Mayor AU Mariam Al Mansouri Pilot Wanita UEA
Amerika Serikat memulai melakukan
serangan udara terhadap beberapa target tepilih di wilayah Suriah
terhadap ISIS sejak Senin malam (22/9) hingga pagi hari Selasa. Nama
militan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tetap dipergunakan oleh
media Barat, walaupun mereka sudah mendeklarasikan namanya menjadi
Islamic State.
Dalam serangan udara tersebut,
diberitakan (Abc News) bahwa salah satu flight leader dari Angkatan
Udara Uni Emirat Arab (UEA) adalah seorang penerbang tempur wanita.
Menurut Duta Besar UEA di AS, nama pilot wanita itu adalah Mayor Mariam
Al Mansouri (35). Mariam bertindak sebagai leader dari para penerbang
tempur UEA yaitu pesawat tempur F-16 block 60. Angkatan Udara UEA
minggu ini bergabung dengan Amerika Serikat, Arab Saudi, Yordania,
Qatar dan Bahrain dalam melaksanakan serangan udara terhadap ISIS.
Mayor Mariam adalah alumnus Universitas
UEA jurusan sastra Inggris. Dia lulus dari Universitas Zayed Air pada
tahun 2007 dan menurut media di Abu Dhabi, The National, Miriam
merupakan contoh wanita yang mampu menerbangkan pesawat tempur F-16.
Duta Besar UEA di AS, Yousef Al Otaiba menyatakan, "Saya secara resmi
dapat mengkonfirmasi bahwa misi serangan UEA, Senin malam dipimpin oleh
pilot pesawat tempur perempuan Mariam Al Mansouri. Dia memenuhi syarat,
sangat terlatih, siap tempur dan dia memimpin misi," katanya.
Mariam, Lahir di Abu Dhabi merupakan
salah satu dari delapan anak, mengatakan kepada majalah Deraa Al Watan
baru-baru ini bahwa keluarganya mendukung karirnya sebagai penrbang
tempur. Tetapi seperti yang berlaku dalam adat istiadat keluarga Arab,
dia harus mengatasi stereotip gender dalam menapak karirnya. Mariam
dikenal sebagai wanita yang cerdas dengan nilai rata-rata sekitar 93
persen, yang membantu melancarkan karirnya.
Jelas keberadaan Mariam merupakan hal
yang sangat istimewa dikalangan para penerbang dalam koalisi tersebut,
karena medan tempur yang mereka hadapi bukan sesuatu yang ringan.
Disamping itu resiko yang akan mereka hadapi apabila terpaksa harus
crash landing atau bail out, serta tertangkap oleh militan IS, resikonya
akan menghadapi hukuman penggal.
Sejak Senin (22/9) malam hingga selasa
pagi, jumlah shorty serangan udara di Suriah sebanyak 22 , berupa
serangan udara terhadap target Islamic State (14) dan serangan udara
terhadap Khorasan Group di Suriah (8). Jumlah serangan udara baru
terhadap ISIS di Irak (dilakukan Senin) sebanyak 4 shorty. Jumlah
serangan udara yang telah dilakukan terhadap Islamic State di Irak sejak
Agustus sebanyak 194 shorty (Sumber ABC News).
Operasi gabungan serangan udara langsung
serta serangan dengan peluru kendali Tomahawk (47) yang dipimpin oleh
Amerika Serikat telah berhasil menghancurkan beberapa target penting
dari Islamic State di Suriah, diantaranya Oil Refinery, Pusat Komando
dan Kendali IS dan Pusat keuangan Islamic State. Selain itu juga
dihancurkan kamp pelatihan, barak-barak militer, markas dan kendaraan
tempur terutama di wilayah bagian Utara dan Timur Suriah. Target
kelompok Khorasan yang dihancurkan adalah fasilitas produksi amunisi,
bangunan komunikasi, kamp pelatihan dan pusat komando dan kendali.
Keberadaan Mariam di Angkatan Udara UEA
yang mensejajarkan soal gender, kini juga akan diikuti oleh TNI Angkatan
Udara. TNI AU kini sudah memiliki beberapa orang penerbang, tetapi
sebagai penerbang transport. Dalam sambutan hari ulang tahun Wara
(Wanita Angkatan Udara), Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI
Ida Bagus Putu Dunia mengungkapkan, pihaknya tak akan mengistimewakan
prajurit wanita atau Wara dalam penugasan. “Kami tak akan memberikan
ruang dan kedudukan istimewa bagi Wara dan tidak membedakan hak serta
kewajibannya dengan prajurit pria,” kata Putu Dunia saat menjadi
inspektur upacara peringatan ke-51 hari ulang tahun Wara di Jakarta,
Rabu (20/8/2014).
TNI AU sudah merekrut Wara sebanyak
1.618 personil sejak pertama kali merekrut pada tahun 1963. Sebagai
salah satu persamaan gender, TNI AU juga akan merekrut penerbang tempur
wanita. Sejak 2013 TNI AU sudah menerima calon prajurit wanita (taruni)
di Akademi Angkatan Udara (AAU) yang lulusannya nanti diharapkan bisa
menjadi penerbang tempur. Penerimaan taruni ini akan terus dilakukan
tiap tahun. “Lulusan pertama akan diwisuda pada 2017 dan diharapkan ada
yang sudah bisa menjadi penerbang pesawat tempur,” kata Kepala Dinas
Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto.
Dengan demikian maka nampaknya pada masa
yang akan datang, akan muncul lebih banyak para penerbang tempur wanita
di dunia dengan prestasinya seperti Mayor Mariam itu, dan khususnya di
TNI AU. Menerbangkan sebuah pesawat tempur bukan hal yang sederhana,
sangat terkait dengan kesehatan prima, ketahanan mental serta
pengendalian emosi dan beban psikologis seseorang saat duduk di cockpit
yang sempit dan penuh dengan segala pernik teknologi yang harus mampu
diantisipasi seseorang. Dia harus tahan dengan tekanan fisik G-9
misalnya. Hebat, hanya itu kata yang tepat bagi seorang penerbang
tempur wanita dari sebuah Angkatan Udara dengan alutsista yang semakin
canggih. Bravo Mariam, Sukses selalu kepada TNI AU.