Pages

Tuesday, 30 December 2014

Obama Sering Hadapi Kapal Pencuri Ikan

//images.detik.com/content/2014/12/29/4/135654_kapalasing.jpg
Jakarta -Masalah pencurian ikan oleh kapal asing tak hanya terjadi di Indonesia. Negara sekelas Amerika Serikat (AS) yang dipimpin Presiden Barack Obama saja masih harus berurusan dengan kapal-kapal ilegal.

"Perintah presiden kapal asing pencuri ikan harus ditenggelamkan. Jadi tenggelamkan kapal jangan ragu-ragu," kata Indroyono di kantor BPPT, Jakarta, Senin (29/12/2014).

Perintah tegas tersebut harus diikuti tanpa ragu oleh aparat penegak hukum Indonesia seperti menenggelamkan atau meledakkan kapal asing yang terbukti melakukan aktivitas illegal fishing.

Indroyono menyebut dunia internasional menaruh perhatian serupa dengan Indonesia terhadap aktivitas illegal fishing. Perikanan tanggap di dunia, kata Indroyono, mayoritas sudah dilakukan secara berlebihan.

"Uni Eropa pengimpor produk ikan terbesar, melarang masuk produk ikan yang nggak ada sertifikat. Di AS yakni Presiden Obama buat task force hadapi illegal fishing," jelasnya.

Bahkan pemerintah Australia, negara tetangga Indonesia, sangat keras terhadap kapal asing pencuri hasil laut. Australia tak segan membakar kapal asing yang secara ilegal masuk teritori negara kangguru itu.

"Di sana ada pembakaran dan peneggelaman. Internasional saja begitu ya nasional harus begitu," ujarnya.(Detik)

Monday, 29 December 2014

Panglima TNI kunjungi perbatasan RI-PNG di Sota


Merauke - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi KSAL Laksamana TNI Marsetyo dan KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Senin, meninjau pos perbatasan RI-Papua Nugini yang berada di Sota, Kabupaten Merauke.

Setibanya di pos perbatasan yang saat ini dijaga Yonif 613, Panglima TNI beserta rombongan disambut ratusan anggota dari ketiga angkatan yang sejak Senin pagi menunggu kedatangan panglima tertinggi yang berkunjung dengan menggunakan helikopter Puma milik TNI-AD.

Panglima TNI juga berpesan walaupun menghadapi berbagai kendala dilapangan, prajurit hendaknya selalu semangat dalam menjalankan tugas dan tidak terpengaruh.

"Saya bangga kepada kalian, yang bertugas sebagai pasukan pengamanan diperbatasan, dengan segala keterbatasan," tegas Jenderal TNI Moeldoko seraya berjanji akan mengkoordinasikan berbagai keterbatasan yang dialami prajurit dilapangan dengan kementrian terkait .

Seusai bertemu dengan ratusan anggota TNI dari ketiga angkatan yang bertugas diujung timur Indonesia, Panglima TNI melanjutkan perjalanan dengan meninjau tugu perbatasan RI-PNG yang terletak sekitar 300 meter dari pos perbatasan Sota.

Jenderal TNI Moeldoko yang didampingi dua kepala staff itu sebelumnya sempat meninjau pos perbatasan RI-PNG di Skouw, Kota Jayapura.

Di hadapan ratusan anggota TNI dari ketiga angkatan, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berjanji akan menambah fasilitas pendukung sehingga dapat melancarkan terlaksananya tugas prajurit.

"Berbagai fasilitas penunjang seperti kendaraan roda empat akan segera dilengkapi, termasuk mencari cara agar prajurit yang bertugas di perbatasan yang masih mengalami kesulitan air bersih dapat teratasi," aku Jenderal TNI Moeldoko.(ANTARA News)

Wilayah Terluar RI Harus Lebih Baik Dari Negara Tetangga

//images.detik.com/content/2014/12/29/4/papuadoom.jpg
Jakarta -Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 12 triliun per tahun untuk membangun daerah perbatasan dan pulau terluar.

Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo menekankan pentingnya membangun wilayah pulau terluar dan perbatasan RI dengan negara tetangga. Perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), wilayah terluar dan perbatasan harus dibangun lebih baik dari negeri tetangga RI.

Wujud riil membangun wilayah perbatasan hingga pulau terluar ialah menyediakan fasilitas kelistrikan. Ditargetkan 47 wilayah terdepan hingga perbatasan RI telah memiliki listrik paling lambat sebelum 17 Agustus 2015.

"Menteri ESDM instruksikan 47 lokasi perbatasan dan daerah terpencil dipasang listrik. Listriknya nggak besar sih. Seperti Aceh di Pulau We dibangun listrik 2X3 MW," jelasnya.

"Perintah pak presiden, wilayah pulau terluar dan perbatasan harus dibangun lebih bagus dari negara tetangga," kata Indroyono di BPPT, Jakarta, Senin (29/12/2014).

"Setiap tahun, pemerintah akan alokasikan Rp 12 triliun untuk pembangunan pulau terluar dan perbatasan. Belum lagi anggaran dari kementerian terkait," jelasnya.(Detik)

Presiden Perintahkan Sapu Bersih Kelompok Teroris di Poso

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , Jakarta, Jumat (19/12)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , Jakarta, Jumat (19/12)

JAYAPURA -- "Perintah bapak Presiden Jokowi, sapu bersih. Seluruh matra TNI turun, masa 10 tahun didiamkan, mulai bulan depan (Januari 2015) turun habisi," katanya di Skouw-Wutung, Kota Jayapura, Papua, Ahad (28/12).

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengaakan pemerintah segera menumpas kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Bahkan dikabarkan kelompok ISIS juga telah memasuki Poso.

Tjahjo mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan perintah agar semua matra TNI diturunkan untuk menumpas kelompok-kelompok yang sering melakukan aksi teror, pada Januari 2015.

Terkait kelompok ISIS, Mendagri mengungkapkan telah mendeteksi 100 warga dari luar Indonesia yang masuk ke Poso, Sulawesi Tengah untuk berjihad.
"Sudah ada 100 warga negara luar yang masuk di Poso, yaitu kelompok ISIS. Kalau jihad di Suriah tidak bisa, jihad di Poso," ujarnya.

"Ini kan harus diantisipasi, rawan perbatasan. Kemudian meminta seluruh matra TNI untuk kerja, bongkar semua wilayah-wilayah perbatasan. TNI juga harus diperhatikan, asrama yang jelek, mercusuar yang jelek, yang towernya jelek, signalnya nggak bagus, dan masalah narkoba, yang menyangkut keamanan. Itu semua diperhatikan," jelasnya.

Disinggung mengenai adanya penyelundupan senjata di wilayah perbatasan, Mendagri Tjahjo menjawab, "Yaitu ISIS. Nanti seluruh matra TNI turun. Mereka (ISIS) yang pimpin itu kan seorang eks Kopasus, anggotanya sekitar 200 orang," katanya.

Mendagri Tjahjo menegaskan bahwa Pemerintah Pusat tidak mentolelir kelompok-kelompok yang akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mereka akan ditumpas oleh TNI. Semua dikerahkan, baik itu Polri," katanya.(REPUBLIKA.CO.ID)

TNI AU Prioritaskan Pangkalan Rahasia Bekas Belanda



Bendera Belanda
Bendera Belanda

BALIKPAPAN -- Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Balikpapan, Kalimantan Timur, Kolonel (Pnb) Zulfahmi berjanji memberikan perhatian prioritas terhadap bekas pangkalan udara rahasia Belanda di Melak, Kutai Barat.

"Saya akan meneruskan apa yang sudah dimulai pejabat sebelumnya," kata Kolonel Zulfahmi di Balikpapan, Sabtu (27/12).

Sejumlah catatan dari Perang Dunia II menyebutkan pangkalan udara rahasia Belanda di Melak tersebut bernama Samarinda II Airfield.

Pangkalan ini dibangun Belanda di antara Melak dan Long Iram, tidak jauh dari tepi Sungai Mahakam pada tahun 1936 dan mulai beroperasi 1938. Melak dan Long Iram sekarang termasuk wilayah administrasi Kabupaten Kutai Barat.

"Itu pangkalan besar, ada 2 runway (landasan pacu) dan diawaki 500 personel," ujarnya.

Pada tahun 1936, Belanda menggunakan pangkalan itu sebagai antisipasi bila terjadi perang dan seluruh pangkalan udara lain dihancurkan musuh.

Zulfahmi menggantikan pejabat sebelumnya Kolonel (Pnb) Tri Budi yang pindah tugas ke Makassar sebagai Asisten Personel Komando Operasi Angkatan Udara II di Pangkalan Udara Hasanuddin.

Adapun serah terima jabatan Danlanud Balikpapan telah dilaksanakan pada Kamis (24/12) lalu.

Dengan pesawat udara jenis T-50, Kolonel Tri Budi sebagai Danlanud Balikpapan beberapa kali mendarat di bekas pangkalan udara rahasia Belanda tersebut dan menggelar pertemuan dengan masyarakat.

Saat ini, pangkalan udara itu menyisakan dua landasan udara yang kondisinya masih cukup bagus. Kondisi itu berbeda dengan sejumlah bangunan yang dulunya perkantoran, barak, hanggar, dan gudang amunisi.

Dalam gudang amunisi juga tersimpan sejumlah bom yang masih aktif, meskikpun kondisinya sudah berkarat dan tampak tua.

Selain lahan yang ditumbuhi semak dan kelihatan tidak terurus, pada lahan bekas pangkalan itu ada masyarakat yang mencoba membangun rumah. Bahkan, menurut Kolonel Tri Budi, ada yang berusaha memperjualbelikan tanah pangkalan itu.

"Masalah itu yang akan kami tertibkan semua," kata Kolonel Zulfahmi, yang sebelumnya bertugas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, sebagai Kepala Dinas Operasi. (REPUBLIKA.CO.ID)

Pameran Alutsista Kodam XVII/Cenderawasih 2014


Salam Komando !!!!!!


Minggu pagi yang cerah ini terasa berbeda, pasalnya hari ini adalah hari terakhir pameran Alutsista yang diselenggarakan Kodam XVII/Cenderawasih di Papua. Terik matahari tidak menyurutkan minat masyarakat untuk mengunjungi berbagai Stand-Stand yang ada.


