Indonesia & Timor Leste
Letkol Fransiskus Susetio mengatakan, pergeseran pasukan ke pintu utama perbatasan itu sangat beralasan untuk menjaga kondisi keamanan saat pelaksanaan pacuan kuda internasional yang digelar Pemerintah Timor Leste di Subdistrik Batugade, Distrik Bobonaro, dekat pintu utama MotaAin, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, mulai Minggu (8/6) hingga Sabtu (14/6).
"Penambahan personel akan kita lakukan dari markas komando (Mako) di Atambua ke MotaAin," kata Letkol Fransiskus.
Dia mengatakan, dari aspek kondisi keamanan saat ini, masih sangat tenang dan terkendali baik. Namun demikian, kewaspadaan TNI di pintu perbatasan harus selalu ada, agar tidak kecolongan dengan sejumlah aksi dan kegiatan yang melanggar peraturan perundangan negara Indonesia.
Kewaspadaan terus akan dilakukan oleh TNI di pintu batas, berkaitan dengan kemungkinan akan terjadinya aksi pemindahan barang secara ilegal alias penyelundupan, baik dari Indonesia ke Timor Leste maupun sebaliknya.
"Kita yakin akan ada arus masuk keluar orang melalui pintu MotaAin pada kegiatan itu, dan karena itu kita tidak mau ada yang ambil kesempatan untuk lakukan sejumlah aksi pelanggaran hukum seperti penyelundupan," katanya.
Dia mengaku, telah terjadi komunikasi antardua komandan pasukan perbatasan, dalam kerangka menjaga kondisi keamanan di wilayah masing-masing.
Indonesia diundang
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, Taolin Ludovikus, mengatakan, Pemerintah Timor Leste, menggelar lomba pacuan kuda internasional, di Subdistrik Batugade, Distrik Bobonaro, selama sepekan.
"Lomba internasional yang mulai digelar pada Minggu 8 Juni hingga Sabtu 14 Juni 2014 itu, akan memperebutkan Piala Presiden Timor Leste," kata Taolin Ludovikus dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, Sabtu.
Dia mengaku, mengetahui kegiatan olah raga berkuda dari negara tetangga yang masih bersaudara darah itu, karena ikut diundang untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan internasional itu.
"Kami diundang untuk ikut dalam ajang perlombaan internasional itu. Kami sedang mempersiapkannya," kata Ludovikus.
Menurut Ludovikus, perlombaan internasional itu, juga sebagai ajang untuk memperingati hari ulang tahun berdirinya Timor Leste, berpisah dari Indonesia, ke-15 yang jatuh pada 20 Mei 2014 silam.
Mantan Wakil Bupati Belu itu menjelaskan, keterlibatan Indonesia dalam ajang perlombaan itu, untuk tetap menjaga hubungan komunikasi yang sejajar antardua daerah, yang masih memiliki hubungan darah dari garis keturunan yang sama itu.
Hal ini, lanjut dia, demi tetap menjaga hubungan yang harmonis dua bangsa, demi tetap terjaminnya, keamanan dan ketertiban antarbangsa, terutama masyarakat dua negara di batas negara itu.
"Saya kira tidak ada masalahnya jika kita ikut terlibat dan berpartisipasi di dalam perlombaan itu, karena biarpun beda negara, warganya masih satu nenek moyang. Kita ingin agar hubungan ini selalu terjalin dengan baik," katanya.
Menurut Ludovikus, perlombaan yang akan memperebutkan berbagai kelas di antaranya kelas tradisional ABC, kelas nasional C, kelas nasional B, kelas nasional A, kelas internasional E, kelas internasional D, kelas internasional C, kelas internasional B, kelas internasional A sprint serta kelas internasional terbuka itu, akan dibuka langsung oleh Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak.
Pada 20 Mei 1999, Timor-Timur diakui secara internasional sebagai negara yang terpisah dari Indonesia dengan nama Timor Leste, atas sokongan PBB. Ekonomi berubah total setelah PBB mengurangi misinya secara drastis.
Semenjak berpisah sebagai bagian dari NKRI, pemerintah Timor Leste berusaha memutuskan segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan mengubah nama resminya dari Timor Leste menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan mengadopsi mata uang dolar AS sebagai mata uang resmi.
(KR-YHS/A011)
Antara