang bertugas di wilayah Papua harus mengedepankan sikap profesionalisme dalam bertugas.

Keberadaan prajurit TNI di suatu wilayah, katanya, untuk kepentingan melindungi rakyat dari berbagai ancaman, termasuk ancaman kelompok sipil bersenjata.

"Dimana tentara ada, rakyat harus terlindungi. Rakyat tidak boleh diganggu, rakyat tidak boleh ditakut-takuti dan rakyat tidak boleh disakiti," katanya.

Jika masyarakat merasa terancam oleh intimidasi atau teror kelompok sipil bersenjata, maka prajurit TNI berkewajiban untuk menghadapinya secara profesional.

"Bilamana ada yang mengusik rakyat, maka harus dihadapi secara profesional, keras dan tegas," kata Pangdam.

Sebelum peristiwa penembakan terhadap kendaraan ambulans di Puncak Senyum Tingginambut pada Rabu (31/7) itu, aparat TNI sempat terlibat aksi baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata di Mulia, Puncak Jaya.

"Seperti terjadi di Mulia beberapa hari lalu, ada sekelompok orang bersenjata masuk kampung. Melihat itu, masyarakat menjadi takut. Akhirnya anggota kami menghadapi mereka secara profesional," tutur Pangdam.

Dalam peristiwa itu, dua orang anggota kelompok sipil bersenjata dilaporkan tewas tertembak. Aparat TNI juga berhasil menyita satu pucuk senjata api.

Pangdam Cenderawasih mengatakan secara umum situasi keamanan di wilayah Papua saat ini tidak ada masalah dan cukup terkendali. Kalaupun ada kasus kekerasan, itu hanya terjadi di beberapa daerah yang selama ini memang cukup rawan dari teror dan ancaman kelompok sipil bersenjata.

Sebelumnya dilaporkan, sebuah kendaraan ambulans dengan nomor polisi DS 5800 PJ milik RSUD Mulia, Kabupaten Puncak Jaya diberondong tembakan senjata api oleh kelompok sipil bersenjata di kawasan Puncak Senyum, Tingginambut, pada Rabu (31/7).

Kendaraan ambulans tersebut berangkat menuju Tingginambut lantaran ada orang sakit yang harus dievakuasi.

Ambulans tersebut dikemudikan oleh Darson Wonda dan seorang mantri Frits Baranzano. Kurang lebih satu jam kemudian ambulans tersebut kembali dari Tingginambut dengan membawa pasien menuju ke RSUD Mulia.

Ketika melewati Distrik Tanoba Puncak Senyum, ambulans dihadang dan diberondong peluru oleh kelompok sipil bersenjata sebanyak lima kali dari arah ketinggian sebelah kanan dan mengenai mobil bagian depan sebelah kanan.

Akibatnya, Heri Yoman (18) tewas dengan luka tembak di dada sebelah kiri, pipi kanan dan mulut. Sedangkan Darson Wonda, sopir ambulans mengalami luka tembak pada lengan sebelah kiri dan Mantri Frits Baransano mengalami luka tembak pada lengan dan pinggang sebelah kanan.

Para korban yang terluka telah dievakuasi ke Jayapura untuk mendapat perawatan intensif. (E015/I007)


Antaranews