Pages

Sunday, 8 June 2014

Berikut Sebab TNI AL Diakui sebagai World Class Navy


Medal Parade KRI Diponegoro di Dermaga Militer Beirut Lebanon. (Foto: Lebanonku Blogspot)

Surabaya,  TNI AL mampu menggelar operasi laut hingga melampaui wilayah kedaulatan negara dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, pembebasan MV Sinar Kudus di perairan Somalia dan pengiriman Maritime Task Force ke Lebanon.
TNI AL juga berhasil menggelar beberapa kegiatan berskala besar seperti Internasional Maritime Security Symposium dan Multilateral Naval Exercise Komodo.
Keberhasilan tersebut mendapatkan apresiasi dan pengakuan pemimpin angkatan laut di dunia, dibuktikan dengan kehadiran kapal perang mereka dalam berbagai even yang diselenggarakan TNI AL.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetiosaat serah terima jabatan Komando Utama Operasi yang dimiliki TNI AL, yaitu Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, dan Puspenerbal di dermaga ujung Koarmatim, Jumat (23/5).
Laksamana TNI Marsetio mengatakan, dari keberhasilan yang dicapai TNI AL, Chief of Naval Operation US Navy, First Sea Lord Royal Navy, Kasal Belanda, Kasal Australia, dan beberapa panglima armada Angkatan Laut negara sahabat menyebut TNI AL sebagai World Class Navy.
"Penilaian ini bukan sekadar basa-basi, namun merupakan wujud penghargaan terhadap peran TNI AL selama ini. Kita tentu bangga dengan penilaian ini, namun kita harus menyikapinya dengan bijak dan cerdas dengan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas TNI Angkatan Laut," kataMarsetio.
Dia menambahkan, upaya mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas sebagai angkatan laut kelas dunia diimplementasikan dalam paradigma baru TNI AL kelas dunia yang menuntut adanya kepemimpinan angkatan laut kuat atau strong naval leadership.
Paradigma baru ini merupakaninstrumen pendukung dalam pencapaian visi dan misi TNI AL yang andal dan disegani serta berkelas dunia.
"Instrumen tersebut hendaknya dipedomani dalam menentukan arah kebijakan pembangunan TNI Angkatan Laut yang meliputi pembangunan sumberdaya manusia, alutsista, organisasi dan metode, serta kemampuan operasinya," ujarnya.
Menurut Kasal, satu diantara strategi implementasi paradigma baru tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi dan latihan.
Barometer, sambungnya, terletak pada kemampuan menghadirkan unsur-unsur laut atau naval presence didukung kesiapan operasional alutsista, terutama kemampuan daya tempur atau combat capability, komando dan pengendalian, serta ketahanlamaan operasi.

jurnal maritim