MAGETAN - Menjelang
lengser, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pekerjaan
rumah (PR) kepada presiden terpilih Joko Widodo. SBY meminta pria yang
dikenal dengan panggilan Jokowi itu konsisten melakukan pembangunan
kekuatan militer dan modernisasi alutsista (alat utama sistem
persenjataan).
"Saya berharap apa yang telah dicapai
ini dapat dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang. Saya sudah sampaikan
kepada Pak Jokowi selaku presiden baru bahwa kekuatan dan modernisasi
alutista ini penting untuk dituntaskan," tegas SBY saat memberikan
pengarahan kepada sejumlah penerbang dan kru pesawat tempur di Lanud
Iswahjudi Magetan, Minggu (5/10).
Menurut dia, jika pemerintahan yang baru
kelak konsisten dalam menjaga dan melanjutkan program itu, martabat
Indonesia bisa terjaga dengan baik. "Jadi, tak perlu khawatir dilecehkan
oleh negara lain, baik pelanggaran wilayah maupun membantu gerakan
anti-negara di Indoensia dan semua ancaman yang mengancam kedaulatan dan
kekuatan wilayah di negeri ini," tuturnya.
SBY menyebut, selama dua periode
kepemimpinannya telah berlangsung revolusi besar dalam pembangunan
kekuatan militer dan modernisasi alutsista. Pun, dia memprediksi
kekuatan militer Indonesia kelak bakal semakin diperhitungkan.
"Terhitung empat tahun dari sekarang, bisa dikata akan cukup tangguh
untuk menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah negara
kesatuan Republik Indonesia," imbuhnya.
Lebih khusus SBY menekankan pentingnya
kekuatan militer sektor udara. Penguatan matra udara oleh TNI AU, kata
dia, bisa menjadi cikal bakal dalam melaksanakan pembangunan kekuatan
militer dan modernisasi alutsista ke depannya. "Sejalan dengan perang
modern dan revolusi di dunia militer, kita sadar bahwa perang sekarang
sangat ditentukan oleh kekuatan udara yang dimiliki oleh sebuah negara."
Dia menyebut kebangkitan kekuatan
militer udara mulai muncul pada Perang Teluk I di era 1990-an. Kala itu
cukup gencar dilakukan serangan udara yang dikombinasikan dengan
serangan dari laut. "(Serangan) itu berhasil menghancurkan jembatan dan
pusat militer.
Bahkan, pesawat terbang negara lawan tak
sempat mengudara karena dihancurkan di tempat. Setelah itu barulah
dilakukan operasi darat dan bisa berlangsung cepat karena sumber
kekuatan perang termasuk logistik sudah dihancurkan. Di sini kekuatan
udara menjadi kunci sangat penting," bebernya.
SBY menilai tangguhnya kekuatan matra
udara juga efektif untuk meredam berbagai gejolak terorisme yang pecah
di sejumlah negara. Dia mencontohkan upaya melumpuhkan gerakan ISIS di
Timur Tengah yang menggunakan pola serangan pesawat tempur gabungan
dengan negara barat.
"Negara barat dan AS sangat hati-hati
untuk mengerahkan kekuatan darat. Sebab, cost tinggi, baik finansial
maupun nyawa. Ribuan orang bisa gugur. Belum dampak akibat operasi darat
yang dilakukan itu belum tentu mendapat persetujuan dari parlemen dan
rakyat," ujarnya.
SBY berharap, ke depan kekuatan militer
udara Indonesia lebih tangguh dan dapat diandalkan. Apalagi, wilayah
teritorial yang perlu dijaga di negeri ini cukup luas. "Kita harus siap
segalanya. Negara kita luas, daratan apalagi lautan. Banyak yang harus
kita amankan. Paling tidak saya dulu pernah protes keras, ada insiden
angkatan udara di bagian timur Indonesia. Tetapi karena kurang pesawat,
apa daya, kita hanya bisa protes, tak bisa mengejar dan menghalau,"
kenangnya.
Terkait dengan momen HUT TNI ke-69, SBY
berpesan kepada seluruh jajaran tentara di tanah air agar tetap menjadi
pribadi yang tangguh. "Ingat, TNI harus ditakuti lawan, disegani kawan,
dan dicintai rakyat. Kalau kita bisa mewujudkan semua itu, maka kita
boleh bersyukur dan berbangga sambil tetap memelihara semangat untuk
mempertahankan setiap jengkal NKRI," tuturnya.
Sementara, Kepala Staf Angkatan Udara
(KASAU) Marsekal TNI Ida Bagus berharap program minimum essential force
(MEF) yang telah berjalan selama ini tetap berlanjut di masa mendatang.
"Program itu berupa penambahan kekuatan alutsista, perbaikan sarana pra
sarana dan SDM, serta peningkatan kesejahteraan," katanya.
Di sisi lain, Ida Bagus menjanjikan
atraksi megah dan kolosal dalam gelaran peringatan HUT TNI ke -69 besok
(7/10). TNI AU, kata dia, bakal mengerahkan 153 pesawat. "Nantinya akan
ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Bandara Abdul Rahman Saleh Malang,
Juanda Surabaya, dan sebagian untuk pendukung di Halim Perdanakusuma,"
ungkapnya.
SBY kemarin tiba di Lanud Iswahjudi
sekitar pukul 14.15. Dia didampingi ibu negara Ani Yudhoyono,
Menkopolhukam Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan RI
Purnomo Yusgiantoro, Kepala Staf TNI AU Marsekal IB Putu Dunia, dan
sejumlah pejabat tinggi lainnya. Usai beramah-tamah dan memberikan
pengarahan kepada sejumlah penerbang dan kru pesawat tempur, sekitar
pukul 15.30 presiden dan rombongan bertolak menuju Surabaya. (fin/isd)