Kedatangan
Helikopter Combat SAR murni TNI-AU tinggal menghitung hari. Saat ini
Heli pertama EC-725 Caracal telah tiba dalam bentuk terurai di hangar
PT.Dirgantara Indonesia. Dan kini helikopter tersebut dalam proses
perakitan. Lalu seperti biasa, seusai perakitan dan pengecatan akan
dilakukan uji terbang, pelatihan awak baru kemudian diserahkan ke pihak
Kementrian Pertahanan.
(photo: Riza Fahlefie)
Sejarah Caracal
Sebagai salah satu pionir penggunaan helikopter untuk kepentingan
militer, Perancis mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan
Negara seperti Amerika Serikat maupun Inggris. Hanya untuk heli
kebutuhan khusus seperti RESCO saja Perancis tertinggal.
Eurocopter sebagai hasil peleburan Aerospatiale SA (Perancis) dan
Daimler-Benz Aerospace (Jerman) boleh dikatakan sebagai pabrikan
helikopter terbesar di dunia. Portofolio helikopter yang diproduksi dan
ditawarkan saat ini bahkan sangat lengkap, dari yang terkecil yaitu heli
latih AS120 Colibri sampai heli serang EC665 Tiger. Perancis sebagai
induk semang Eurocopter sendiri bahkan menyumbang hampir setengah
portofolio Eurocopter dengan produk seperti Fennec, Cougar/ Puma,
Panther, dan sebagainya. Sayangnya, walaupun produk-produknya lengkap,
AU Perancis dan AD Perancis sebagai pengguna helikopter belum menemukan
kandidat yang dirasa pas untuk melaksanakan operasi SAR Tempur. Desain
helikopter Eropa jauh lebih konvensional dibandingkan kontemporernya
dari Amerika; ukurannya pun relatif lebih kecil dibanding katakanlah,
helikopter serbaguna UH-60 Blackhawk milik AD AS atau CH-53 Sea Stallion
milik Korp Marinir AS.
Dari segi kebutuhan operasional, helikopter SAR Tempur yang disebut
RESCO oleh AU Perancis menuntut banyak hal. Karena sifat operasinya,
helikopter ini harus sanggup terbang jauh alias memiliki endurance
panjang di medan operasi. Sistem pertahanannya, baik aktif maupun pasif,
harus menjamin bahwa helikopter ini sanggup bertahan dan mempertahankan
diri dari ancaman di garis belakang lawan, dan yang terpenting,
kapasitas angkutnya mumpuni karena operasi SAR harus mempersiapkan
kondisi terburuk dimana personel kawan yang harus diselamatkan bisa saja
terluka parah sehingga membutuhkan penanganan medik segera didalam
helikopter. Selain personel yang harus diselamatkan, helikopter SAR
tempur juga harus mampu mengangkut personel pasukan khusus yang
menyelamatkan.
AU Perancis sendiri telah sejak lama menggunakan helikopter
RESCO-yang pertama adalah famili helikopter SA330Ba Puma yang
dimodifikasi khusus dengan pemasangan berbagai perangkat penunjang.
Sebanyak tujuh AS330Ba dilengkapi dengan GPS-INS, Thomson-CSF Chilio
FLIR generasi pertama, sistem pendeteksi lokasi pasukan kawan yang
jatuh, kokpit yang kompatibel untuk penggunaan NVG, perlindungan lapisan
tahan peluru di beberapa titik, sponson roda yang lebih besar, dan
hoist penarik di sisi kanan. Dari segi perlengkapan, SA330Ba RESCO ini
sudah ideal pada jamannya, namun kemudian tiba masa-masa dimana Perancis
mulai memproyeksikan kekuatannya keluar. Operasi militer mereka di
Chad, Lebanon, dan negara-negara Afrika lainnya membuat Perancis mulai
merasa bahwa platform AS330Ba RESCO mulai tak memadai untuk mendukung
operasi SAR Tempur. Pilihan lainnya, yaitu menggunakan Super Frelon
RESCO juga dianggap tidak memadai. Walaupun punya tubuh lebih gambot,
helikopter ini menggunakan teknologi 1960an yang kurang andal dan tidak
memiliki sarana pertahanan yang memadai.
