Untuk meningkatkan kemampuan personil dalam menguasai medan pertempuran bawah air, prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Pasukan Intai Amphibi (Taifib) TNI AL serta pasukan khusus dilingkup TNI AD dan TNI AU yang bergerak sebagai penyelam (combat diver) membutuhkan kelengkapan Senjata Serbu Bawah Air (SSBA).
Salah satu peperangan bawah air yang perlu diwaspadai yaitu; ancaman penyelam tempur (combat diver) pihak lawan berupa infiltrasi ancaman sabotase yang sangat potensial bagi kapal-kapal perang maupun personil, yang sulit terdeteksi sehingga dapat mengakibatkan tekanan psikologis. Sehubungan dengan hal tersebut untuk menghindari bahaya sabotase, pihak Labinbair melaksanakan kegiatan penelitian pembuatan SSBA, sebagai wujud kepedulian serta pembekalan kelengkapan senjata Kopaska. TNI AL bekerjasama dengan PT Pindad (Persero) sesuai bidang dan tugas yang diembannya berperan mengembangkan senjata sehingga tidak terjadi ketergantungan pihak luar sejak beberapa tahun lalu.
Pembuatan senjata perorangan bawah air dengan mereverse engineering senjata bawah air jenis APS. APS merupakan singkatan dari Avtomat Podvodnyj Spetsialnyj(Bahasa Rusia) = Special Underwater Assault Rifle. Senjata ini digunakan untuk menembak musuh dalam ancaman infiltrasi, sabotase dan pengamanan tiap personil pasukan penyelam (combat diver) serta pembelaan diri melawan binatang buas. Prototype SSBA telah disempurnakan dan mempunyai banyak persamaan dengan senjata Senapan Serbu buatan PT. Pindad jenis varian satu (SS1) maupun varian dua (SS2) dengan model kombinasi.
Persyaratan Produk Senjata.
Persyaratan produk dari SSBA dibuat berdasarkan dari hasil kajian operational requerement (Opsreq) dari senjata tersebut. Persyaratan produk SSBA meliputi:
- Senjata tahan terhadap air laut
- Bisa berfungsi di darat maupun di dalam air
- Aman dan mudah dioperasikan
- Mudah dalam perawatan
Kaliber | : | 5,66 mm x 150 mm | |
Berat senapan tanpa magasen | : | 3,5 kg | |
Berat dengan magazen kosong | : | 3,60 s.d 4,50 kg | |
Kapasitas Magasen | : | 26 butir | |
Panjang senjata | |||
1) Popor terentang | : | 641 mm | |
2) Popor tertutup | : | 600 mm | |
Lebar | : | 40 mm | |
Tinggi | : | 20 mm | |
Sistem Penembakan | : | Manual 1-1 (tahap ini) | |
Sistem Operated | : | Gas Operated | |
Alat bidik | : | Visir Pejera | |
Jarak tembak efektif di bawah air | |||
1) Kedalaman 5 meter | : | Capaian tahap 2 | |
2) Kedalaman 20 meter | : | Capaian tahap 2 | |
3) Kedalaman 40 meter | : | Capaian tahap 2 | |
Jarak tembak di udara | : | ± 100 Meter |
Cepat tembak (rate of fire) | : | ± 600 m/ butir | |
Kecepatan awal Vo | : | ± 340-365 m/s |
Hasil akhir tahun 2013 kemarin –> Berdasarkan kegiatan yang dilakukan ini dapat kami sampaikan kesimpulan sebagai berikut:
- Kegiatan penelitian pembuatan Senjata Serbu Bawah Air (SSBA), tahap 1 ini sesuai dengan jadwal yang direncanakan, dengan sasaran berupa prototipe senjata bawah air.
- Penelitian pembuatan SSBA telah berhasil dilaksanakan dan telah berhasil diuji coba didarat dengan tembakan manual.
Pada 16 Desember 2008, telah dilakukan uji coba Amunisi Senjata bawah air Jenis APS (Avtomat Podvodnyj Spetsialnyj) hasil penelitian Labinbair Dislitbang TNI AL bekerja sama dengan PT Pindad yang telah dibiayai dari Program Insentif Terapan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun anggaran 2008. Amunisi ini merupakan jenis amunisi untuk senjata bawah air yang merupakan satu jenis persenjataan Pasukan Khusus TNI AL.
Keterbatasan amunisi yang tersedia di lingkungan TNI AL saat ini serta tugas yang diemban oleh pasukan khusus, merupakan hal yang melatarbelakangi penelitian pembuatan amunisi senjata bawah air jenis APS sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan material dibidang amunisi yang dapat dioperasikan di lapangan.
Amunisi senjata bawah air kaliber 5,66 mm jenis APS merupakan sarana yang sangat penting bagi TNI AL, khususnya bagi pasukan khusus seperti Pasukan Katak (Paska), untuk meningkatkan kesiapan prajurit dalam operasi seperti infiltrasi, sabotase dan serangan pendadakan melalui bawah air.
Pengujian di lapangan merupakan tahapan akhir setelah kegiatan pengujian fisik dan laboratorium yang meliputi : Visual Test, Dimension test, Kekerasan proyektil amunisi kaliber 5,66 mm, Kekerasan kelongsong Amunisi kaliber 5,66 mm dan pengujian laboratorium.
Pengujian di lapangan untuk Uji coba amunisi ini yang pertama telah dilakukan di PT Pindad, Turen Malang, kedua dilakukan di Pulau Madura dan ketiga di Pulau Untung Jawa yang dihadiri oleh Wakil dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, PT Pindad (Persero) dan Jajaran Labinbair Dislitbang TNI AL yang diketuai oleh Kolonel Laut Muharam Ibrahim, ST (Kepala Labinbair ).
Pada uji coba amunisi APS di pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu telah dilakukan penembakan di udara terbuka dengan perkenaan melintang dan di dalam air dengan perkenaan menusuk, serta tembakan sempurna dengan Velocity test (Vo) 370 m/dt lebih bagus dari produksi luar negeri.
Kegiatan pengujian/ujicoba ini berhasil dengan baik, aman dan lancar baik terhadap personil maupun material peralatan yang digunakan dan waktu sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Kegiatan ini masih perlu penyempurnaan lanjutan, untuk peningkatan fungsi amunisi APS sehingga betul-betul siap diproduksi dan memenuhi spesifikasi operasional di lingkungan TNI dan siap untuk mendapatkan sertifikasi. Disamping itu tentu diperlukan kajian keekonomiannya.
jkgr