Roket RX-550 Lapan |
Komponen nosel roket RX-550 kembali mengalami masalah dalam uji
statis di Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten
Garut- Jawa Barat. Desain struktur nosel roket RX-550 belum mampu
menahan tingginya suhu pembakaran. Akibatnya, komponen material nosel
roket terlepas sebelum proses pembakaran propelan berakhir di detik ke
14.
Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata berencana mengubah desain struktur
nosel roket, agar hasil akhirnya seperti yang diharapkan. Lapan pun
kembali membangun seluruh komponen roket RX-550 serupa, untuk melakukan
uji statis tahap ketiga pada awal tahun 2013.
Prof Dr Ing Soewarto berharap daya dorong roket bisa melebihi 25 ton
dalam waktu 7 detik. Adapun proses pembakaran propelan ditargetkan 14
detik hingga bahan bakarnya habis. Kunci utama yang harus diselesaikan
Lapan adalah membuat struktur material nossel bisa bertahan selama
pembakaran, agar roket RX-550 mampu terbang sejauh 300 km ke luar
angkasa.
Roket RX-550 berdiameter 550 milimeter ini, memiliki panjang
keseluruhan 9 meter dan membawa bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen
poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.
Target yang dipatok Lapan pada tahun 2013 adalah peluncuran roket ke
luar angkasa untuk membawa peralatan pengukur atmosfer. Roket ini akan
dilepas di Morotai, Maluku Utara di atas samudra Pasifik.
Jika semua itu mulus maka tahun 2014, roket Lapan diproyeksikan untuk
mengangkut satelit buatan Lapan, untuk diorbitkan ke luar angkasa.
Akankah target ini tercapai ?
“Kami yakin target roket RX-550 mengudara di 2013 masih bisa dicapai
dan ditargetkan mampu terbang sejauh 300 km,” ujar Prof Dr Ing Soewarto
Hardhienata. Pengalaman kesuksesan peluncuran roket RX-420 dan RX-320
serta panjangnya proses penelitian RX-550 dari 2011, cukup untuk
dijadikan kunci keberhasilan program ini.
Di pihak lain, TNI berharap teknologi roket sonda Lapan bisa
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk keperluan militer.
Pada tahap
awal TNI akan mengembangkan roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan
kaliber 350 mm dan terus ditingkatkan jangkauannya hingga menjadi Roket
kendali.
Proyek
ini melibatkan Konsorsium: Kementerian Ristek, PT Pindad, PT Dahana, PT
Dirgantara Indonesia, LAPAN, BPPT, LIPI, ITB UGM dan ITS.
Pemerintah pun terus meningkatkan anggaran untuk pos pertahanan. Jika
pada tahun 2004 hanya Rp, 21,7 triliun, maka tahun 2013 ini telah
mencapai Rp 77 triliun.
Sejak peluncuran pesawat CN-235 tahun 1983, bangsa Indonesia memang
tidak pernah lagi menyaksikan program prestisius sekaliber itu. Semoga
tahun 2013 ini (30 tahun berlalu), Roket RX-550 Lapan bisa terbang ke
luar angkasa membawa satelit yang juga buatan Indonesia.