“Kepada semua anggauta Tjakrabirawa!”
Tahukah kamu untuk apa Tjakrabirawa diadakan?
Setialah kepada tugasmu!
Aku melimpahkan kepercayaan penuh kepadamu!
Soekarno
Jakarta 5 Oktober 1962
Itulah pesan Presiden Soekarno kepada segenap anggota Resimen Tjakrabirawa. Pasukan elite yang baru dibentuk 6 Juni 1962. Tepat di hari ulang tahun Bung Karno ke-61. Tjakrabirawa dibentuk khusus untuk mengawal keselamatan Soekarno dan keluarganya.
Personelnya dipilih dari pasukan terbaik empat angkatan. Angkatan Darat mengirimkan Batalyon Banteng Raiders, Angkatan Laut mengirim Korps Komando Operasi (KKO), Angkatan Udara mengirim Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Polisi mengirim Resimen Pelopor.
Seluruh anggotanya wajib punya kemampuan terjun payung dan pernah memiliki pengalaman perang gerilya. Soekarno sendiri yang memilih nama Tjakrabirawa, dari senjata sakti milik Batara Kresna. Semboyannya ‘Dirgayu Satyawira’ berarti pasukan setia berumur panjang. Soekarno juga yang mendesain baju dan perlengkapan pasukan pengawalnya.
Pembentukan Tjakrabirawa dinilai perlu oleh menteri pertahanan saat itu Jenderal Nasution.
Sebabnya percobaan pembunuhan pada Presiden Soekarno terus terjadi. Mulai dari serangan pesawat oleh Daniel Maukar, penggranatan di Makassar dan Cikini, hingga penembakan saat Salat Idul Adha di istana.
Awalnya Soekarno menolak. Dia merasa pengawalan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang berkekuatan belasan polisi istimewa ini sudah cukup. Namun para pimpinan tentara berhasil mendesak Soekarno untuk membentuk sebuah pasukan elite pengawal presiden.
“Pada hari kelahiranku di tahun 1962, dibentuklah pasukan Tjakrabirawa. Satu pasukan khusus dengan kekuatan 3.000 orang yang berasal dari keempat angkatan bersenjata. Tugas pasukan Tjakrabirawa adalah melindungi presiden,” kata Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams.
Menurut Soekarno , tugas Tjakrabirawa tak cuma mengawal. Ada juga yang menyediakan grup band dan menghibur dirinya. Mereka juga bertugas mencicipi makanan sebelum disantap oleh Soekarno .
Diakuinya juga, Tjakrabirawa menjaganya rapat. Mereka selalu mengamankan gerak-gerik Soekarno . Awalnya Soekarno merasa kagok juga, tapi dia lalu terbiasa.
“Satu-satunya yang yang tidak dapat dijaga oleh Tjakrabirawa adalah kesehatanku. Aku punya satu ginjal yang membatu,” canda Soekarno .
Ajudan senior presiden, Kolonel Sabur menjadi komandan pertama Resimen Tjakrabirawa. Pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal. Sementara Kolonel Maulwi Saelan menjadi wakilnya.
Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel (Purn) Maulwi Saelan yang ditemui merdeka.com menjelaskan Soekarno sangat dekat dengan para pengawalnya. Soekarno hapal dengan anggota Tjakrabirawa yang biasa bertugas di sampingnya.
“Bung Karno itu sangat egaliter. Saya pernah berdebat dengannya, sampai mukanya merah padam karena marah. Beliau lalu masuk kamar. Beberapa saat kemudian beliau panggil saya. Saya tegang, wah mau dipecat saya, pikir saya. Ternyata Bung Karno bilang, Saelan, kamu yang benar. Luar biasa beliau mau mengakui dirinya salah, padahal berdebat dengan bawahan,” puji Saelan.
Sayang, tak seperti harapan Soekarno , Tjakrabirawa tak berumur panjang. Sebagian kecil pasukan elite ini kemudian terlibat penculikan para jenderal dalam peristiwa G30S. Tak semua terlibat, hanya sekitar 60 orang di bawah pimpinan Letkol Untung yang mengikuti aksi itu. Namun semua terkena imbasnya.
Umur resimen Tjakrabirawa hanya seumur jagung. Dibubarkan jenderal Soeharto di senjakala kekuasaan Soekarno yang makin meredup. Seperti kata pepatah, karena nila setitik hancur susu sebelanga.
Usai pembubaran Tjakrabirawa, arah dan kisah sejarah Indonesia memulai babak baru. Mulai dari pembantaian para pelaku penculikan hingga orang-orang yang dianggap komunis. Babak baru sejarah Indonesia yang harus melalui stempel Orde Baru.