Pages

Saturday, 18 July 2015

Senapan Runduk Andalan Korps Marinir di Kaliber 5,55 mm

image64
Heckler & Koch (H&K) G3/SG-1 dan Galil Galatz dikenal sebagai senapan runduk (sniper) yang digunakan TNI yang berasal dari rancangan senapan serbu (assault rifle). Tapi selain dua nama besar tersebut, masih ada senapan sniper lain yang juga berasal dari keluarga senapan serbu. Yang dimaksud adalah SIG 550 Sniper, salah satu senapan runduk yang dipakai unit infanteri Korps Marinir TNI AL.


SIG 550 Sniper atau kerap dikenal dengan label SIG SG550-1, merupakan produksi manufaktur asal Swiss, Schweizerische Industrie Gesellschaft (SIG) (kini Swiss Arms AG). Tidak seperti H&K G3/SG-1 dan Galil Galatz yang mengusung kaliber 7,62 mm, SIG 550 justru menggunakan kaliber 5,56 x 45 mm. SIG 550 bukan barang baru dalam inventaris Marinir TNI AL, dan dirunut dari sejarahnya, SIG 550 mulai diperkenalkan pada tahun 1989.

sg_550_sniperimage61SG550sniper
Dari segi rancangan, SIG 550 Sniper berasal dari platform series SIG 550 yang kondang digunakan angkatan bersenjata Swiss, meski awalnya SIG 550 Sniper justru dipakai satuan elit di kepolisian Swiss. Militer Swiss sebelumnya telah melakukan beragam pengujian yang ketat untuk memastikan presisi dan kehandalan SIG 550, hingga akhirnya diputuskan resmi diadopsi untuk kebutuhan organik.

Sebagai keturunan dari senapan serbu yang sudah eksis, SIG 550 Sniper punya basis receiver yang serupa SIG 550 series, hanya karena dibuat untuk misi khusus, senjata sniper ini punya laras lebih lanjang yang tak dilengkapi flash hider, teleskop pembidik, pistol grip yang ergonomis, bipod pada ujung laras, dan area popor yang dapat disesuaikan untuk kenyamanan dalam menahan hentakan. SIG 550 punya keuggulan dalam hal akurasi, ini didasarkan pada laras heavy hammer-forged precision yang menghasilkan efek tolak balik rendah. Sistem gas-operated loading-nya menggunakan skema rotating bolt.


Briefcase SIG 550 dengan paket senjata lengkap.
Briefcase SIG 550 dengan paket senjata lengkap.
Bagian popor yang dapat disesuaikan.
Bagian popor yang dapat disesuaikan.

Dengan kapasitas magasin isi 5, 20, dan 30 peluru, SIG 550 beroperasi dengan mode semi otomatis, meski begitu, siklus kecepatan tembak bisa di setting mendekati kecepatan mode otomatis. Untuk memudahkan kontrol sisa amunisi, magasin dibuat dari bahan plastik yang transparan. Dengan kaliber yang familiar dengan senapan serbu standar (5,56 mm), ini menandakan bahwa SIG 55o mengarah sebagai bagian integral bagi sniper di dalam struktur regu, bukan untuk sniper murni.
550snipSIGSG550501px-550sniper
Dalam hal operasional, karena digunakan oleh pasukan berkualifikasi amfibi, urusan pemeliharan dan pembersihan senjata harus dibuat sederhana. Dan memang SIG 550 dapat dibongkar dan dipasang kembali dengan mudah tanpa bantuan alat apa pun.

Untuk dudukan teleskop di atas receiver, SIG 550 menggunakan mounting rails dengan standar NATO STANAG 2324, sehingga SIG 550 cocok dipasangkan dengan beragam tipe teleskop. Beberepa tipe teleskop yang biasa dipasang pada SIG 550 seperti Kahles ZFM 10x yang dilengkapi built in bullet drop compensator. Tipe teleskop lain ada Carl Zeiss, Hensoldt, dan Kern optics, dengan pembesaran hingga 10x.

Dari ulasan diatas, SIG 550 Sniper dapat melibas sasaran secara efektif hingga jarak 400 meter, dengan kecepatan lesat proyektil 940 meter per detik. Dengan pola rotating bolt, secara teori kecepatan tembak SIG 550 bisa mencapai 700 peluru per menit.

