(Beijing – Humas LIPI). Dua peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dari Pusat Penelitian Oseanografi mengikuti seminar Indonesia Maritime Satellite System pada 21 Februari – 1 Maret 2014 lalu di Academic of International Business Officer (AIBO) Beijing Cina. Kedua peneliti tersebut adalah Indarto Happy Supriyadi dan Rr Sekar Mira Cahyopeni.
Kegiatan seminar “Indonesian Maritime Satellite System”
merupakan program kerja sama antara Indonesia dan China. Program kerja
sama ini telah ditandatangani oleh kedua negara, yang salah satunya
berkaitan dengan sistem satelit kelautan Indonesia.
Seminar
itu sendiri diprakarsai oleh Badan Koordinasi Keamanan laut
(Bakorkamla) dan perwakilan dari beberapa pemangku kepentingan seperti
Kementerian Pertahanan, TNI-AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Riset dan Teknologi, LIPI, BPPT, LAPAN, dan Basarnas.
Sedangkan, pihak China diwakili oleh China Academy Science and
Technology (CAST).
Indarto
mengatakan, kesimpulan atau hasil seminar tersebut terutama fokus pada
spesifikasi teknis sistem satelit kelautan. Spesifikasi teknis yang
paling penting yakni pemilihan orbit near equator. Sistem orbit ini sangat efisien untuk melakukan surveillance pada daerah equator karena revisit time yang jauh lebih singkat bila dibandingkan dengan sistem orbit Polar.
Disamping itu, lanjutnya, pengendalian (TT&C) terhadap Satelit orbit near equatorial
efektif bila dilakukan oleh stasiun bumi yang berlokasi di daerah
equator, sehingga pengendalian Satelit nantinya 100 persen akan dikelola
di Indonesia. “Saat ini belum banyak Satelit yang berorbit equatorial,
diharapkan dengan suksesnya operasional Satelit Kamlasat akan mengawali
satelit-satelit Indonesia untuk keperluan lain (komunikasi, remote
sensing, dll) yang berorbit equatorial,” terangnya.
Dikatakan Indarto, selain seminar, kegiatan lainnya adalah kunjungan di berbagai tempat seperti Ground station-CASTlipi