"Mulai tahun ini kami akan melakukan seleksi taruni laut. Ini merupakan momentum yang tepat memperingati ulang tahun ke-50 Kowal," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Madya Marsetio, seusai menjadi inspektur upacara memperingati hari ulang tahun ke-50 Kowal, di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta, Kamis (10/13).
Taruni ini akan memiliki kesempatan setara dengan kadet (sebutan untuk siswa AAL) laki-laki. Untuk tahap awal, lanjut Marsetio, taruni lulusan AAL akan diperbantukan mendukung kegiatan-kegiatan administrasi di lingkungan TNI AL. Namun demikian, tak menutup kemungkinan para perempuan lulusan AAL ini juga ditempatkan di kegiatan-kegiatan penugasan.
"Kenyataanya, selama ini dalam hal penugasan, prajurit perempuan tak kalah dengan laki-laki. Terbukti, sudah ada dua perempuan yang menjadi perwira tinggi," katanya.
Ke depan, Marsetio berjanji akan memberikan kesempatan luas bagi perempuan untuk mengabdi di TNI AL. Terkait berapa kuota taruni yang akan direkrut, Marsetio menyatakan hal itu masih sedang digodok.
Salah satu perempuan yang merupakan perwira tinggi, Laksamana Pertama Chistina Maria Rantetana mengatakan ada perbedaan spektrum penugasan ketika prajurit perempuan tak memulai karirnya dari seorang taruna. "Dengan adanya kesempatan ini, mestinya tak ada halangan lagi bagi prempuan untuk mengabdi diri sebagai prajurit seperti laki-laki," katanya.
Membuka Peluang
Dibukanya AAL untuk perempuan, tambahnya, akan semakin membuka peluang bari perempuan untuk menjadi prajurit. "Dan efeknya, akan semakin banyak perempuan tertarik menjadi prajurit. Ini penting karena negara 80 persen wilayah negara kita adalah lautan. Para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan, seharusnya mencintai laut," jelasnya.
Saat ini anggota Kowal berjumlah 1.911 orang dengan rincian, Laksamana Pertama berjumlah 2 orang, Kolonel 39 orang, Letnan Kolonel 65 orang, Mayor 274 orang, Kapten 188 orang, Letnan Satu 125 orang, Letnan Dua 60 orang, Pembantu Letnan Satu 100 orang, Pembantu Letnan Dua 86 orang, Sersan Mayor 240 orang, Sersan Kepala 207 orang, Sersan Satu 245 orang, dan Sersan Dua 280 orang.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (KKP-PA) Linda Amalia Sari Gumelar mengharapkan agar Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Udara (AAU) dan AAL tidak hanya diperuntukkan bagi laki-laki. "Kita berharap ke depan perempuan bisa masuk menjadi taruna Akmil (AAU dan AAL). Di kepolisian pun, Akpol sudah mau merekrut kaum perempuan," kata Linda.
Menurut dia, perempuan dengan jumlah yang sangat besar merupakan kelompok yang paling strategis untuk ikut mendorong keberhasilan pembangunan di bidang pertahanan. Namun, potensi dan keberadaan perempuan dalam pembangunan di bidang pertahanan belum optimal.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan mencatat, jumlah perempuan yang berkarir di bidang pertahanan masih amat minim. Data menunjukkan pejabat di Kementerian Pertahanan pada 2012 masih didominasi laki-laki. Pejabat eselon I dari TNI tercatat sembilan laki-laki dan satu perempuan. Eselon II tercatat 60 laki-laki dan satu perempuan. Eselon III laki-laki juga mendominasi dengan 272 orang, sedangkan perempuan hanya 20 orang.
Sama halnya dengan PNS eselon I dari kementerian ini, yakni sembilan laki-laki dan satu perempuan. Eselon II empat laki-laki dan satu perempuan. Eselon III 7 laki-laki dan 15 perempuan. Dilihat dari kepangkatan militer, tercatat 71 perwira tinggi adalah laki-laki, sedangkan perempuan hanya satu. Perwira menengah 693 laki-laki dan 95 perempuan. Dan perwira pertama 114 laki-laki dan 26 perempuan. nsf/P-3
koran-jakarta