BANDUNG - PT Pindad menargetkan peningkatan jumlah ekspor produknya sebesar 25 persen dalam lima tahun mendatang. Target utama BUMN ini tetap memasok kebutuhan alutsista dalam negeri yang dipesan oleh Departeman Pertahanan RI untuk persenjataan TNI dan Polri.
"Saat ini ekspor produk baru lima persen, namun dalam lima tahun ke depan kami targetkan bisa mencapai 20-25 persen," kata Dirut PT Pindad Silmy Karim di Bandung, Kamis (29/1) saat menerima kunjungan Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo di Bandung.
Dengan peluang pasar ekspor yang cukup besar dalam beberapa tahun ke depan serta kian diperhitungkannya produk Pindad, Silmy optimistis bisa meningkatkan ekspor.
Ekspor produk saat ini, kata dia, adalah amunisi yang diproduksi di Turen, serta persenjataan seperti senjata genggam maupun laras panjang SS dan beberapa jenis lainnya.
Untuk merealisasikan proyeksi itu, pihaknya melakukan beberapa langkah dan upaya, antara lain menjalin kerja sama dengan industri pertahanan terkemuka. Kerja sama itu dalam hal pemenuhan pemesanan 120 juta butir peluru selama 5 tahun.
Selain itu menjalin kerja sama strategis dengan industri sejenis lainnya. Bentuknya, pemenuhan kebutuhan kendaraan taktis.
"Salah satunya dalam pengembangan kendaraan taktis 4x4, dimana Pindad akan memproduksi untuk pesanan ke luar negeri," katanya.
Kepercayaan terhadap produk Pindad juga, kata Silmy Karim, juga dari pasukan perdamaian PBB yang memesan 44 unit kendaraan taktis produk PT Pindad, yaitu Anoa.
"Pasukan PBB menggunakan 44 unit Anoa untuk menjalankan misi perdamaiannya di Afrika," katanya.
Upaya-upaya kerja sama itu, terangnya, sebagai jawaban tantangan sekaligus tindak lanjut UU 16/2012 tentang Industri Pertahanan Nasional yang berdaya saing tinggi.
"Pindad berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi. Peningkatan itu tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas," kata Dirut Pindad menambahkan.(beritasatu)