SIG 550 Sniper nyatanya juga kondang sebagai lakon di beberapa film action, sebut saja pernah digunakan oleh karakter The Professor dalam film Bourne Identity, dan yang paling baru, SIG 550 tampil dalam film Taken 3 yang dibintangi aktor Liam Neeson. Di Taken 3, SIG 550 digunakan oleh karakter antagonis, Oleg Malankov. (Haryo Adjie)

600px-Taken3_307
SIG 550 dalam film Taken 3
Spesifikasi SIG 550 Sniper
– Negara asal: Swiss
– Manufaktur: Swiss Arms AG (d/h SIG)
– Kaliber: 5,56 x 45 mm
– Berat: 7,02 kg
– Panjang: 1.130 mm (popor terbuka)/ 905 mm (popor terlipat)
– Panjang laras: 650 mm
– Magasin: 5/20 dan 30 peluru
– Jarak tembak efektif: 100 – 400 meter

(indomiliter )

MISTERI SUKHOI

 Indonesian Air Force (TNI AU) Sukhoi Su-27 Flanker aircraft flies into Darwin to participate in Exercise Pitch Black 2012.   Mid Caption Exercise Pitch Black is a major multi-national biennial exercise hosted by the Royal Australian Air Force, involving Offensive Counter Air and Offensive Air Support missions being flown at training ranges across the Northern Territory. Exercise Pitch Black 12 will be held from 27 July to 17 August 2012, and involve 2200 personnel and up to 94 aircraft from Australia, Indonesia, Singapore, Thailand, New Zealand and the United States.

Dari Tribunnews Surya Online tertanggal Selasa, 28 September 2010 07:15 ada berita berjudul “Indonesia Targetkan Beli 180 Sukhoi” yang mengutip pernyataan Menhan saat itu yaitu Bapak Poernomo.

Selain itu dari Aviation Week & Space Technology tanggal Jan 23, 2012 berjudul “Contracts Continue For Military Aircraft Engine Programs”. Tertulis :

NPO Saturn’s military engine division produces the AL-31 and AL-55 for military trainers and fighters. Saturn’s biggest customer is Sukhoi, whose Su-27 series fighters will account for 789 engines produced over the next 10 years. The AL-31F powers the Su-27, Su-30, Su-33 and Su-34, while the newer thrust-vectoring 117S powers the Su-35. Sales of the Su-27 series have been strong, with India buying 272 Su-30s. Indonesia has voiced interest in the acquisition of 180 Sukhoi fighters by 2024. Algeria and Vietnam have also purchased the Su-30, with deliveries pending, while Venezuela has shown interest in the Su-35.

Ada kutipan. Indonesia has voiced interest in the acquisition of 180 Sukhoi fighters by 2024, artinya Indonesia sudah menyatakan minatnya untuk memiliki 180 Sukhoi sampai dengan tahun 2024. Jadi dari tahun 2010 sudah ada rencana untuk menambah armada pesawat tempur Sukhoi secara bertahap tahun demi tahun sehingga akan sampai jumlahnya menjadi 180 pesawat tempur Sukhoi pada tahun 2024.

Nah, saya, Tukang Ngitung PhD., ingin mencoba mencocokkan apakah pernyataan di atas benar ataukah Pak Poernomo mabuk kecubung hehehe.

Saya mengumpulkan data, berita, clue, komentar, dan seperti seorang hakim di Pengadilan akan menjalankan asas PRADUGA TAK BERSALAH.

TAK BERSALAH = BENAR.
PRADUGA TAK BERSALAH = PRADUGA BENAR.

Jadi saya menganggap semua clue, data, komentar seolah-olah sebagai hal yang benar, baik yang pesimis maupun yang optimis. Faktor Optimis adalah Faktor Penambah. Dan Faktor Pesimis adalah Faktor Pengurang.

Faktor Penambah
Misalnya pada bulan Mei 2015 pada artikel Mengapa Indonesia Membutuhkan Su-35 ada komentar dari Bung SAYARET pada May 14, 2015 at 1:30 pm sebagai berikut :

E-Combat Aircraft – SU-35SI SUPER FLANKER (ROSOBORONEXPORT (SUKHOI) – RUSIA) : (74 units) (SOME DELIVERED) (including Full ToT of AAM, EW sistem, AESA radar, IRST).
B-Combat Aircraft – SU-34 FULLBACK (ROSOBORONEXPORT (SUKHOI) – RUSIA) : (66 units) (SOME DELIVERED) (including upgrade package on EW, radar, ASW sensors, and long range “tactical missiles”).

A-Combat Aircraft – SU-27SMK / SU-30MK2 FLANKER (ROSOBORONEXPORT (SUKHOI) – RUSIA) : (xx units) (ALL DELIVERED)

Dari komentar di atas tercantum:

Su-35SI direncanakan 74 unit.
Su-34 direncanakan 66 unit.
74 + 66 = 140 Jadi Total sementara 140 unit.

Lalu berikutnya ada SU-27SMK / SU-30MK2 …. (xx units), kita akan mencari berapa kira-kira angka yang disembunyikan oleh xx tersebut.

Dari apa yang sudah kita ketahui bersama bahwa ada campuran Sukhoi Su27 varian dan Su30 varian yang membentuk 1 skuadron dengan jumlah genap 16 unit.