Stand yang cukup ramai dikunjungi salah satunya Stand Penerangan Kodam (Pendam  ) yang melayani cetak foto gratis. Pengunjung yang sudah memiliki Foto momen di Pameran Alutsista ini dapat langsung mencetak  foto di tempat ini yang dapat ditunggu dan langsung jadi. Pengunjung banyak mencetak foto mereka yang berpose diatas Kendaraan tempur milik TNI seperti KOMODO, ANOA, TANK SCORPIO, TARANTULA dan lainnya.

Stand Yonif 751 juga tidak kalah ramainya, pasalnya pengunjung dapat mencoba alat samar muka yang TNI gunakan saat latihan atau tugas didalam hutan yang memiliki situasi tempur khusus yang mengharuskan pasukan harus tidak terlihat atau tersamar dari pantauan musuh. Mulai dari orang tua hingga anak -anak sangat antusis untuk mencoba alat samar tersebut.

Pameran Alutsista ini direncanakan akan resmi tutup hari ini pukul 15:00 WIT. Sebelum ditutup akan diadakan parade Kendaraan Tempur yang akan mengelilingi Kota Jayapura dan Pengunjung diperbolehkan untuk ikut menaiki kendaraan tempur tersebut. Setelah di Kota jayapura, rombongan kendaraan tempur Alutsista ini akan singgah di Kota Manokwari untuk dipamerkan kembali disana.

“Paling bagus Tank TNI” ujar Vito, Salah satu pengunjung Pameran alutsista Kodam XVII/Cenderawasih yang masih duduk di kelas 1 SD dan beralamat di Dok 5. Dia juga menambahkan sangat senang bisa naik Tank TNI ini untuk pertama kalinya.

Stand pameran Alutsista Kodam XVII/Cenderawasih 2014
Stand pameran Alutsista Kodam XVII/Cenderawasih 2014

Anak-anak Antusias menaiki Kendaraan Tempur
Anak-anak Antusias menaiki Kendaraan Tempur

Pengunjung mencoba alat samaran di Stand Yonif 751/R
Pengunjung mencoba alat samaran di Stand Yonif 751/Rkomando !!!

(kodam17cenderawasih.mil.id)

Lima Menit Kapal Nelayan Asing Diledakkan dan Tenggelam

Boom! Kurang Lima Menit Kapal Nelayan Asing Diledakkan dan Tenggelam
Salah satu kapal berbendera Thailand yang diledakkan TNI AL di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Minggu (28/12/2014). TNI AL kembali menenggelamkan dua kapal berbendera Thailand yang melakukan kegiatan illegal fishing di Wilayah Perairan Indonesia. 
 
 
ANAMBAS- Dua unit kapal tangkap ikan asing kembali ditenggelamkan di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Anambas, Minggu (28/12/2014).

Tidak sampai lima menit, kapal berbobot 70 ton yang saat melakukan illegal fishing diawaki 6 ABK ini, nyaris tak berbekas.

MV Kour Son 77 yang sebelumnya merupakan hasil tangkapan KRI Sutedi Senoputra-378 pada 14 November 2014 lalu ditenggelamkan di sekitar perairan Tanjung Pedas, Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Penenggelaman kapal ikan asing yang melakukan kegiatan illegal fishing ini, berlangsung cepat dengan cara diledakkan oleh pihak Komando RI Kawasan Barat sekitar pukul 09:22 WIB.

Selanjutanya, KM G. Chawat Chai 5, kapal ikan asing yang ditangkap oleh KRI Sultan Hasanuddin-366 pada 11 Desember 2014 lalu juga ditenggelamkan dengan cara yang sama.

Kapal dengan bobot 103 GT dan sempat diawaki 9 orang nelayan asing ini ditenggelamkan sekitar pukul 10.00 WIB. Kapal ini tenggelam lebih lama ketimbang kapal pertama.

"Kenapa tak seperti yang pertama ya. Tapi ngeri anginnya sampai ke kaki, tak tersisa pula. Padahal jaraknya cukup jauh dari kapal ikan asing yang diledakkan itu," bisik salah seorang rombongan saat berada di KRI Sultan Hasanuddin-366 yang ikut dalam acara penenggelaman tersebut.(TRIBUNNEWSBATAM.COM)

Panglima TNI: Intelijen Agak Kacau Pasca Reformasi

Panglima TNI Akui Intelijen Agak Kacau Pasca Reformasi Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kedua dari kiri). 
 
Jakarta,Tentara Nasional Indonesia menargetkan penguatan dan peningkatan kapasitas intelijen mulai tahun 2015. Program tersebut tercantum dalam ‘Pokok-pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun 2015.’

“Kami mengadakan pendidikan analisa manajemen intelijen. Saya berharap mereka (peserta pendidikan) dapat menjadi intelijen yang hebat,” kata Moeldoko.

Peserta pendidikan intelijen TNI berjumlah 30 orang. Pendidikan telah berjalan enam bulan hingga Desember 2014. Ke depannya, jumlah peserta didik direncanakan akan ditambah.

“Intelijen memang agak kacau pasca reformasi. Saat ini waktu yang tepat untuk meningkatkan kapasitas intelijen,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko.


Ia menilai kemampuan intelijen belakangan melemah sehingga penguatan intelijen perlu menjadi program prioritas. TNI kini melatih beberapa calon intelijen baru untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan manajemen intelijen.

Sebelumnya, Moeldoko juga pernah menyinggung penurunan kualitas Badan Intelijen Strategis (BAIS), organisasi intelijen kemiliteran di bawah Markas Besar TNI. BAIS bertugas menyuplai analisis intelijen kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan.

Mabes Polri akan mencari pembuat video ISIS yang menantang Jenderal Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88, dan Banser GP Ansor. Meski mengimbau masyarakat tak khawatir, Polri berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.

"Itu bisa kami tuntaskan, menemukan pembuat videonya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Pol Agus Rianto, Jumat lalu, di Jakarta.

Video yang dimaksud Agus ialah video yang diunggah akun Abu Muhammad ke situs Youtube, Rabu (23/12). Dalam video tersebut, seorang pria berjanggut yang berpakaian serba hitam menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Densus 88 Antiteror, dan Barisan Serba Guna (Banser) GP Ansor untuk berperang. Tantangan itu dilontarkan menanggapi keinginan TNI-Polri membantu tentara koalisi menumpas ISIS di Timur Tengah.

Dalam video berdurasi 4 menit tersebut, seorang pria yang fasih berbahasa Indonesia menyatakan rasa suka citanya dengan rencana kedatangan TNI membantu pasukan koalisi memerangi ISIS. Pria itu menyatakan bahwa pesan dalam video tersebut ditujukan kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri dan Banser GP Ansor.( CNN Indonesia)

TNI AL Gagalkan Kejahatan terhadap Kapal Asing


Ilustrasi kapal perang milik TNI AL
Ilustrasi kapal perang milik TNI AL (sumber: wikipedia)
 
Batam - Tim Satuan Tugas Komando Armada RI Wilayah Barat (Koarmabar) TNI AL berhasil mengamankan empat pelaku kejahatan di atas kapal asing yang selama ini sering beraksi di Selat Singapura dan Selat Philip. Pelaku kini diamankan di Pangkalan TNI AL Batam.

"Kami menerima laporan mereka mencoba melakukan pencurian pada tiga kapal asing yang tengah melintas di Selat Malaka. Laporan kami tindaklanjuti dengan mengumpulkan informasi serta pengejaran," kata Panglima Koarmabar, Laksamana Muda Widodo di Lanal Batam, Sabtu (27/12) malam.

Ia mengatakan, selama ini keberadaan para pelaku kejahatan tersebut sudah sangat meresahkan sehingga TNI AL membentuk tim reaksi cepat untuk mengatasi hal tersebut.

"Awalnya informasi masuk pada 24 Desember. Setelah diketahui pasti berdasarkan laporan intelijen, selanjutnya 25 Desember kami lakukan pengejaran di Pulau Terong Batam. Pada pelaku kami juga temukan narkoba," kata dia.

Narkoba yang diamankan di antaranya lebih dari 100 bungkus ganja siap edar, dan setengah kilo yang belum dijadikan paket-paket kecil, serta satu bungkus shabu.

"Salah satu dari mereka ternyata positif pemakai dan sebagai bandar. Kami menduga karena mereka membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan narkoba, akhirnya melakukan pencurian di atas kapal," kata Widodo.

"Untuk mengelabuhi petugas, mereka berbaur dengan masyarakat Pulau Terong. Namun setelah ditunggu beberapa lama akhirnya berhasil diamankan," kata Widodo.
Ia mengatakan, walaupun mereka melakukan aksi di atas kapal, namun sangat jauh jika disebut sebagai perompak.

"Mereka tidak melumpuhkan untuk menguasai. Namun hanya mengambil sebagian kecil untuk kebutuhan mereka," kata dia.

Widodo mengatakan, hal seperti itulah yang selama ini dibesar-besarkan sehingga seolah-olah perairan Indonesia utamanya sekitar Selat Malaka menjadi jalur berbahaya.

Pengejaran, kata dia, melibatkan tim Satgas Koarmabar yang terdiri dari Den Intel Arba, Intel Gabungan Lant IV, Marinir dari Batalyon Infanteri 10/Marinir Pulau Setoko, dan Polisi Militer Lanal Batam.

"Namun apa pun bentuk kejahatannya, kami akan siap melakukan respons cepat agar segera bisa diatasi. Tentu kami tidak ingin terkesan membiarkan kejahatan di perairan Indonesia," kata dia.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut keempat tersangka selanjutnya diamankan di markas Lanal Batam di Tanjungsengkuang.(Berita Satu)

Saturday, 27 December 2014

Pengadaan Alutsista TNI AL

Ilustrasi SIGMA Class PKR 10514.
Ilustrasi SIGMA Class PKR 10514.

Sistem pengadaan alutsista merupakan salah satu isu krusial dalam pembangunan pertahanan. Selama ini, banyak pihak berpendapat bahwa sistem pengadaan alutsista di Indonesia tidak efisien dan efektif, dimana disinyalir banyak terjadi pemborosan biaya dalam proses tersebut. Di sisi lain, anggaran yang disediakan pemerintah untuk kepentingan pertahanan masih jauh dari kebutuhan sebenarnya. Untuk itu, diperlukan efisiensi yang tinggi dalam pengelolaan dan pemanfaatan anggaran tersebut.


Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah berupaya menata sistem pengadaan alutsista dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang pada intinya mengarah pada kebijakan pengadaan satu pintu. Kebijakan dimaksud adalah pengadaan alutsista bagi kepentigan TNI harus dilaksanakan melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebagai pemegang otoritas politik dalam kebijakan pertahanan. Kebijakan pengadaan satu pintu mewajibkan pengadaan alutsista TNI harus mengikuti mekanisme yang ditetapkan Kemhan dan TNI tidak dapat melakukan pengadaaan tanpa diketahui oleh Kementerian Pertahanan. Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman dan tata cara pengadaan alutsista diatur oleh Menteri Pertahanan melalui konsultasi dengan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dengan tetap berpedoman pada tata nilai pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomer 54 Tahun 2010 dan perubahannya.

Kebijakan sistem pengadaan alutsista melalui sistem satu pintu merupakan hak yang wajar dana umum di negara-negara yang demokratis. Dalam hal alutsista yang belum dapat dibuat di Dalam Negeri, pengadaan alutsista sedapat mungkin langsung dari pabrikan yang terpercaya dan bekerja sama dengan industri dan/atau lembaga riset di Dalam Negeri. Terkait dengan industri di Dalam Negeri kemudian memunculkan kebutuhan akan ToT (Transfer of Technology) di setiap matra.
KRI Kujang 642 dan KRI Clurit, nampak dengan AK-630 pada haluan.
KRI Kujang 642 dan KRI Clurit, nampak dengan AK-630 pada haluan.

Perkembangan Alutsista di TNI AL
Meski bukan kekuatan laut terkuat di Asia Tenggara, karena posisi angkatan laut terkuat dipegang oleh AL Singapura, tapi hingga kini TNI AL diyakini sebagai angkatan laut dengan armada terbesar di kawasan Asia Tenggara, artinya dalam hal kuantitas kapal dari beragam jenis, TNI AL memang jawara.

Modernisasi Militer Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan 2014 ini sudah membawa penambahan kekuatan militer yang cukup signifikan bagi TNI AL. Modernisasi militer periode 2009-2014 ini disebut dengan Minimum Essential Force (MEF) Renstra I (2009-2014). MEF ini direncakanan akan dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu Renstra I (2009-2014), Renstra II (2015-2019) dan Renstra III (2020-2024). Namun, memasuki MEF Renstra II, Indonesia dihadapkan pada perubahan kepemimpinan dalam pemerintahan. Singkat kata, belum ada jaminan apakah pemerintahan Presiden Joko Widodo akan secara smooth meneruskan apa yang telah dicapai selama Renstra I. Adanya pergantian pemerintahan yang baru tentunya menimbulkan beberapa pertanyaan apakah program modernisasi militer Indonesia ini akan dilanjutkan atau tidak oleh pemerintah baru yang akan datang?
41370724IMG_20140905_140830

TNI AL sebagai matra pengawal kedaulatan Nasional di lautan telah mengalami peningkatan tajam dalam MEF I, beberapa proyek yang melibatkan anggaran cukup besar di lingkup TNI AL seperti pengadaan 3 unit Kapal Selam Changbogo Class dari Korea Selatan. Pengadaan ini menelan dana paling tidak $1.1 Miliar, belum lagi ditambah dana untuk mempersiapkan infrastruktur pembangunan Kapal Selam di Indonesia. Hal ini karena di rencanakan 1 dari 3 unit Kapal Selam tersebut akan di bangun di Indonesia, dan 2 unit lainnya di Korea Selatan. Namun ketiga unit Kapal Selam ini baru akan datang di tahun 2016-2018 mendatang. Itu artinya kontraknya memang ditandatangani di MEF I, tapi kedatangan Kapal Selam itu akan di MEF II (2015-2019). Hal ini dikarenakan pembuatan Kapal Selam yang tentunya membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Untuk kapal perang, TNI AL akan mendapatkan 3 unit Perusak Kawal Rudal (PKR) SIGMA-10514 dari Belanda dan 3 unit Kapal Perang MLRF Nakhoda Ragam Class (Bung Tomo Class) dari Inggris. Untuk 2 unit PKR ini dibagi dalam 2 tahapan kontrak dan diperkirakan PKR pertama sudah akan datang di tahun 2016 nanti. Sedangkan untuk MLRF Nakhoda Ragam Class, ketiga unitnya telah tiba di Tanah Air.
Nahkoda Ragam Class
Nakhoda Ragam Class
SONY DSC
Tank BMP-3F
Tank BMP-3F

Belajar dari pengalaman sejarah, di Indonesia sering bila ada pergantian pemerintah membuat beberapa program pemerintah sebelumnya tidak dilanjutkan atau digantikan oleh kebijakan baru yang dibuat pemerintahan yang baru. Program modernisasi militer MEF dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sudah membawa perubahan yang cukup berarti bagi Indonesia. Kekuatan Militer Indonesia yang pada tahun 1999 sampai 2005 sangat memprihatinkan, berangsur-angsur sudah mulai menunjukkan perbaikan yang signifikan berkat adanya program MEF ini.

Bukan suatu kejutan bila nantinya program MEF akan diganti dengan program lainnya, namun kita tetap berharap sekali bahwa apapun nama programnya nanti, intinya berharap bahwa modernisasi militer Indonesia tetap harus berjalan. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik beberapa tahun terakhir ditambah adanya kemungkinan ancaman konflik yang akan dihadapi Indonesia di sekitar Laut Cina Selatan.
Rudal C-705 pada KRI Kujang 642.
Rudal C-705 pada KRI Kujang 642.
Changbogo class, 3 unit akan memperkuat TNI AL
Changbogo class, 3 unit akan memperkuat TNI AL
 
Di lini armada kapal cepat, TNI AL juga akan menerima beberapa unit KCR-40 dan KCR-60 buatan dalam negeri yang dilengkapi dengan varian rudal C-705 dan C-802 buatan Cina. Juga TNI AL telah mendapatkan beberapa unit Landing Ship Tank (LST) yang bisa digunakan untuk transpotasi bagi armada MBT Leopard. Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) TNI AL juga mendapatkan 3 unit CN-235 MPA produksi Indonesia yang akan menjadi pesawat patroli maritim. Selain itu TNI AL juga akan mendapatkan 11 unit Heli Anti Kapal Selam dari Perancis yaitu AS-565 MB Phanter. Juga diberitakan TNI AL mendapatkan rudal anti kapal generasi terbaru yaitu Exocet MM-40 Block 3 yang kemungkinan akan dipakai di armada kapal perang terbaru TNI AL. Bahkan diberitakan juga TNI AL juga akan mendapatkan rudal pertahanan udara jenis VLS (Vertical Launch System) MICA dari Perancis, MICA digadang sebagai rudal anti pesawat untuk menggantikan keberadaan rudal SAM Sea Wolf di Bung Tomo Class.

Korps Marinir TNI AL juga mendapatkan 37 unit BMP-3F dari Rusia yang ditandatangani di tahun 2011 yang lalu dengan nilai kontrak US$114 juta. Ini adalah pengadaan tahap kedua, dimana sebelumnya juga sudah ada pengadaan 17 unit BMP-3F di tahun 2009. Dengan pengadaan tahap kedua ini, Marinir TNI AL sudah memiliki 54 unit BMP-3F. Beberapa waktu lalu 37 unit BMP-3F ini sudah hadir di Indonesia.

Selain pengadaan alutsista yang sudah dijelaskan diatas, masih ada beberapa pengadaan alutsista lainnya yang tentunya belum disebutkan. Namun hal diatas adalah gambaran besar pengadaan alutsista untuk TNI AL di MEF I (2009-2014).(Indomiliter)

Jagoan-jagoan Tembak di Tapal Batas

 
image
All Photos: Eko Rizqa dan Wigih Bratanata

Kali ini, saya akan menceritakan kemampuan para penduduk perbatasan yang rata-rata jago menembak. Hutan hujan tropis yang mengelilingi desa mereka menyimpan banyak sumber daya hewani yang bisa dimanfaatkan. Lingkungan yang berupa hutan belantara menjadikan masyarakat pandai berburu, susur hutan, dan mencari jejak. Beberapa hewan yang sering diburu diantaranya kancil, payau, kijang, babi hutan dan sebagainya. Kegiatan berburu yang dilakukan tidak lagi mengunakan alat tradisional seperti sumpit atau tombak. Sebagian besar penduduk disini sudah menggunakan senapan penabur untuk berburu. Senjata penabur memiliki satu amunisi dalam satu kali tembak, dan apabila sudah mengenai sasaran, maka amunisi tersebut akan pecah menjadi beberapa pecahan proyektil.

Hewan buruan biasanya dijual di pasar, terkadang juga dimakan sendiri. Hewan buruan itulah yang menjadi sumber protein hewani untuk masyarakat sekitar. 1 ikat daging kijang atau kancil (kurang lebih 1 kg) dihargai 30 ribu. Jauh lebih murah daripada seekor ayam potong yang bisa mencapai 150-200 ribu per ekor. Tapi anehnya, murid-muridku lebih bersemangat memakan ayam potong karena mereka bilang bosan dengan daging hewan buruan. Sedangkan bagi kami, guru SM3T, tentu lebih memilih daging kijang karena tidak bakal ditemui di pasar-pasar di Jawa. Jika siswa kami mendapat buruan, biasanya mereka datang ke rumah dinas kami, dan kami pun dengan suka hati membelinya. Karena saking enaknya daging hewan buruan, sering kami mabuk kekenyangan, hehe.
image
All Photos: Eko Rizqa dan Wigih Bratanata
image
image

image
All Photos: Eko Rizqa dan Wigih Bratanata

image
image
All Photos: Eko Rizqa dan Wigih Bratanata

Jika ada waktu libur sekolah, kami terkadang berkemah bersama siswa. Kami cukup membelikan siswa bumbu-bumbu masak dan peluru penabur. Urusan mencari hewan buruan sampai masak, siswa kamilah ahlinya. Para siswa SMA, sudah tidak perlu lagi diragukan kemampuan mereka hidup di hutan. Alam sudah menyatu dalam diri mereka. Mereka sudah mengetahui dimana para hewan berkumpul, bagaimana membaca tanda dan bagaimana cara berburu yang baik.

