|
Rencana
penerbangan “Ferry Flight” F-16 C/D 52ID dari Anderson AFB Guam ke
Iswahjudi AFB Madiun pada hari Kamis 24 Juli 2014 mengalami penundaan.
Penyebabnya adalah masalah terganggunya sistem air refueling pada tanker
udara KC-10 dari Travis AFB. Sebelumnya Viper Flight sempat tertahan
selama 5 hari di Eielson AFB, Alaska akibat permasalahan pada pesawat
tanker yang sama. Selanjutnya rencana terbaru adalah Viper Flight akan
terbang hari pada hari Jumat tgl.25 Juli 2014 langsung menuju tanah
air dengan menggunakan pesawat tanker pengganti dari Yokota AFB. Ketiga
pesawat dan tanker akan tinggal landas dari Guam pukul 06.00 WIB dan
sampai di Madiun pada pukul 11.16 WIB.
Setting
crew dalam penerbangan dengan call sign "Viper Flight" adalah pesawat
pertama dengan nomer ekor TS-1625 akan diterbangkan oleh Col. Howard
Purcell, pesawat TS-1620 akan diterbangkan oleh Maj. Collin Coatney/
Letkol. Firman Dwi Cahyono dan pesawat TS-1623 diterbangkan Ltc. Erick
Houston/ Mayor Anjar Legowo. Sebelumnya pada hari Rabu 23 Juli
2014 ketiga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU ini telah meninggalkan Eielson
AFB (Air Force Base) Alaska melintasi Samudera Pasifik dan mendarat
dengan selamat pada pukul 15.00 di Anderson AFB, Guam. Perjalanan
panjang dari Alaska menuju Guam ditempuh selama 9 jam 46 menit dengan
Sembilan kali pengisian bahan bakar diudara (air refueling) oleh pesawat
tanker KC-10 dari Travis AFB.
Setelah
libur Idul Fitri maka mulai bulan Agustus 2014 enam orang instruktur
penerbang F-16 A/B TNI AU akan mulai melanjutkan latihan terbang
konversi “differential training” F-16 C/D di Lanud Iswahyudi Madiun
dibawah supervisi empat instruktur penerbang dari US Air Force Mobile
Training Team. Selanjutnya sesuai rencana pesawat-pesawat lainnya akan
mulai berdatangan dan semuanya akan menjalani modifikasi pemasangan
peralatan drag chute (payung rem). Memang konfigurasi awal pesawat
F16C/D 52ID TNI AU belum dilengkapi dengan drag chute, sehingga modifikasi akan dilakukan tehnisi TNI AU dengan supervisi personil Lockheed Martin mulai kuartal pertama 2015.
Seluruh
pesawat F-16 C/D ini menggunakan dasar pesawat Block 25 yang sebelumnya
sudah dibongkar total sebelum menjalani upgrading dan refurbished, baik
kerangka “airframe” serta modernisasi sistem “avionic”
dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah.
Rangka pesawat diganti dan diperkuat, cockpit diperbarui, jaringan kabel
dan elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi atau
diganti menjadi baru dan mission computer canggih baru sebagai otak
pesawat ditambahkan agar pesawat lahir kembali dengan kemampuan jauh
lebih hebat dan ampuh setara dengan Block 50/52.
Modernisasi dan upgrade avionic dan engine pesawat
yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pesawat menjadi setara
dF-16 block 50/52 berpusat dengan memasang “otak dan syaraf” pesawat
yaitu Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 standar Block 52+ yang jauh
lebih besar, kuat dan cepat kemampuannya. Demikian pula kemampuan radar
AN/APG-68 (V) ditingkatkan sesuai system baru yang dipasang. Pemasangan
Improved Modem Data Link 16 untuk komunikasi data canggih disamping
Embedded GPS/ INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi GPS dan INS
untuk penembakan JDAM (Bomb GPS). Ditambah Electronic Warfare
Management System AN/ALQ-213, Radar Warning Receiver ALR-69 Class IV
serta Countermeasures Dispenser Set ALE-47 untuk melepaskan Chaffs/
Flares anti radar/ anti rudal dan peralatan perang elektronika.
Untuk
seluruh mesin pesawat tipe F100-PW-220/E telah menjalani upgrade
menjadi baru kembali, lebih awet dan handal, khususnya dengan pemasangan
system DEEC (Digital Electronic Engine Computer) Grup 6 baru dan
Augmentor Engine baru yang usia pakainya dua kali lebih lama serta lebih
mudah dirawat.
Dalam
urusan pertempuran udara pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU ini cukup handal
karena selaindketahui sebagai pesawat F-16 paling lincah juga dilengkapi
rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T (NATO) serta
rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C untuk penembakan “Beyond Visual
Range”. Untuk menyerang sasaran permukaan pesawat dilengkapi kanon 20
mm, bomb standar MK 81/ 82/ 83/ 84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS
Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84
Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar), Improved Data
Modem Link 16, Head Up Display layar lebar terbaru yang kompatibel
dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google. Pesawat
juga dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti Sniper/
Litening untuk operasi tempur malam hari serta mampu melaksanakan missi
Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan
udara musuh.
Armada
F-16 C/D 52ID TNI Angkatan Udara ini selanjutnya akan melengkapi Skadron
Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin
Nuryadin Pekanbaru. Pesawat yang telah dilengkapi kemampuan sistem
avionic barat yang canggih ini dilengkapi senjata udara modern untuk
melengkapi keunggulan daya jangkau operasi dan kecepatan yang membuat
pesawat ini sanggup untuk menghadang setiap penerbangan gelap atau
menghantam sasaran udara dan darat. Baik sasaran di luar atau dalam
wilayah kedaulatan kita, pada saat siang atau malam hari di segala
cuaca. Kelak pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi
perang udara modern yang didapat dalam pengoperasian F-16 CD 52ID
niscaya akan membantu kita untuk memperbaiki perencanaan, pengadaan,
pelatihan serta doktrin dan taktik perang udara TNI AU.
Kita
berharap pada saat pesawat tempur masa depan IFX (generasi 4.5) sudah
siap dioperasikan maka seluruh prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID bisa
kita terapkan untuk menyamai atau bahkan mengungguli kekuatan udara
calon lawan dan pesaing negara kita. Pesawat-pesawat canggih ini akan
menambah kekuatan Air Power kita untuk menjaga Keamanan Nasional
Indonesia.
TNI AU