Ilustrasi: Pasukan Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL bersiap
menembakkan meriam howitzer 105 saat Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai
Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5/2013). Latgab dihadiri oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan melibatkan 16.745 prajurit TNI
dari ketiga angkatan.
Sekitar pukul 01.00 Wita, Jumat (17/5/2013) dua perenang perintis dari Batalyon Infanteri Marinir-7 Brigif 3 Mar Lampung mendarat dengan berenang.
Ratusan meter mereka tempuh dari perahu karet yang diam-diam berada di tengah teluk. Dengan dipimpin Letkol Marinir Agus Setya Warman (Danyonif), Pendaratan Khusus (Ratsus) Amfibi di pinggiran Pantai Kedo, Lawata berhasil mendaratkan sekitar 270 prajurit marinir dan 14 taifib (intai amfibi) yang semuanya menggunakan seragam kamuflase.
Tugas mereka adalah merebut Pelabuhan dan Kantor PT Pertamina Bima NTB.
Di pelabuhan, ada musuh sekitar 30 orang yang menduduki instalasi strategis itu. Mereka diperkuat MO (Mortir) 60 menduduki Pelabuhan Bima dan sekitarnya serta gudang perbekalan.
Ada juga satu peleton Gerakan Bersenjata Nusa Merdeka yang dilengkapi dua pucuk MO-60 menduduki Pertamina di Teluk Lawata Bima.
Serbuan dilaksakanan ketika matahari mulai terbit di Bima, yaitu sekitar pukul 6.00 Wita. Tembak-menembak sempat terjadi. Dalam waktu setengah jam, pelabuhan sudah dikuasai.
Acara Latihan Gabungan dilanjutkan dengan serangan udara. Tiga pesawat Super Tucano menjatuhkan bom MK53 ke sasaran.
Sedianya setelah itu diadakan penerjunan pasukan Lintas Udara. Namun, karena cuaca sangat buruk, diputuskan untuk menunda penerjunan keesokan harinya.
"Karena alasan cuaca yang berhubungan dengan keselamatan prajurit, penerjunan ditunda," kata Kepala Staf Umum Mabes TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar selaku Direktur Latgab TNI yang sedang meninjau latihan.
KOMPAS.com