Salah satu trik yang digunakan untuk berburu di hutan adalah jangan sampai kita berdiri searah hembusan angin tetapi harus menantang arah angin. Hal ini dimaksudkan agar hewan tersebut tidak mencium kedatangan kita. Trik kedua adalah kegiatan berburu sebaiknya dilakukan malam hari. Hewan lebih jinak dan lebih mudah mendeteksi hewan dengan bantuan senter sorot. Jika ada cahaya pantulan seperti kelereng yang berpijar, maka senter telah menyorot mata hewan buruan. Tetapi harus dipastikan juga itu adalah hewan, karena pernah ada muridku yang menceritakan bahwa yang disorot adalah hantu yang berdiam diri di hutan. Otomatis merekapun lari tunggang langgang, hehe.

Nah, dalam rangka mengakomodasi bakat dan minat masyarakat dalam bidang tembak-menembak maka Bulan Agustus kemarin, dalam rangka HUT RI ke 69, pos PAMTAS 100/RAIDER dan YonZikon 12/KJ Long Ampung, Kayan Selatan, Malinau mengadakan lomba menembak. Sebelum dibuka pendaftaran, animo masyarakat sudah membludak, salah satunya saya sendiri yang mendaftar. Karena keterbataan sumber daya, maka hanya 25 pendaftar saja yang diterima, dipilih secara adil mewakili desa dan instansi pemerintahan. Jika tidak dibatasi, mungkin bisa puluhan atau ratusan orang yang mendaftar. Salah satu faktor membludaknya animo adalah senjata yang digunakan merupakan senjata asli milik tentara yakni pistol dan senapan SS-2.

Saat hari-H perlombaan sayang sekali saya malah batal mengikutinya. Badan sedikit meriang karena sehari sebelumnya kecapekan dan kehujanan dalam mempersiapkan Upacara 17 Agustus. Posisi saya digantikan sesama rekan guru, yakni Wigih Bratanata yang akhirnya menempati peringkat 4. Juara 1 diraih oleh ketua pemuda setempat, juara kedua diraih pegawai kecamatan, sedangkan juara ketiga diraih oleh Guru SMP N 1 Kayan Selatan.

Hadiah dari lomba ini, disponsori oleh Komandan Kompi Yon Zikon 12/KJ. Juara I mendapatkan Tropi Danki Pamtas dan uang tunai dari Danki Zikon sebesar Rp. 1.000.000,00. Juara II mendapatkan Tropi Danki Pamtas dan uang tunai dari Danki Zikon Rp. 750.000,00 dan Juara III mendapatkan Tropi Danki Pamtas dan uang tunai dari Danki Zikon Rp. 500.000,00. Ada satu kejadian yang unik. Ada tantangan dari Danki Zikon kepada peserta, jika bisa menembak 2 buah botol menggunakan pistol dengan tepat maka akan dapat uang cash 1 juta. Banyak yang gagal, termasuk Danki Zikon itu sendiri yang cuma berhasil mengenai 1 sasaran. Ternyata yang berhasil menjawab tantangan itu adalah seoarang guru SMP setempat. Semua bertepuk tangan.

Melihat animo masyarakat perbatasan yang begitu besar terhadap lomba ini, diharapkan kegiatan serupa bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. Syukur-syukur dari pos PAMTAS atau pihak terkait bisa membentuk sebuah klub ataupun persatuan menembak. Selain sebagai sarana tentara mendekatkan diri dengan masyarakat juga bisa dijadikan wahana mengasah skill penduduk. Jika kemampuan menembak para penduduk perbatasan dipupuk dan diarahkan, mereka bisa dijadikan semacam tentara cadangan jika sewaktu–waktu negeri Sonora berulah. Kemampuan mereka menjelajah hutan dan hidup di hutan, juga dapat dijadikan teman gerilya bagi para tentara yang belum pernah masuk hutan Kalimantan. Saya rasa biaya untuk mengembangkan sumber daya penduduk perbatasan lebih murah dari harga sebuah rudal dengan efek berkali lipat dari sepucuk rudal.

Pembentukan Kodam Papua Barat Tunggu Lahan

 
KSAD TNI Gatot Nurmantyo.
KSAD TNI Gatot Nurmantyo.

Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam) Papua Barat hingga kini belum terjadwal karena masih menunggu bantuan lahan dari pemerintah setempat.

Bila lahan yang dimaksudkan tidak disediakan, ia menyatakan pihaknya belum dapat memastikan kapan Kodam Papua Barat itu akan dibentuk.

Mantan Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) di Merauke dan Jayapura pada 1990-an itu mengemukakan, hingga saat ini pihaknya belum memiliki lahan untuk membangun markas sehingga belum dapat dipastikan kapan pembentukan Kodam Papua Barat direalisasikan.

Pulau Papua yang luasnya tiga setengah kali Pulau Jawa itu baru memiliki satu kodam dengan 4 komando resor militer (korem) dan 14 kodim serta 113 komando rayon militer (koramil).

Kodam Cenderawasih melakukan pameran alat utama sistem senjata (alutsista) selama 3 hari di halaman Kantor Gubernur Papua di Dok 2 Jayapura, yang menampilkan berbagai alat tempur milik TNI AD, serta peralatan pertanian yang digunakan TNI AD saat kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa.

“Bila lahan sudah tersedia, maka kami siap membangun,” katanya di Jayapura di sela-sela meninjau pameran alat tempur yang digelar Kodam Cendrawasih, Jumat (26/12/2014).

Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) itu mengatakan, pihaknya baru akan membangun Markas Kodam Papua Barat bila lahan yang disediakan oleh pemerintah daerah letaknya berdekatan dengan kantor gubernuran, bukan sebaliknya yang jauh dari pusat pemerintahan.

KSAD Jenderal TNI Nurmantyo yang berkunjung ke Papua sejak Kamis kemarin dan sempat menghadiri Natal bersama warga di Wamena, Lembah Baliem, Pedalaman Papua. (Liputan6.com)

Gabungan TNI AL Bekuk 4 Perompak di Selat Malaka

 
Ilustrasi : Kapal Perang Republik Indonesia
Ilustrasi : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI Sultan Hasanuddin 366)

Batam, – Satuan gabungan Koarmabar TNI AL berhasil membekuk 4 pria perompak di kawasan Selat Malaka. Dari tangan para tersangka juga ditemukan narkoba siap edar.

Demikian disampaikan, Panglima Koarmabar, Laksamana Muda Widodo dalam siaran persnya yang diterima detikcom, Jumat (26/12/2014). Laksda Widodo menjelaskan, kasus percoba perompakan setidaknya terjadi tiga kali pada 24 hingga 25 Desember.

Sasarannya terhadap kapal-kapal Bulk Carrier dan perompakan di Tug Boat UMT 6 yang berbendera asing di perairan Selat Malaka.

“Selanjutnya pada 25 Desember 2014 pukul tepat pukul 03.00 WIB dengan sarana combat boat serta Sea Rider tim langsung mengejar para pelaku yang diketahui berada di Pulau Terung di sekitar Batam, Kepri,” kata Laksda Widodo.

Sesampainya di lokasi, lanjut Laksda Widodo, tim Satgas segera melaksanakan pendekatan dengan tokoh-tokoh atau tetua di Pulau Terung agar mereka menunjukkan lokasi keberadaan para pelaku perompakan.

Melalui proses yang berliku selama lebih kurang lima jam dari pukul 12.00 s.d 17.00 WIB, masih kata Laksda Widodo, tim Satgas akhirnya berhasil menangkap para pelaku yang berjumlah empat orang.

“Selama proses pemeriksaan tim satgas berhasil mendapatkan barang bukti berupa 1/2 gg ganja kering, 104 paket ganja siap edar serta 1 paket sabu-sabu yang siap edar,” kata Laksda Widodo.
Dalam pemeriksaan awal lanjutnya, diketahui bahwa 1 orang bertindak sebagai bandar narkoba merangkap perompak. Sedangkan 2 orang sebagai pemakai dan 1 orang sebagai bandarnya.
” Untuk pemeriksaan lebih lanjut keempat tersangka selanjutnya diamankan diamankan di Lanal Batam,” tutup Laksda Widodo. (detikNews)

Mungkinkah NKRI akan Dikeroyok Amerika dan Kroninya ???

 
image
Setelah membaca artikel dari bung Antonov, saya tertarik dengan ulasan selanjutnya yang katanya … jika terjadi perang kita akan dikeroyok oleh Amerika, Inggris, anggota NATO (mungkin) dan tentunya Australia sebagai proxy war nya. Mari kita lihat poin plus minusnya jika mereka menyerang Indonesia, dibaca dengan santai aja … biar gak spaneng dan mudah dicerna.
Pertama Amerika. Pada saat ini Amerika sedang berusaha menyelesaikan masalahnya di Timur Tengah, mereka ingin meninggalan kesan manis setelah bertahun-tahun menjadi “penyeimbang” di negara gurun tersebut, tapi walaupun sudah mau ditinggal masih saja perang gak kelar-kelar dan ini masih ada ISIS segala, mereka sadar bahwa berperang di sana sudah tidak menguntungkan lagi, nyari minyak? Dah dapet suplaier dari Arab yang gak pernah membangkang sama paman sam. Nyatanya ketika perang, mereka malah hampir bangkrut, pemasukan kas negara hasil kemenangan peperangan juga tidak sepadan, minyak yang di cari? Tak dapat hasil memuaskan.

