KRI Teluk Lampung (TLP)-540 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Marwiji Harahap, adalah Kapal Perang jenis Landing Ship Tank (LST) Type Frosch, yang bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut personel, logistik dan materiil ke pulau-pulau perbatasan dan daerah-daerah rawan di wilayah Indonesia. KRI itu dibuat di galangan VEB Penee Werft Wolgast, Jerman Timur, pada tahun 1979 dan saat ini merupakan salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya.
KRI Teluk Lampung memiliki berat 1,900 ton. Dengan dimensi 90,70 meter x 11,12 meter x 3,4 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 12,000 bhp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 18 knot.
Asisten Operasi (Asops) Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Abdul Rasyid K, S.E. mengatakan, operasi pergeseran pasukan dan material merupakan salah satu tugas dan fungsi Kolinlamil sebagai pembina kemampuan sistem Angkutan Laut Militer, dengan menyelenggarakan pergeseran pasukan TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis.
”Bahwa operasi pergeseran pasukan ini merupakan salah satu tugas pokok yang diemban oleh Kolinlamil sebagai Kotama operasional TNI, oleh karena itu agar Komandan KRI beserta seluruh ABK mengedepankan faktor keamanan personel maupun material, baik KRI maupun pasukan yang diangkut”, tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Asops Pangkolinlamil, sambil melaksanakan lintas laut menuju daerah sasaran guna mendukung pergeseran pasukan (serpas) Satgas Batalyon Pasmar-2 Jakarta, dan sekaligus melaksanakan operasi penegakan hukum di laut dengan melaksanakan pendeteksian terhadap berbagai kegiatan pelayaran kapal-kapal niaga maupun kapal ikan sepanjang route pelayaran menuju daerah operasi, dengan tetap mengutamakan keamanan.
Selama kegiatan operasi di sepanjang perairan yang menjadi route dalam penugasan, juga melaksanakan kegiatan pendeteksian terhadap kemungkinan berbagai tindak pidana yang terjadi di laut. Paling tidak, kehadiran KRI Teluk Lampung (TLP)-540 selama lintas laut di perairan perbatasan wilayah Timur dapat memberikan dampak yang berarti dalam pengendalian laut di kawasan perairan Indonesia khususnya kawasan perbatasan.
KRI Teluk Lampung (TLP)-540 dalam rangka mendukung pergeseran pasukan (serpas) Batalyon Pasmar-2 Jakarta di bawah pimpinan Dansatgas Kapten Marinir Nurkodli Arbain yang jabatan sehari-hari Komandan Kompi G Yonif-6 Marinir, guna rotasi Satgasmar sebelumnya untuk pengamanan pulau-pulau kecil terluar ke wilayah Timur Indonesia antara lain Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Brass, Pulau Biak, Pulau Batek, Pulau Danarote.
Sumber poskota