Thursday, 16 July 2015
Dana Perawatan Alutsista
“Memang mahal. Memelihara pesawat terbang itu paling mahal. Kalau angkatan darat, tank di pinggir jalan nih bannya kempis, (bisa) tambal ban. Kalau udara nggak bisa,” ungkap Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Mabesad, Jl Veteran, Jakpus, Rabu (15/7/2015).
Dari dana renstra perawatan dan perbaikan alutsista yang disusun TNI, sebanyak Rp 17,4 T disiapkan untuk AL, sementara AD mendapatkan dana yang paling sedikit yakni Rp 9,3 T. Itu, kata Ryamizard, bukan soal pilih kasih melainkan karena biaya pemeliharan alutsista di AD memang membutuhkan dana yang lebih sedikit dibanding 2 matra lainnya.
“Menggerakkan prajurit cukup kasih air menaral saja. Tapi kalau laut dan udara ini harus BBM. Mahal itu,” tutur Ryamizard.
Walau biaya pertahanan untuk negara memerlukan biaya besar, Ryamizard sadar bahwa pemerintah tidak bisa langsung merealisasikannya. Adalah wajar menurut Ryamizard jika pemerintah mencairkan dana sesuai skala prioritas.
“Harus dihitung karena kalau TNI dan Kemhan nggak minta dan minta terus. Pemerintah kan masih ada pembangunan lain,” kata Ryamizard.
“Dari dulu TNI tidak memaksakan. Rakyat dululah. Rakyat lapar masa kita mau berlomba-lomba untuk beli alutsista. Kecuali kalau rakyat sudah senang, baru boleh. Prinsipnya itu,” sambung mantan KSAD tersebut.
Hanya yang jelas, disebutkan Ryamizard, pemerintah sudah memutuskan untuk tidak lagi membeli alutsista bekas dari negara lain. Ia yakin dengan kondisi dan renstra kedua TNI, kekuatan pertahanan negara sudah cukup untuk saat ini.
“Yang lama diganti barang-barangnya. Laut ada (alutsista) yang usianya 40 tahun, udara ada yang 30 tahun. Tapi sudah kuat kita ini,” ucap Ryamizard.
Saat ini Kemhan sendiri sedang mengkaji untuk mencari pesawat angkut pengganti Hercules. Sudah ada beberapa pesawat yang dipertimbangkan oleh Ryamizard.
“Kami lihat yang besar tapi bisa mendarat di lapangan pendek. Itu yang kami cari. Ada banyak pilihan, A400 salah satunya,” pungkas jenderal (purn) bintang 4 itu.
Detik.com