Amerika Serikat juga ingin menekan Rusia yang mulai bangkit, melalui Ukraina. Terlalu banyak masalah yang ditangani Amerika, mulai dari Timur Tengah, ISIS, Krimea, China dan Rusia. Amerika sudah cukup puyeng dengan masalah yang ada. Jadi jika mereka membantu Australia dalam perang melawan Indonesia, dapat didiagnosa (ciee kayak orang sakit ya,, haha..) kekuatan Amerika berkurang cukup banyak. Itu berarti mereka akan berfikir dua atau tiga kali jika diminta untuk membantu.
image
Dilahat dari ekonomi nilai expor impor dengan Amerika juga tidak terlalu besar, dilihat dari kerja sama militer, tentu ini hal yang patut dicermati, karena jika sampai terjadi embargo, kita akan lemah, tidak dapat dipungkiri bahwa kita pengguna senjata Amerika dalam jumlah besar. Tapi… ada tapinya lho!!! Jika Amerika memusuhi kita, akan menjadi boomerang, karena “keseimbangan” akan bergeser ke timur, dan Indonesia adalah anggota ASEAN yang secara tidak langsung akan berimbas pada analisa dari teman-temannya bahwa Amerika bukan teman yang baik dan tentunya “gosip” yang akan di sebar oleh cewek-cewek NKRI, “jangan sama Amerika, dia jahattt…” hahaha. Amerika lebih banyak ruginya, asetnya di Papua, kilang-kilang di NKRI, belum lagi segala jenis thethek bengek yang tak bisa saya jelaskan. Sementara NKRI akan Syukuran dengan perginya Amerika dari Indonesia, walaupun Rupiah akan jatuh, dan siap-siap dengan bantingan yang bikin patah tulang atau mimisan…

Kedua Inggris. Negara ini pernah menjadi musuh nyata NKRI di masa lampau, negara yang pernah menjajah di bumi pertiwi. Negara Inggris merupakan negara yang paling sukses dengan konsep persemakmuranya. Yuk kita lihat hubungannya dengan Australia, hubungan ini dimulai ketika Negara benua ini menjadi tempat buangan Inggris terhadap orang-orang yang gak bener. Yang pada perjalanannya mampu menyingkirkan Aborigin ke wilayah pnggiran. Dan jenggg… – jenggg…!!! jadilah Australia yang identik dengan Lek Toni Abbot.
image
Ternyata dari berbagai sumber yang saya baca hubungan Australia-Inggris tidak terlalu kentara. Memang logika yang main di otak kita, jika anak kita merengek tentu akan membuat ibunya tidak akan kuasa mendengarnya. Hubungan Austaralia dan Inggris tak semanis yang kita kira, nyatanya nilai export mereka lebih besar ke Jepang dan Amerika, Alutsista mereka juga gak ngiblat ke Inggris, pesawat gak ada tuh typhon di Australia, kapal selam? Gak ada tuh Astute di sana. Malah akhir-akhir ini mereka pesan siriu dari Jepang, bukan astuti, hehehe.. tapi walaupun demikian mama eli “mungkin” akan membantu Australia dengan berbagai konsekuensi, pertama, kehilangan sahabat yang baru yaitu Indonesia, kedua kehilangan sesuatu dari AIRBUS! Ya AIRBUS! Kerjasama terhadap PT. DI akan tersendat, atau bahkan dihentikan. Yang rugi? Indonesia sudah tentu, Inggris so pasti, mereka juga akan kehilangan pembeli potensial eurofighter typhon, dan ketiga, mereka akan kehilangan sumber minyak dari NKRI.

Ketiga adalah NATO. Kita tahu bahwa anggotanya buanyak banget, jadi kita buat sederhana saja, kita ambil yang sering bantu-bantu jika terjadi perang yaitu Perancis dan Jerman. Hubungan Perancis dengan Indonesia lebih hangat dibandingakan dengan hubungan Prancis dengan Australia. Kita tahu, alutsita yang kita beli lumayan banyak dari perancis, meriam nexter, exocet, kapal TNI AL. Selanjutnya swalayan-swalayan yang ada di NKRI juga banyak yang dari Perancis, masih ada lagi yang sering kita lupakan, Anggun C Sasmi dari Perancis lohhh!!! Hehehe.. piss mrs.Anggun. Jadi kemungkinan mereka membantu Australia adalah 49%, yang 51 % kemana … ya ke NKRI lah, hehe,, yang terakhir Jerman, gak mungkin mereka bantu Australia. Dijamin 99%. Khusus dengan Jerman kita punya hubungan khusus, mulai dari ekonomi, pemerintahan, pendidikan bahkan militer sampe ada perjanjian khusus segala di era SBY, apa gak spesial tuh NKRI di mata Jerman???
Dari uneg-uneg di atas, dapat disimpulkan jika Barat dipastikan ngeroyok NKRI ketika perang melawan Australia, adalah hal yang masih dapat terbantahkan! Setuju???(JKGR)

TNI Butuh Senjata dan SDM

TNI Butuh Senjata dan SDM untuk Amankan Perbatasan RI - RDTL
DOK
TNI di perbatasan 
 
KUPANG -- Danrem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Achmad Yuliarto yang ditemui di Lanud El Tari usai mengantar Menhan RI, mengatakan, ada 14 pos perbatasan yang sudah roboh dan segera membutuhkan perbaikan terutama di tiga titik wilayah perbatasan yakni perbatasan dengan Oekusi, Bijaesunan dan Humaniana.

Sementara untuk pengamanan perbatasan di wilayah laut, Danlantamal VII Kupang, Laksma Teddy Muhibah Pribadi yang ditemui di tempat yang sama, mengatakan, pada intinya untuk pengamanan wilayah laut, yang dibutuhkan adalah masalah SDM personil TNI AL dan kelengkapan peralatan.
Apalagi saat ini perhatian terhadap masalah maritim menjadi perhatian presiden RI, Joko Widodo sehingga kelengkapan peralatan persenjataan menjadi sangat penting.

"Masih dibutuhkan sarana prasarana seperti alat komunikasi, alat deteksi serta persenjataan. Juga kondisi kapal yang baik dan jumlah personil. Intinya hampir sama dengan TNI AD," kata Teddy.
Danlanud El Tari, Kol Pnb Andi Wijaya yang ditemui di tempat yang sama juga menambahkan hal yang sama. Kelengkapan peralatan dan persenjataan serta SDM yang baik dari personil TNI menjadi hal penting dalam mendukung pengamanan wilayah perbatasan.

Pos pemantau perbatasan di Pulau Batek juga membutuhkan perhatian selain masalah persenjataan untuk pengamanan wilayah perbatasan dan kekuatan personil.(POS KUPANG.COM)

MENHAN RI KUNJUNGI KODAM IX/UDAYANA


Pendam IX/Udayana
26 Desember 2014
Editor Kapten Inf I Nyoaman Budiarta

Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Pur) Ryamizard Ryacudu,didampingi oleh Dirjen Strahan, Mayor Jenederal TNI Yoedi Swastanto, SA Keamanan Mayor Jenderal TNI Wijaksono, Dirrenbanghan,Marsma TNI M Safii, Karo TU, Brigjen TNI Ida Bagus Purwa Laksana dan rombongan lainnya, mengunjungi Kodam IX/Udayana untuk memberikan pengarahan kepada para Perwira TNI Garnizun Denpasar pada (26/12) bertempat di Aula Makodam IX/Udayana.

Pada kesempatan tersebut Menhan tiba di Makodam IX/Udayana pada pukul 09.00 Wita diawali dengan penerimaan hormat berjajar dari Regu Jaga Makodam IX/Udayana yang pada intinya Komandan Regu Jaga melaporkan situasi Markas Kodam IX/Udayana Dalam keadaan aman, Menhan disambut oleh Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI, Torry Djohar Banguntoro, didampingi oleh para pejabat utama Kopdam IX/Udayana antara lain, Kasdam IX/Udayana, Brigjen TNI Ruslian Hariadi, Irdam IX/Udayana, Danrem 163/wira Satya, Danridam IX/Udayana, Dan Lanal Denpasar, Danlanud Ngurah Rai, Para Asisten dan para Kabalak Kodam IX/Udayana. Menhan diarahkan menuju Ruang Tamu Pangdam IX/Udayana untuk melaksanakan transit sebelum memberikan pengarahan kepada para Perwira TNI garnizun Denpasar yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Selanjutnya Menhan mengawali pengarahannya dengan mengucapkan selamat tahun baru 2015 dengan harapan di tahun 2015 akan menjadi lebih baik lagi. Menhan juga menyampaikan tujuan tatap muka seperti ini adalah bertujuan untuk memperkuat dan memperkokoh kebersamaan dan semangat pengabdian sebagai komponen utama pertahanan Negara, Indonesia cinta damai namun lebih cinta kemerdekaan. Selanjutnya Menhan juga memaparkan tentang dinamika perkembangan global yang pada intinya terdapat dua tantangan, yaitu tantangan nyata antara lain terorisme, Wabah penyakit, Bencana Alam, Prompakan, Pencurian SDB, Pelanggaran Perbatasan, Perang Siber dan Intelijen serta penyalahgunaan Narkotika, sedangkan yang bersifat tidak nyata adalah Konplik Terbuka dan Perang Konvensional.Kemudian penekanan Menhan antara lain, Peralihan pemerintahan berlangsung aman dan damai, Loyalitas harus tegak lurus, tidak ada loyalitas ganda, Silaturahmi harus tetap terjalin dengan para pimpinan, Jangan lupa jasa-jasa pemimpin terdahulu, Tingkatkan terus kesadaran bela Negara, Jaga kekompakan antara sesama prajurit, sesama matra dan dengan instansi pemerintahan, Sebagai Komandan harus mampu memotivasi para bawahannya guna meningkatkan kinerja, Tingkatkan terus pemberdayaan wilayah pertahanan daerah, Galakkan upaya bela Negara,  Pelihara dan hormati kearifan lokal dan hindari pernyataan yang kontra produktif yang dapat meresahkan masyarakat.

Selanjutnya Menhan menuju lantai tiga Aula Makodam IX/Udayana untuk memberikan pengarahan yang diawali dengan laporan Pangdam IX/Udayana. Pada kesempatan tersebut Pangdam IX/Udayana mengawali laporannya dengan mengucapkan selamat hari raya Galungan dan Kuningan kepada umat Hindu yang merayakannya, ucapan selamat hari Natal kepada umat Kristiani dan ucapan selamat datang kepada Menhan beserta rombongan di Kodam IX/Udayana.Pangdam melaporkan jumlah Perwira TNI ( Darat, Laut dan Udara ) yang mengikuti pengarahan  Menhan pada hari ini berjumlah 516 orang dari satuan TNI yang berada di Garnizun Denpasar, selanjutnya Pangdam juga melaporkan tentang pembentukan satuan Yonif Mekanis 741 dan Batalyon Zipur 18 yang ada di wilayah Kodam IX/Udayana, hambatan yang ada antara lain, tidak adanya mobil Escape, Mobil Ambulance dan terbatasnya perlengkapan Matan, untuk itu permohonan Pangdam adalah percepatan pembangunan Pangkalan Yonif mekanis 741 dan dukungan peralatan pengamatan dan penyelamatan ( Matan).