AU Perancis kemudian merilis program helikopter RESCO baru pada 1997.
Tak mau kehilangan pelanggan setia, Eurocopter sebagai induk baru
industri helikopter Eropa kemudian menawarkan varian AS532U2 Cougar Mk
II dengan kabin yang diperpanjang. Armee de l’Aire nyatanya tidak puas
sama sekali, sehingga Eurocopter membenahi Mk II dengan sejumlah fitur
tambahan, mulai dengan baling-baling utama sebanyak lima bilah untuk
mengurangi vibrasi dan menambah daya angkat. Mesin juga dibenahi dengan
penggunaan mesin Turbomeca Makila 1A4 dengan daya 1.800 kW, yang naik
14% dibandingkan mesin sebelumnya. Untuk menjinakkan tenaga helikopter
yang meningkat drastis, gearbox baru juga dipasang. Awalnya, Eurocopter
menawarkan varian plus-plus ini dengan nama AS532U2 Cougar Mk II+
sebelum memberinya desainasi baru sebagai EC725. Ini memandai lahirnya
generasi ketiga keluarga Puma, terhitung sejak SA330 dan kemudian AS332
dilahirkan dari pabrik Aerospatiale. Generasi ketiga ini uniknya juga
memandai sudah tiga pabrikan pula yang menangani kelahiran Puma, mulai
dari Sud Aviation, Aerospatiale, dan kemudian Eurocopter. Penanda
utamanya dapat dilihat dari kabin yang lebih panjang berkat penambahan
plug yang hampir satu meter panjangnya, sehingga EC725 mampu menampung
sampai 29 prajurit bersenjata lengkap, atau 4 tandu untuk keperluan SAR.
Belajar dari pengalaman mereka yang tidak puas dengan Cougar, AU
Perancis kemudian menguji habis-habisan EC725 Caracal. Pengujian
dilakukan selama lebih dari 100 jam terbang mulai Juli sampai dengan
Agustus 1999, dilakukan di Istres Flight Test Centre dimana seluruh
instrumentasi dan perlengkapan yang dijanjikan dipasang. Setelah itu,
helikopter memasuki masa sertifikasi oleh CEAM (Pusat Aeronautika
Eksperimental AB Perancis).Seluruh penantian dan perjuangan Eurocopter
dalam mengembangkan EC725 akhirnya berbuah manis. AU Perancis secara
resmi menerima EC725 Caracal dalam upacara yang dihadiri perwakilan
pabrik Eurocopter, AU Perancis, dan DGA (Delegation Generale a
l’Armement – Biro Pengadaan Senjata Kemhan Perancis) pada bulan
September 1999. Dalam upacara tersebut, Patrick Gavin, Chairman Group
Management Board secara simbolik menyerahkan ‘kunci’ helikopter ke
Jenderal GĂ©rard Saucles yang mewakili Kepala Staf AU Jenderal Jean
Rannou di pabrik Eurocopter di Marignane.
Setelah penyerahan ini, Caracal masih diuji secara terbatas/ IOC
(Initial Operational Capabilities) bersama dengan pendidikan pilot dan
kru lainnya. Tahapan IOC merupakan tahapan krusial, dimana helikopter
diuji pada level operasional yang sebenarnya, dimana masalah yang
ditemukan harus dicarikan solusi yang memuaskan kebutuhan user maupun
Eurocopter sebagai pabrikan, untuk memperoleh masukan yang dibutuhkan
sebelum memasuki masa operasional penuh. Baru pada 10 Mei 2006 di Cazaux
Kepala Staf AU Perancis Jenderal Richard Wolsztynski menyatakan bahwa
EC725 mencapai status operasional penuh, dengan enam EC725 Caracal siap
mendukung operasi tempur AB Perancis dimanapun berada. Sementara itu,
Skadron Operasi Khusus AD Perancis juga menerima delapan EC725
CaracalHUS (Helikopter Unit Spesialis/ Khusus) untuk mendukung operasi
pasukan khusus.(ARC)