Pages

Sunday, 18 January 2015

Pindad Dapat Dua Proyek Senilai Rp1,7 T

PT Pindad. (Foto: Okezone)
PT Pindad. (Foto: Okezone)

JAKARTA - PT Pindad mendapatkan dua proyek senilai Rp1,7 triliun. Proyek-proyek tersebut, merupakan proyek dari Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
 
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan perusahaan plat merah yang bergerak memproduksi peralatan pertahanan dan keamanan itu akan menangani dua proyek, yakni program konversi minyak tanah ke gas Elpiji 3 kilogram (kg) dan konverter perahu nelayan yang menggunakan Bahan Bakar Solar ke gas Elpiji.

“Saya tahu PT Pindad punya kapasitas membuat berbagi hal, tapi dua item itu bisa ditugaskan kepada mereka. Kami kira-kira menyiapkan Rp1,7 triliun, sukur-sukur seluruhnya akan sangat baik. Saya dapat jaminan pasokan,” ujar dia di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (14/1/2015).

Sudirman menegaskan dana tersebut merupakan dan Kementerian ESDM, di luar suntikan dana dari Presiden Joko Widodo setelah kunjungannya ke PT Pindad 2 hari yang lalu. “PT Pindad akan dapat revenue dil uar produk persenjataan,” tukasnya.

Dalam kedua proyek tersebut, PT Pindad ditunjuk untuk memproduksi 2 juta tabung gas Elpiji 3 kg dalam satu tahun untuk program konversi minyak tanah ke gas, serta memproduksi alat konverter untuk perahu nelayan sebanyak 50 ribu item. (okezone.com)

Ini Amanat Jokowi untuk PT Pindad

BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke PT Pindad (Persero) di Kota Bandung, Senin (12/1/2015) siang. Apa yang diamanatkan Jokowi terhadap PT Pindad?
“Beliau mengapresiasi dengan apa yang dilihat di Pindad. Beliau mengamanatkan (Pindad) untuk meningkatkan kinerja, meningkatkan kapasitas agar Pindad bisa lebih unggul dan juga bisa bicara banyak di beberapa negara, bukan hanya di Indonesia,” kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim, Selasa (11/1/2015).

Untuk mengejar amanat itu, PT Pindad sebenarnya sudah punya misi agar menjadi lebih baik dalam berbagai hal. Apalagi UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan secara tidak langsung juga mengamanatkan agar Pindad mengoptimalisasi produksinya.

“Nah, untuk merespons itu kita melalui berbagai macam cara. Yang pertama adalah penyertaan modal negara untuk memodernisasi dan persiapan kerjasama dengan luar negeri,” ungkapnya.

Khusus untuk kemitraan dengan luar negeri, menurutnya Jokowi mengamanatkan secara khusus agar benar-benar dijalankan.

“Kemitraan adalah salah satu yang digarisbawahi oleh Pak Presiden untuk mengembangkan industri pertahanan ke depan,” jelas Silmy.

Saat ini, penandatanganan kerjasama sudah dilakukan dengan sejumlah negara, di antaranya Belgia dan Jerman. “Kemudian kita nanti melihat peluang-peluang yang ada,” tandasnya. (okezone.com)

Modernisasi, PT Pindad Butuh Dana Rp4 Triliun

BANDUNG - PT Pindad (Persero) membutuhkan dana cukup besar demi melakukan modernisasi dan menggenjot kapasitas produksi. Pindad butuh dana sekira Rp4 triliun untuk mewujudkan keinginan tersebut.
 
“Kita memerlukan kurang lebih Rp4 triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas,” kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin (12/1/2015).

Untuk mewujudkan target, ia mengaku sudah menyampaikan kebutuhan tersebut pada pemerintah pusat. Kucuran dana pun diberikan, tapi hanya sebagian kecil. “Kita sudah sampaikan. Tapi tahun ini kan (diberi oleh pemerintah pusat) Rp700 miliar dulu. Tapi itu anggaran investasi ya, bukan anggaran pembelian,” ungkapnya.

Dengan kucuran dana itu, PT Pindad diharapkan mampu memodernisasi diri dan meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga Pindad bisa bersaing dan meningkatkan pendapatannya disertai dengan peningkatan kualitas produk.

Ke depan, Pindad menargetkan mampu memproduksi makin banyak produksi di dalam negeri. Tujuannya demi menghemat cost produksi sebanyak 30-40 persen. Selain itu, Pindad ingin makin banyak tenaga kerja asli Indonesia yang bekerja di Pindad. Sebab sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia tak kalah dengan kemampuan SDM asing.(okezone.com)