Demikian pengarahan Menhan dapat berjalan dengan lancar dan dilanjutkan dengan ramah tamah, Sholat Jumat di Mushola Kodam IX/Udayana. Selanjutnya Menhan sempat mengadakan foto bersama dengan para Pejabat Kodam IX/Udayana dan meninggalkan Makodam IX/Udayana.
Demikmian Pendam IX/Udayana.(http://kodam-udayana.mil.id)

Mayjen Daniel Tjen, Jenderal Tionghoa Penting di Mabes TNI

SIAPA bilang warga Tionghoa tidak bisa menjadi jenderal? Itulah yang dibuktikan Daniel Tjen, kepala Pusat Kesehatan Mabes TNI. Dua bintang kini tersemat di pundaknya sebagai prajurit TNI-AD.

Mayjen TNI Daniel Tjen di ruang kerjanya, Pusat Kesehatan Mabes TNI. (Dian Wahyudi/Jawa Pos)
Mayjen TNI Daniel Tjen di ruang kerjanya, Pusat Kesehatan Mabes TNI. 

EMPAT pos pemeriksaan dan penjagaan terlebih dulu harus dilalui sebelum sampai di kantor Mayjen TNI Daniel Tjen di lantai 6 Gedung B-3, Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta. Bagi orang luar, tentu tidak cukup hanya dengan pasang wajah manis setiap melintas di masing-masing pos tersebut.

Setiap tamu memang harus menyebutkan tujuan dan keperluan secara jelas mengapa akan menemui Daniel. Tanpa itu, sulit rasanya bisa menemui satu-satunya perwira tinggi TNI berdarah Tionghoa yang masih aktif tersebut.

Sesampai di depan ruangan sang jenderal, dua prajurit TNI kembali akan ’’menginterogasi’’ orang yang akan bertemu komandannya. Setelah memastikan tujuan dan maksud kedatangan tamu, salah seorang prajurit masuk ke ruang dan menyampaikan kepada atasannya tersebut.
’’Mohon izin, Jenderal,’’ ujar prajurit tersebut tegas, Jumat siang (19/12).

Membaca namanya, Daniel Tjen, orang yang belum pernah bertemu mungkin bisa menebak bahwa sang jenderal berdarah Tionghoa. Benar saja, kesan itu mendapat penegasan ketika berhadapan langsung dengan prajurit TNI kelahiran Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, 24 Juni 1957, tersebut.

Ya, jenderal bertinggi badan 168 cm itu memang terlahir dari orang tua berketurunan Tionghoa. Mendiang ayahnya, Tjen D. Tjoeng, adalah salah seorang karyawan di pabrik timah di Pulau Bangka.
Di antara enam bersaudara, Daniel adalah satu-satunya yang memilih jalan hidup yang ’’out of the box’’. Yakni, menjadi tentara. Lima saudaranya, sebagaimana umumnya warga Tionghoa, menjadi pedagang atau pekerja di perusahaan swasta.

’’Masa kecil saya sama dengan anak-anak lain yang lahir di kampung. Kami tidak berpikir untuk menjadi tentara,’’ kenang Daniel.

Hingga SMA, bapak dua anak itu masih tinggal di pulau yang berada di pesisir timur Sumatera Selatan tersebut. Baru ketika kuliah, dia melanjutkan pendidikan dokter di sebuah universitas di ibu kota.

’’Waktu kuliah itu pun masih belum terpikir (mau jadi tentara). Yang ada bagaimana saya bisa menjadi dokter,’’ tambahnya.

Namun, seiring perjalanan waktu, dunia militer justru menarik perhatian Daniel. Tepatnya sesaat setelah dia lulus pendidikan dokter pada 1984. Ketika itu, Daniel melihat sejumlah seniornya sukses masuk menjadi tentara melalui jalur wamil (wajib militer).

’’Pada tahun-tahun itu, sistem di TNI sudah berjalan baik, tidak ada sekat suku atau agama. Mereka yang terbaik yang akan dipromosikan,’’ tuturnya.

Daniel pun ikut mendaftar tentara lewat jalur wamil pada 1984. Setahun kemudian, dia lulus sekolah calon perwira (secapa) dan mendapat tugas pertama di Kodam IX/Udayana. Tepatnya di Batalyon 745 yang bermarkas di Lospalos, Timor Timur (sekarang Timor Leste). Dia langsung bertugas dalam operasi militer.

Daniel bertugas selama 2,5 tahun di kota berpenduduk sekitar 28 ribu jiwa itu. Selanjutnya, dia pindah tugas ke ibu kota Timor Leste, Dili. Selama sekitar 3,5 tahun dia bertugas di wilayah yang kemudian lepas dari RI pada 1999 tersebut.

’’Enam tahun penugasan di daerah operasi militer itu banyak menempa saya,’’ ungkapnya.
Keluar masuk hutan dengan hanya berjalan kaki sudah biasa bagi dia waktu itu. Sebagai dokter militer, Daniel tidak berbeda dengan prajurit pada umumnya.

’’Makan hanya dengan nasi putih dan sedikit sambal, nikmatnya sudah luar biasa. Makanan di hotel bintang lima nggak ada apa-apanya,’’ ucapnya lantas tersenyum.

Daniel merasa pengalamannya di daerah operasi militer itu sangat berkesan. Sebab, tidak semua dokter militer pernah bertugas di daerah operasi.

Meski juga menguasai penggunaan senjata, sebagai tenaga medis, Daniel memang lebih banyak memainkan peran soft power saat bertugas. Tidak hanya mengurusi kesehatan prajurit TNI dan keluarganya, dia juga melayani masyarakat umum.

Misalnya, saat bertugas di Lospalos, Daniel tiba-tiba dibangunkan pada tengah malam oleh penduduk setempat. Mereka meminta tolong kepada Daniel untuk membantu persalinan seorang warga. Rumah pasien itu berlokasi di seberang hutan yang cukup jauh dari tempat tinggal Daniel.

Tanpa pikir panjang, sebagai satu-satunya dokter di rumah sakit kabupaten, Daniel pun berangkat. Padahal, lokasi desa tempat si ibu yang akan melahirkan dikenal sebagai salah satu sarang Fretilin, kelompok pemberontak.

’’Saat itu, saya berpikir mau membantu karena niat baik saja, tidak melihat apakah warga yang meminta bantuan itu GPK (gerombolan pengacau keamanan) atau bukan,’’ ujarnya.
Daniel bersama dua penduduk yang meminta bantuan itu langsung meluncur ke lokasi. Mereka menembus hutan dengan mengendarai ambulans yang lampu depannya sudah mati.
’’Jadi, yasatu tangan pegang setir, satu lagi pegang senter. Tapi, bersyukur, semua berjalan baik saat itu,’’ ungkapnya lantas tertawa.

Selepas dari Timor Leste, Daniel menjalani tour of duty jabatan dan penugasan. Dia sempat bertugas di Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad), di Kodam III/Siliwangi, hingga akhirnya di Direktorat Kesehatan Mabes TNI-AD. Dengan cepat, dia menjabat wakil direktur kesehatan AD, lalu promosi menjadi wakil kepala pusat kesehatan (Wakapuskes) TNI.

Di jabatan itulah pangkat kemiliteran Daniel naik menjadi bintang satu alias brigadir jenderal (brigjen). Mulai November lalu, dia pun resmi menjabat Kapuskes TNI.

Saat Daniel menjadi direktur kesehatan TNI-AD, prestasi membanggakan berhasil diraih Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. RS milik TNI-AD itu menjadi rumah sakit pertama di dunia yang terakreditasi secara internasional.

Akreditasi dilakukan Join Commission International (JCI). Di Indonesia, rumah sakit pemerintah yang berstandar internasional adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Sanglah Bali, RS Fatmawati Jakarta, dan RSUP Sardjito Jogjakarta.

Menurut Daniel, akreditasi itu penting karena menjadi jalan bagi RS Gatot Soebroto sebagai rumah sakit berkelas internasional. Dia kemudian mengungkapkan keprihatinannya atas fakta bahwa 2 persen GDP (gross domestic product) Singapura berasal dari sektor kesehatan yang disumbang orang-orang Indonesia.

”Saya bersyukur memiliki teman-teman yang merupakan orang-orang hebat hingga Indonesia bisa diakui secara internasional seperti sekarang,” tandas Daniel.

Karir militer Daniel tidak hanya cemerlang di lingkungan TNI. Di dunia internasional, dia juga mendapat pengakuan. Saat ini dia dipercaya duduk sebagai co-chairman di International Committee of Military Medicine (ICMM).

Organisasi di bawah PBB yang berkantor pusat di Brussel, Belgia, itu menaungi satuan kesehatan militer dari 114 negara. Dia terpilih saat kongres terakhir di Riyadh, Arab Saudi.
”Tahun depan, jika tidak ada halangan, saya akan menjadi chairman-nya,” kata Daniel.

Kepercayaan itu bakal diberikan seiring penunjukan Mabes TNI sebagai tuan rumah kongres ICMM.  Kepercayaan tersebut tidak didapat begitu saja. Indonesia harus lebih dahulu menjalani open bidding (seleksi terbuka) dengan sejumlah negara. Saingan terberat saat itu adalah Tiongkok dan Singapura.
”Dua negara yang militernya relatif lebih hebat dari kita itu ternyata kalah oleh kita,” katanya dengan bangga.

Menjadi chairman ICMM, bagi Daniel, bukan sekadar penghargaan atas sebuah jabatan berkelas internasional. Namun, dia memandang jabatan tersebut bisa menjadi peluang Indonesia untuk semakin memajukan peran militer di kancah internasional. Khususnya di lingkup kesehatan militer.
”Ini strategis. Jangan dibayangkan perang era sekarang tembak-tembakan dan senjata. Sesuai perkembangan, kini ada perang asimterik, ada perang proxy, di mana bidang kesehatan menjadi salah satu bagian penting,” ungkapnya.

Selain Daniel, beberapa warga keturunan Tionghoa pernah meniti karir di bidang kemiliteran hingga berpangkat jenderal. Namun, mereka sudah memasuki masa pensiun. Di antaranya, Brigjen TNI (pur) Tedy Jusuf, Laksamana Pertama TNI (pur) Dr dr Harmin Sarana, dan Laksamana Muda TNI (pur) Jahja Daniel Dharma atau yang lebih dikenal sebagai John Lie.

”Saya tidak pernah merasa dibeda-bedakan selama bertugas di milter. Yang saya alami dan rasakan di militer selama ini hanya dua, yakni enak dan enak banget. Tidak ada yang lain,” tegas Daniel, lalu kembali tersenyum.

