Sedikitnya dua target ekspor saat ini membutuhkan kemampuan serang maritim. Kepala Pesawat Tempur Airbus Defence, Peter Maute, mengatakan rudal Boeing Harpoon, Marte MBDA dan Sea Brimstone, sedang dipertimbangkan untuk digunakan bagi jet tempur Multi-Rolex Eropa tersebut.
Ujicoba dengan rudal brimstone telah dilakukan. Sementara dengan rudal Harpoon dan Marte, baru dilakukan dalam ruang simulasi yang akan diintegrasikan secara penuh, jika ada calon pembeli yang berminat.
Qatar dan Malaysia diketahui membutuhkan jet tempur dengan kemampuan serang maritim, dalam pengadaan jet tempur lanjutan mereka. Keputusan jet tempur mana yang akan diambil, segera akan diputuskan Qatar. Dassault Aviation’s Rafale, yang memiliki kemampuan membawa rudal exocet dan Boeing F/A-18 Super Hornet, merupakan lawan tangguh Airbus Defece dalam merebut pasar di Qatar. Boeing telah berhasil mengintegrasikan rudal Harpoon di jet tempur Super Hornet.
Malaysia terkendala dengan isu budget dan lebih memilih untuk melakukan leasing jet tempur daripada membelinya. SAAB Gripen dan Super Hornet, merupakan lawan tanding bagi Eurofighter Typhoon, dalam pasar Malaysia.
Inggris kini sedang mengupayakan integrasi rudal brimstone dual mode ke dalam pesawat tempur typhoon. Sebelumnya typhoon dengan rudal brimstone Single mode, dianggap sukses dalam melakukan serangan-serangan darat yang spesifik di Afghanistan dan Libya. Kini Airbus Defence mengembangkan rudal brimstone dual mode agar bisa melakukan serangan maritim.
Rudal brimstone dual mode, diciptakan untuk menghancurkan sasaran spesifik, di mana sasaran tersebut berada di tengah-tengah pasukan kawan. Dengan demikian rudal ini memiliki kemampuan memilah mana kawan dan mana lawan, dalam sebuah areal pertempuran yang sempit.
Dengan adanya rudal Meteor beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM) dan rudal jelajah Storm Shadow/Taurus, maka integrasi dari: Harpoon, Marte, atau Brimstone, diharapkan memberi kemampuan bagi eurofighter typhoon dalam menghadapi peperangan di masa mendatang.
JKGR