KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNFIL 2013 memulai tugas sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operation (AMO) selama delapan hari di laut Mediterania, mulai tanggal 5 hingga 12 April mendatang. Di hari pertama tugasnya Satgas MTF Unifil tersebut langsung disambut oleh gelombang laut Mediterania, Perwira Pelaksana (Palaksa) selaku Wadan Satgas MTF Letkol Laut (P) Wawan Trisatya mengatakan “….tetap semangat laksanakan tugas walaupun cuaca kurang bersahabat…”, jelasnya memberi semangat kepada divisi jaga yang saat itu jaga di anjungan KRI. Hari kedua di Laut Mediterania KRI Diponegoro-365 langsung mendapatkan kehormatan menjadi MIO Commander dari enam Negara (Brazil, Jerman, Turki, Yunani, Bangladesh dan Indonesia) Unsur-unsur MTF/CTF-448 yang terdiri dari delapan Kapal perang. Sebagai MIO Commander, KRI Diponegoro-365 menjadi pemimpin semua unsur MTF yang sedang melaksanakan operasi Maritime Interdiction Operation (MIO) di AMO, bertugas menerima setiap laporan hailing unsur-unsur yang sedang beroperasi untuk didata dan dicocokkan dengan Abakus List klasifikasi status kapal tersebut. Unsur-unsur MTF/CTF-448 tersebut diantaranya KRI Diponegoro-365 dari Indonesia, BRNS Constituicao (COS) dari Brazil, FGS Gepard (GEP) dan FGS Hermelin (Her) dari Jerman, TCG Turgutreis (TUR) dari Turki, BNS Osman (OSM) dan BNS Madhumati (MAD) dari Banglades serta HS Kasos (KAS) dari Yunani. Selama menjadi MIO Commander KRI Diponegoro-365 beserta Satgas MTF juga bertanggung jawab terhadap situasi ancaman keamanan udara dengan menjadi HEC (Helicopter Element Coordinator). Tugas tersebut dilaksanakan karena KRI Diponegoro-365 pun bertugas sebagai AAWC (Anti Air Warfare Commander). Pada saat itu Helicopter BO-105 NV 409 milik Indonesia melaksanakan AASYWEX (Anti Asymetris Warfare Execise) dengan unsur HS Kasos dari negara Yunani, dengan skenario helly BO-105 NV 409 tersebut terbang mendekat dan disimulasikan sebagai ancaman udara terhadap kedua unsur KRI Diponegoro-365 dan HS Kasos. Helly BO-105 mendekat di kapal HS Kasos, kemudian dilaksanakan panggilan oleh HS COS kepada Helly tersebut, tetapi dari pihak Helly tidak menjawab panggilan dari COS, bahkan semakin mendekat, sehingga helly dianggap ancaman udara bagi kapal HS COS maka disimulasikan diadakan penembakan senjata mitraliur dari HS COS, yang kemudian helly tersebut terbang menjauh. Demikian juga, latihan tersebut dilaksanatkan pada KRI Diponegoro-365 dengan bentuk latihan yang sama. Pada hari yang sama KRI Diponegoro-365 kedatangan satu Kadet dan Bintara pelatih dari LAF (Lebanon Armed Force) Navy, dalam rangka belajar dan memahami tentang kegiatan tugas sebagai peacekeeper, salah satunya pelajaran teori maupun praktek cara hailing ke kapal yang akan masuk maupun keluar dari pelabuhan Lebanon. Pada hari keenam KRI Diponegoro-365 beserta Satgas MTF melaksanakan latihan peran tunda menunda dengan Kapal LAF Navy Sour-12, kedua unsur saling bergantian melaksanakan pertolongan dalam tunda menunda kapal. Selesai peran tunda menunda dilanjutkan latihan peran RAS (Replenishment At sea), kedua latihan peran tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Sampai dengan hari keenam pelaksanaan operasi sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operation (AMO) di Laut Mediterania, KRI Diponegoro-365 telah melaksanakan Hailing sebanyak 31 kapal yang akan keluar masuk pelabuhan Beirut ataupun perairan Lebanon sekitarnya. (Pen Satgas TNI Maritim Konga XXIII-E Unifil 2013) Sumber TNIAL |