Tentara Jepang yang 30 Tahun Sembunyi di Hutan

Kisah Tentara Jepang 30 Tahun Sembunyi di Hutan
Nakamura saat ditangkap tentara TNI AU (foto:Istimewa)
CERITA perang selalu bicara tentang penderitaan dan kepahlawanan. Cerita Teruo Nakamura, tentara Jepang yang bertugas di Kepulauan Morotai, Kepulauan Maluku Utara, Indonesia, mungkin masuk dalam keduanya.

Bagaimana kisah tentara Jepang itu? Cerita Pagi akan mengulasnya. Kisah kepahlawanan itu dimulai saat masa pendudukan Jepang di Indonesia, yang disusul dengan menyerahnya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda kepada Jepang, pada 8 Maret 1942.

Nakamaru yang lahir di Taiwan (saat itu Taiwan merupakan wilayah jajahan Jepang), pada 8 Oktober 1919, terkena wajib militer dan menjadi bagian dari Unit Sukarela Takasago Angkatan Darat Kekaisaran Jepang tahun 1943.

Dia ditempatkan di Pulau Morotai, Indonesia, tahun 1944. Pada tahun itu, tepatnya bulan September 1944, pasukan sekutu yang terdiri dari tentara Amerika Serikat dan Australia menyerang Morotai, pada tahun 1945.

Serangan sekutu itu menghancurkan kekuatan Jepang di Pulau Morotai. Dalam serangan itu, Nakamaru dinyatakan tewas oleh Kekaisaran Jepang. Kabar kematiannya diumumkan pada bulan Maret 1945, karena jejaknya tak pernah ditemukan.

Bahkan setelah beberapa tentara dari kelompoknya ditemukan di hutan tahun 1950, Nakamaru masih tetap tidak diketahui rimbanya. Keberadaannya baru terungkap setelah seorang warga Morotai yang sedang berburu babi melihatnya di hutan.

Melalui warga itu jugalah diketahui bagai mana kehidupan Nakamaru selama di hutan. Dia dikabarkan tinggal di dalam gubuk seluas 2×2 meter yang terbuat dari kayu, dan beratap rumbia. Di gubuk itu ditemukan tumpukan kayu yang sudah melengkung.

Kayu itu melengkung karena dijadikan tempat tidur, dan rencananya akan digunakan membakar dirinya sendiri, jika suatu saat dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa di dalam hutan. Di langit-langit gubuknya, ditemukan satu buah senjata bekas perang.

Senjata itu sangat terawat, dan masih bisa digunakan. Di lantai gubuknya, dia menyimpan 14 peluru aktif. Di dalam gubuk itu juga ditemukan satu botol besar yang berisi minyak babi untuk merawat senjata, dan bumbu makanan.

Sedangkan di kompleks gubuk itu, Nakamura menanam berbagai macam tanaman umbi-umbian, seperti ubi dan singkong. Dia juga membangun pagar kayu untuk melindungi gubug dan pekarangannya dari binatang buas, dan pendatang dari luar.

Nakamura berhasil dibujuk keluar setelah tim gabungan yang terdiri dari tentara Indonesia, dan pihak Kedutaan Jepang menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, pada 18 Desember 1974. Saat mendengar itu, Nakamaru berdiri tegap hormat.

Pada saat itulah, Nakamura disergap tim dan ditodongkan senjata. Tanpa perlawanan, tentara Jepang terakhir di Indonesia itu menyerah. Dia lalu digiring ke Rumah Sakit (RS) Pelni, Jakarta, untuk menjalani perawatan.

Setelah dinyatakan sehat, Nakamura kembali ke Taiwan, tanpa singgah terlebih dahulu ke Jepang. Dia meninggal karena menderita kanker paru-paru lima tahun kemudian, di Taiwan, 15 Juni 1979.

3 Kopassus & Chris John kibarkan bendera di Monas

3 Kopassus & Chris John kibarkan bendera raksasa di Monas

bendera merah putih raksasa di monas.

Bendera Merah Putih raksasa berkibar dengan gagahnya di Tugu Monumen Nasional, Jakarta. Bendera ini memiliki panjang 58 meter, lebar 38 meter dan luas 2.250 meter persegi akan menyambut seluruh pengunjung monas.

Pemerintah Jokowi menobatkan hari ini sebagai Hari Bela Negara.

"Ini menjadi informasi penting kepada pemerintah dan rakyat, untuk mensosialisasikan bela negara. Bahwa, bela negara bukan cuma perang," ujar Direktur Bela Negara Mabes TNI, Laksamana Pertama M Faisal di Silang Monas, Jakarta, Jumat (19/12).

Bendera raksasa tersebut dipasang menghadap ke selatan. Pemasangan bendera itu sempat menjadi pusat perhatian para pengunjung monas, dan menyempatkan diri melihat seluruh atraksi yang ditampilkan pasukan TNI dan pramuka.

Pengibaran bendera tersebut dipimpin oleh petinju kelas dunia, Johannes Christian John atau akrab disapa Chris John. Bendera mulai dikibarkan dengan aksi terjun dengan seutas tali dari puncak monas oleh tiga anggota Kopassus, yakni Letda (inf) Jatmiko, Serda Marpaung dan Serda Joko.

Pemasangan bendera ini dihadiri oleh Menko Polhukam Tedjo Edy Purdjiatno, Menhan Ryamizard Ryacudu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Mereka turut menaikkan bendera tersebut dengan seutas tali yang disiapkan bersama-sama dengan menteri kabinet kerja serta pasukan TNI.(Merdeka.com )

Friday, 26 December 2014

Menhan: Soal Loyalitas Tegak Lurus TNI ke Presiden

Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menekankan kepada jajarannya bahwa loyalitas TNI harus tegak lurus ke Presiden dan tidak boleh ada loyalitas ganda. Hal itu dikatakan Menhan dalam kunjungannya ke Mako Brigif 21/Komodo, Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Kodam IX Udayana, Bali.

‎Menhan Ryamizard menjelaskan, dengan adanya loyalitas tegak lurus, maka tidak ada perintah lain selain dari Presiden sebagai Panglima tertinggi.

"Loyalitas tegak lurus, kalau perintah dari atas ke bawah itu ya satu itu, tidak ada perintah selain dari itu," ujarnya.

"Di sini hanya satu (sambil nunjuk kepala sisi kanan). Makanya berulang-ulang saya sampaikan, nanti di Kalimantan, Papua, Sulawesi, itu yang saya sampaikan, satu," sambungnya.

Saat disinggung apakah ada loyalitas parsial sehingga Menhan mengulang-ulang penekanan loyalitas tegak lurus, Ryamizard menjawab.

"Oh iya, yang namanya rantai komando seperti itu, jadi jangan sampai Presiden ngomong apa, nanti ikut-ikut yang lain, nngak bisa dengerin," tuturnya.

"Nantinya akan ke seluruh Kodam-kodam dalam rangka memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit agar di benaknya satu tugas pokoknya, satu yang akan dilaksanakan," kata Menhan di Kodam IX Udayana, Bali, Jumat (26/12/2014).(Detik)

Durasi 4 menit, Abu Jandal Al Indonesi Anggota ISIS Tantang Panglima TNI

Jakarta - Jagad dunia maya dihebohkan oleh tayangan seorang pria yang menantang Panglima TNI untuk turun ke medan peperangan di Irak dan Suriah memerangi ISIS. Video tersebut berdurasi 4 menit 01 detik.

Jenderal Moeldoko mengatakan kepada The Washington Times bahwa secara personal dirinya meminta Kepala Kerjasama Militer AS Jenderal Martin E Dempsey untuk mengizinkan pejabat tinggi TNI ikut berpartisipasi sebagai peninjau dalam Gugus Tugas anti ISIS di Washington.

"Pesan ini saya tunjukan kepada Moeldoko Panglima TNI, Polri, dan Banser. Kami menunggu kedatangan kalian. Kami telah mendengar bahwa kalian menginginkan untuk membantu pasukan koalisi untuk melenyapkan daulah khilafah," pernyataan pembuka Abu Jandal, dalam video yang dirilis Rabu (24/12/2014) tersebut.

Dalam pernyataanya tersebut, dia menunggu kedatangan pihak militer Indonesia di negeri yang tengah dirundung konflik, Suriah dan Irak.

"Karena sungguh, apabila kalian tidak mendatangi kami maka kami lah yang akan mendatangi kalian," tantang pria berperawakan kurus tersebut.

Belum diketahui lokasi pengambilan video tersebut. Namun, dari penelusuran detikcom, terdapat beberapa video Abu Jundal yang mengucapkan selamat Idul Fitri. Ucapan tersebut diliput salah satu stasiun tivi Al Hayat dengan latar sebuah taman yang penuh kerumunan anak kecil dan remaja dengan muka khas Timur Tengah.

Dalam pernyataan tersebut dia juga mengajak para WNI untuk bergabung dalam kelompok ISIS. Sementara itu, belum ada tanggapan dari pihak TNI terkait dengan penanyangan video tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya belum membalas pesan yang dikirim detikcom.

Sebuah laman berita jihad menyebutkan bahwa pria berkupluk hitam dengan berbalut jaket loreng adalah Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi. Abu Jandal, dalam pernyataanya tersebut menanggapi keinginan Jenderal Moeldoko untuk membangun kerjasama dengan Washington dalam menghadapi kelompok ISIS di kawasan Asia Tenggara.(Detik)

Cerita dramatis & lucu Kopassus sergap musuh di Hutan Jabar




Kisah dramatis & lucu Kopassus sergap musuh di belantara Jabar
Supardi dan para veteran. 

"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," canda Supardi saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kegiatan Bogor Membara: 1945! yang digelar Bogor Historical Community di Museum Perdjoangan Bogor, Kamis (25/12).

Letnan kolot dalam bahasa Sunda artinya letnan tapi tua. Sebutan untuk mereka yang pensiun dengan pangkat letnan.
 

Usianya sudah 85 tahun, namun tubuhnya masih tegap. Di dada kiri seragam hijaunya, masih tersemat wing terjun dan brevet komando. Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.

Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.

KKAD dibentuk atas prakarsa Panglima Teritorium Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang. Tahun 1953 pasukan TNI di Jawa Barat kesulitan menghadapi perlawanan gerilya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Gerilyawan DI/TII sangat ahli bergerak di belantara hutan Jawa Barat. Pasukan reguler TNI kesulitan mengejar mereka. Karena itu Kawilarang menilai perlu ada pasukan khusus yang mampu bergerak dalam unit-unit kecil. Bisa menusuk jauh ke daerah pertahanan lawan dan bertempur dengan efektif terus menerus.

