TNI-AL sendiri merupakan pengguna setia rudal keluarga Exocet. Dimasa lalu, hampir seluruh KRI berudal dipersenjatai Exocet MM-38. Seiring waktu, TNI-AL pun memodernisasi persenjataan rudalnya dengan Exocet tipe terbaru, selain pengadaan tipe rudal lain. Sejak kedatangan kapal perang kelas Sigma, TNI-AL mengadopsi Exocet MM40 block 2. Rudal ini dinilai lebih baik dan berjangkauan lebih jauh dibanding pada Exocet MM-38.
Saat tengah mendiskusikan aksi Rudal ini, ARC malah mendapat informasi langsung, bahwa TNI-AL telah membeli Exocet MM40 Block 3. Bahkan menurut agen penjualnya, Rudal itu telah tiba pada akhir 2013 lalu. Menurut sang agen, Indonesia sudah 2 kali membeli Exocet MM40, yang pertama pada tahun 2008 senilai 60 juta euro, termasuk rudal mistral dan test bench mistral. Lalu yang kedua, pada tahun 2011 pembelian Exocet MM40 Blok 2 senilai 70 juta Euro, termasuk rudal mistral dan test bench MM40. Namun pada kontrak kedua ini terjadi amandemen. Saat itu MBDA menawarkan pesanan Exocet MM40 Block 2 diupgrade ke Block 3 secara gratis, namun tentunya jumlah pembeliannya berkurang. Selain karena harganya lebih mahal, juga lantaran adanya modifikasi dan adaptasi 4 KRI pengusung rudal dari Block 2 ke Block 3.
Secara fisik, tidak ada perbedaan peluncur dari kedua jenis Exocet itu. Exocet MM40 Block 3 tetap bisa menggunakan Launcher ITL-70A yang biasa digunakan Exocet MM40 Block 2, tanpa upgrade apapun. Bahkan sejatinya, tanpa upgrade apapun, Rudal Exocet MM40 Blok 3 bisa langsung digunakan. Namun, penggunaannya tidak akan optimal. Maksudnya, kelebihan Exocet MM40 Block 3 yang mampu menjangkau sasaran 180 km serta menggempur sasaran darat tidak bisa dilakukan.
Namun demikian, memang Exocet MM40 Block 3 milik TNI-AL ini belum diuji coba pada Latgab lalu. Tetapi bolehlah kita berharap agar seluruh Exocet yang akan dimiliki nantinya berasal dari varian Block 3.