JAKARTA - PT Pindad mendapatkan dua proyek senilai
Rp1,7 triliun. Proyek-proyek tersebut, merupakan proyek dari
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan
perusahaan plat merah yang bergerak memproduksi peralatan pertahanan dan
keamanan itu akan menangani dua proyek, yakni program konversi minyak
tanah ke gas Elpiji 3 kilogram (kg) dan konverter perahu nelayan yang
menggunakan Bahan Bakar Solar ke gas Elpiji.
“Saya tahu PT Pindad punya kapasitas
membuat berbagi hal, tapi dua item itu bisa ditugaskan kepada mereka.
Kami kira-kira menyiapkan Rp1,7 triliun, sukur-sukur seluruhnya akan
sangat baik. Saya dapat jaminan pasokan,” ujar dia di kantor Kementerian
ESDM, Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Sudirman menegaskan dana tersebut
merupakan dan Kementerian ESDM, di luar suntikan dana dari Presiden Joko
Widodo setelah kunjungannya ke PT Pindad 2 hari yang lalu. “PT Pindad
akan dapat revenue dil uar produk persenjataan,” tukasnya.
Dalam kedua proyek tersebut, PT Pindad
ditunjuk untuk memproduksi 2 juta tabung gas Elpiji 3 kg dalam satu
tahun untuk program konversi minyak tanah ke gas, serta memproduksi alat
konverter untuk perahu nelayan sebanyak 50 ribu item. (okezone.com)
Ini Amanat Jokowi untuk PT Pindad
BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan
kunjungan ke PT Pindad (Persero) di Kota Bandung, Senin (12/1/2015)
siang. Apa yang diamanatkan Jokowi terhadap PT Pindad?
“Beliau mengapresiasi dengan apa yang
dilihat di Pindad. Beliau mengamanatkan (Pindad) untuk meningkatkan
kinerja, meningkatkan kapasitas agar Pindad bisa lebih unggul dan juga
bisa bicara banyak di beberapa negara, bukan hanya di Indonesia,” kata
Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim, Selasa (11/1/2015).
Untuk mengejar amanat itu, PT Pindad
sebenarnya sudah punya misi agar menjadi lebih baik dalam berbagai hal.
Apalagi UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan secara tidak
langsung juga mengamanatkan agar Pindad mengoptimalisasi produksinya.
“Nah, untuk merespons itu kita melalui
berbagai macam cara. Yang pertama adalah penyertaan modal negara untuk
memodernisasi dan persiapan kerjasama dengan luar negeri,” ungkapnya.
Khusus untuk kemitraan dengan luar negeri, menurutnya Jokowi mengamanatkan secara khusus agar benar-benar dijalankan.
“Kemitraan adalah salah satu yang
digarisbawahi oleh Pak Presiden untuk mengembangkan industri pertahanan
ke depan,” jelas Silmy.
Saat ini, penandatanganan kerjasama
sudah dilakukan dengan sejumlah negara, di antaranya Belgia dan Jerman.
“Kemudian kita nanti melihat peluang-peluang yang ada,” tandasnya. (okezone.com)
Modernisasi, PT Pindad Butuh Dana Rp4 Triliun
BANDUNG - PT Pindad (Persero) membutuhkan dana
cukup besar demi melakukan modernisasi dan menggenjot kapasitas
produksi. Pindad butuh dana sekira Rp4 triliun untuk mewujudkan
keinginan tersebut.
“Kita memerlukan kurang lebih Rp4
triliun untuk memodernisasi dan meningkatkan kapasitas,” kata Direktur
Utama PT Pindad, Silmy Karim, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin
(12/1/2015).
Untuk mewujudkan target, ia mengaku
sudah menyampaikan kebutuhan tersebut pada pemerintah pusat. Kucuran
dana pun diberikan, tapi hanya sebagian kecil. “Kita sudah sampaikan.
Tapi tahun ini kan (diberi oleh pemerintah pusat) Rp700 miliar dulu.
Tapi itu anggaran investasi ya, bukan anggaran pembelian,” ungkapnya.
Dengan kucuran dana itu, PT Pindad
diharapkan mampu memodernisasi diri dan meningkatkan kapasitas produksi.
Sehingga Pindad bisa bersaing dan meningkatkan pendapatannya disertai
dengan peningkatan kualitas produk.
Ke depan, Pindad menargetkan mampu
memproduksi makin banyak produksi di dalam negeri. Tujuannya demi
menghemat cost produksi sebanyak 30-40 persen. Selain itu, Pindad ingin
makin banyak tenaga kerja asli Indonesia yang bekerja di Pindad. Sebab
sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia tak kalah dengan
kemampuan SDM asing.(okezone.com)