Latihan KKAD digelar di Batujajar dan Situ Lembang, Bandung Utara. begitu lulus komando, pasukan baru ini diterjunkan memburu DI/TII di Garut dan Tasikmalaya. Namanya pasukan khusus, penyergapan pun lain dengan pasukan reguler.

"Dulu pasukan bergerak pelan-pelan dalam hutan. Ranting atau daun yang diinjak dirapikan kembali, sehingga tak ada bekas pernah dilalui. Pengintaian pun dilakukan dari jarak dekat," kenang Supardi.

Dalam sebuah penyergapan, pasukan baret merah ini pernah bersembunyi dekat sekali dengan musuh. Hebatnya, kehadiran mereka sama sekali tak dirasakan patroli DI/TII.

"Jaraknya paling hanya lima meter. Saking dekatnya kita bisa rasakan sepatu-sepatu musuh itu seolah hampir menginjak kita yang tiarap. Kita tunggu seluruh patroli musuh melintas, baru disergap dari belakang," jelasnya.

Ada cerita unik dari misi penyergapan lain. Saat itu para anggota DI/TII sedang menggelar acara kenduri di markas yang terletak di tepi hutan. Mereka menyembelih kerbau dan membuat sate. Pasukan KKAD yang mengintai dari jarak dekat menunggu sampai sate matang. Setelah tercium aroma sate dan melihat musuh tak siap, mereka langsung merangsek maju.

"Langsung kita maju, kita todong. Angkat tangan semua! Mereka menyerah tanpa perlawanan. Kita makan satenya. Pasukan DI/TII yang ditahan melihat kita dengan pandangan kesal karena satenya dimakan. Kita balas pelototi, apa lihat-lihat, " kata Supardi.

Selain operasi militer, pendekatan teritorial pun dilakukan TNI. Mereka mengimbau agar sisa-sisa pasukan DI/TII yang masih bertahan segera menyerah. Kunci menghadapi gerilyawan adalah mengambil hati rakyat.(Merdeka.com)

Gelar Jembatan Taktis Darurat Untuk MBT Leopard 2A4 TNI AD

IMG_20141215_131049
Selain keberadaan ARV (Armoured Recovery Vehicle) dan AEV (Armoured Engineer Vehicle), kedatangan armada Leopard 2A4 dan Leopard 2A4 Revolution dari Jerman juga bakal diperkuat komponen AVLB (Armoured Vehicle Launched Bridge). Dengan kontur geografis serta kondisi alam Indonesia, adanya AVLB untuk Leopard TNI AD multak diperlukan, dimana medan di Tanah Air banyak memiliki anak-anak sungai yang punya bentang 15 – 20 meter.


Terkait melitasi sungai, sejatinya MBT Leopard memang dapat melintasi sungai hingga kedalaman empat meter. Karena tak punya kemampuan amfibi, Leopard bisa berenang berkat snorkel. Tapi dalam simulasi gelar pertempuran di Indonesia, penggunaan snorkel dirasa kurang ideal, mengingat persiapan instalasi snorkel yang tidak efisien, plus kondisi arus sungai di Tanah Air yang cenderung berarus deras dan berlumpur. Nah, guna mengantisipasi kondisi diatas, kavaleri TNI AD juga sudah punya pengalaman mengoperasikan AVLB, yakni Stormer AVLB buatan Alvis, Inggris.

Tapi Alvis Stomer yang di Indonesia populasinya ada 2 unit dirancang untuk menghantarkan tank Scorpion dan Stomer APC, yang notabene keduanya masuk kelas ranpur lapis baja ringan. Beda halnya dengan MBT Leopard 2A4 yang punya bobot 60 ton, kemampuan dan spesifikasi AVLB-nya pun harus masuk kelas heavy. Dalam beberapa informasi, ikut dalam paket pembelian armada MBT Leopard adalah tiga unit tank LEGUAN AVLB. Tapi justru replika model BRLPZ-1 Beaver AVLB yang ditampilkan dalam stand Kavaleri di Pameran Alutsista TNI AD 2014 di Lapangan Monas.


Panzerschnellbruecke_Biber_auf_Brueckenlegerbeaver


Biar tak penasaran, berikut kami bedah sekilas Beaver AVLB, kendaraan taktis kavaleri yang punya citarasa zeni. Dari segi identifikasi, Leopard 1 AVLB dikenal dengan nama resmi Bruckenlegepanzer Biber (Beaver) atau disingkat BRLPZ-1. Beaver yang artinya berang-berang, merupakan binatang yang senang membuat bendungan. Saat diturunkan, jembatan taktis darurat di Beaver AVLB memiliki panjang 22 meter dan dapat menjembatani rintangan selebar 20 meter, dengan dua meter sisanya merupakan panjang landasan yang menepek ke permukaan. Lebar jembatan enam meter, memadai untuk dilintasi MBT Leopard 1.

Jerman jelas bukan pemain baru dalam hal mendesain varian AVLB. Malah faktanya, varian AVLB yang dibangun Jerman dari sasis Leopard 1 terjual laris manis ke Italia, Kanada, Belanda, dan Australia. Varian yang pembuatannya ditangani Krupp MaK Maschinenbau merupakan pemenang dari dua prototipe yang sempat dibuat. Hull, sistem suspense, dan mesin, semuanya mengadopsi milik Leopard 1, tetapi kubahnya digantikan oleh jembatan model gunting berbahan alumunium.
Bridge_Beaver_02avlb07Ex RESOLUTE WARRIORBridge_Beaver_012665
Jembatan gunting yang dibawa Beaver memenuhi standar spesifikasi MLC50, atau menahan beban 50 ton, sesuai spesifikasi dasar Leopard 1. Untuk menstabilkan saat menurunkan jembatan, sebilah dozer dipasang sebagai perlengkapan standar di bagian depan hull. Jembatan diturunkan dengan sistem horizontal. Sistem jembatan sisi bawah digeser maju dengan bantuan hidrolik sampai bagian belakangnya sejajar dengan bagian depan jembatan di sisi atas.

Jembatan di sisi atas kemudian gantian diturunkan, sampai kedua sisi jembatan bertemu dan akhirnya saling mengunci membentuk satu jembatan utuh. Setelah jembatan terbentuk, barulah jembatan diturunkan dan bisa dilintasi. Waktu untuk menggelar jembatan lumayan singkat, secara teori hanya dibutuhkan waktu tiga menit. Dengan pemasangan model horizontal, lebih sukar untuk mendeteksi kehadiran Beaver dibandingkan, katakanlah varian AVLB milik Blok Timur dimana jembatannya dinaikan secara horizontal terlebih dahulu, baru kemudian diturunkan, alhasil kegiatan pemasangan jembatan lebih cepat terdeteksi dari kejauhan.
Tapak jembatan Beaver AVLB.
Tapak jembatan Beaver AVLB.
Simpul pengunci antar dua bagian jembatan.
Simpul pengunci antar dua bagian jembatan.

Jempatan model gunting sejatinya sudah pernah diadopsi oleh militer Indonesia sejak tahun 90-an. Seperti Zeni Korps Marinir TNI AL yang telah mengoperasikan MMB (Military Mobile Bridge) dari jenis MAN KAT1 8×8 LEGUAN MLC70. Sementara AVLB milik TNI AD, yakni Alvis Stormer menggunakan pola jembatan lipat yang dinaikan secara horizontal terlebih dahulu.

Sebagai sarana untuk keluar masuk awak, hanya ada satu kubah kecil saja, lengkap dengan periskopnya untuk komandan. Satu-satunya sistem pertahanan adalah pelontar granat asap sebaganyak 8 buah dari tipe Wegmann 76 mm. Sehingga, untuk urusan pertahanan Leopard AVLB ini mutlak membutuhkan bantuan tembakan kawan. AVLB Beaver diawaki oleh dua orang, yakni pengemudi dan komandan yang merangkap sebagai operator jembatan. Untuk perlindungan pada awak, Beaver AVLB sudah mendukung proteksi pada kontaminasi radiasi nuklir, biologi dan kimia.

Keberhasilan filosofi desan BRLZ-1 Beaver dibuktikan dengan derasnya angka pesanan. AD Jerman (Bundeswehr) membeli 105 unit, Kanada (6 unit), Belanda (16), dan Italia (64 unit) yang dibuat secara lisensi oleh OTO/Finnmecanica. Pada saat Jerman beralih ke Leopard 2 yang masuk kategori MLC70, BRLZ-1 tetap dipertahankan. Belum terdengar rencangan AD Jerman untuk membeli varian baru pengganti Beaver. Memang kemudian ada varuian AVLB lain, yakni Pazerschnellbrucke 2 (PSB-2) yang berbasis Leopard 2. PSB-2 dirancang sedemikian rupa untuk mengungguli BRLZ-1 Beaver. Karena toleransi bobot yang jauh lebih besar dibandingkan Leopard 1, PSB-2 digadang mampu membawa jembatan dengan tonase yang jauh lebih besar, mencapai MLC70, atau setara bobot tempur keluarga Leopard 2.

Faktanya, melihat populasi BRLZ-1 Beaver AVLB yang cukup besar, mendorong Thorntone Hellas untuk menawarkan paket upgrade untuk menggenjot kinerja operasional Beaver AVLB. Dari yang tadinya kapasitas bobot sebatas MLC50, maka di dongkrak menjadi MLC70. Upgrade ini ditekankan pada sokongan teknologi sistem hidrolik. Lewat upgrade ini, usia operasional Beaver bisa diperpanjang hingga 25 tahun. (Margana)

Spesifikasi
  • Length : 11820 mm (without bridge: 10590 mm)
  • Width : 4000 mm (without bridge: 3250 mm)
  • Height : 5600 mm (without bridge 2670 mm)
  • Cross vehicle weight : 45,45 ton (with bridge)
  • Maximum speed : 62 km/h
  • Engine : MTU MB 838 CaM-500
  • Range : 450 km
  • Climbing ability : 60%
  • Water crossing : 1,2 m (with preparation 1,65 m)
  • Bridge length : 22 meter
  • Bridge width : 4 meter
  • Bridge height max : 0,98 meter
  • Bridge weigh : 9,94 ton
  • Bridge Safe Load : MLC50 (MLC70 upgrade)
(Indomiliter)