Lalu masih ingatkah Anda tentang List dari Aviationweek yang saya munculkan di artikel Proyeksi Militer Indonesia 2009 – 2003 tanggal 25 Juni 2015 di JKGR ? Supaya ingat, list ini saya tampilkan lagi.
image003Ada tertulis Su30 Flanker jumlah total yang akan diakuisi lagi adalah 28 pesawat. Mari kita jumlahkan yang 16 Sukhoi campuran tadi dengan angka 28 pesawat seperti yang terdapat di daftar di atas.

16 + 28 = 44
Jika xx adalah 44 maka
74 + 66 + 44 = 184 pesawat Sukhoi
Lho, katanya 180 Sukhoi ? Ini kok 184 ? Nggak cocok tuh ! Dasar halusinasi, mabuk kecubung, tukang ngelem aibon !!!

Tenang, kan masih ada faktor pengurang.

Faktor Pengurang

Gripen-Indonesia says:
January 28, 2015 at 8:03 am
Apa yang dituliskan @bangjo ada benarnya.
Saya sudah menanyakan berulang-kali di formil2, tapi tidak ada jawaban yang pasti.
Dimanakan TS-2701, -2702, -3001, dan -3002?
Keempat Sukhoi dari batch pertama.

Foto terakhir mereka (yg saya dapat) hanya dari tahun 2008, setelah itu, mereka tidak pernah muncul dimana2.

Lihat saja foto2 dari parade Sukhoi untuk hari kemerdekaan bbrp tahun terakhir! Mereka tidak pernah hadir!

Saya harap ada yang dapat memberikan informasi yang lebih jelas.

Jalo says:
January 28, 2015 at 8:54 am
Ada masalah di airframe dan mesinnya….
Mari ke hanggar di Maros, lagi terpakir sekarat gitu barangnya…

Nah, sekarang mari kita ambil yang 4 Sukhoi batch pertama yang dibilang rusak itu sebagai faktor pengurang. Jadi akan didapat :

184 – 4 = 180. Ya, ada tepat 180 Sukhoi yang diperkirakan akan mengawal langit nusantara pada tahun 2024.

Terima kasih Mbak Nora, Bung Sayaret, Bung Gripen-Indonesia, Bung Jalo. Tanpa data dan clue dari kalian, saya tidak akan mungkin memecahkan misteri 180 Sukhoi ini. Hurra percoyo yen ora ono potone (Tidak percaya kalau tidak ada fotonya) ?.

Coba dinalar mengapa Rosoboronexport Rusia pada Indo Defence 2014 hanya menyertakan selebaran saja dan model kecil dari Sukhoi ? Kok mereka tidak segempar EF Typhoon dan JAS Gripen dalam menawarkan produknya ?.

Yang di atas itu baru Sukhoi saja lho, belum F16, dan pesawat tempur lainnya, pesawat angkut dan lain-lain.

Hehehehe silakan hoek-hoek ya…Tukang Ngitung lagi halusinasi …hihihihi
Ayo Mari Kita Berhitung ! ada seri 3 nya lho …
Dari Tukang Ngitung, PhD.
(JKGR)

Pengganti KRI OWA dan Nasib KFX -Leaks

 
KRI OWA 354 (Antara)
KRI OWA 354 (Antara)

Beberapa frigate akan diganti termasuk KRI OWA si kandang Yakhont. Dalam briefing terkhir Menhan dengan presiden, penggantian frigate adalah termasuk di dalamnya, juga penganti Parchim class yang menua!.

Dalam matra laut presiden meminta menunggu sampai PKR Sigma class yang modulnya sedang dikerjakan PT.PAL selesai, untuk kemudian pesanan kapal ditambah sampai 2025, sesuai jumlah yang dibutuhkan.

Saat ini tim dari PT. PAL dan BPPT sedang blusukan mencari galangan yang siap mendampingi PT.PAL memproduksi PKR tersebut.

Sebuah sumber di kalangan Istana menyebutkan pekembangan alutsista laut Indonesi dipantau Republik Rakyat Tiongkok, karena Tiongkok pernah menawarkan Jiangkai frigate kepada Indonesia (melalui seorang menteri. Tawaran disampaikan saat presiden menceritakan kunjungannya ke Batam).

Bahkan Tiongkok siap menduplikat galangan Jinkei class di Banjarmasin, atau Bitung. Semua dengan biaya Bank of China. Menurut sumber tersebut saat mendapat tawaran itu Presiden Jokowi says: Dilihat dulu. jangan asal kredat kredit”.

Mengenai proyek KFX Korea Selatan – Indonesia. Radar AESA memang kecil kemungkinan teknologinya ditransfer, mengingat nilai tawarnya sangat tinggi sekali. Hal ini juga yang membuat beberapa pengambil keputusan melirik pesawat buatan SAAB.

Bahkan dalam pertemuan terakhir presiden dan menhan, di dalam daftar yang dibawa Menhan, nama pesawat buatan SAAB tersebut muncul menjadi alternatif penganti F16 A/B. (JKGR)