RUTIN: Tiga pesawat Sukhoi milik TNI-AU melakukan operasi pengamanan perbatasan.
Foto: Ifransyah/Radar Tarakan/JPNN
TARAKAN – Tiga
pesawat Sukhoi mendarat di Bandar Udara (Bandara) Kelas 1 khusus Juwata
Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (24/11). Burung besi milik Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) itu terbang dari Markas
Komando (Mako) Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, menuju ke wilayah
perbatasan utara Indonesia untuk melakukan operasi rutin tahunan.
Dalam sekali flight, biasanya
berisi lima unit pesawat Sukhoi. Tetapi, menurut informasi dari TNI-AU,
sementara baru tiga unit. Mungkin, ada dua pesawat lagi yang didatangkan
dalam waktu dekat. Itu merupakan bagian dari strategi. ’’Operasi ini
rutin sepanjang tahun yang dilaksanakan untuk mengamankan perbatasan di
mana saja di seluruh Indonesia,’’ kata Komandan Satuan Tugas (Satgas)
Pertahanan Udara Kolonel Fajar Adriyanto kemarin.
Menurut dia, tidak ada yang khusus dalam kegiatan monitoring
perbatasan tersebut. Termasuk pemilihan Tarakan sebagai tempat singgah
tiga pesawat Sukhoi. Semua adalah rutinitas tahunan. ’’Sementara kami
ditugaskan selama seminggu atau bisa diperpanjang lagi, bergantung
perintah pimpinan. Sebab, pimpinan sudah mempunyai perencanaan. Tentu
ada masukan-masukan dari staf dalam pelaksanaan operasi ini,’’ tutur
Fajar.
Beradasar pantauan TNI-AU, pelanggaran
batas udara dan laut tidak hanya terjadi di ambang batas laut (Ambalat),
tetapi juga di daerah-daerah lainnya di perbatasan. ’’Yang jelas, kami
mengamankan semua perbatasan. Jika terjadi pelanggaran udara di Manado,
kami langsung cepat meluncur,’’ papar Fajar.
Sementara itu, petugas Satuan Radar
(Satradar) 225 Tarakan menyatakan siap membantu kinerja personel
pemantau perbatasan tersebut. Anggota Satradar akan memandu pesawat
tempur itu menuju ke target yang dicurigai sebagai pesawat asing.
Jika ada pesawat asing yang melintasi
wilayah udara Indonesia, pesawat tempur TNI-AU akan diterbangkan untuk
menindak mereka. Prosedur yang dilakukan dengan intersafe, mengusir, atau dipaksa mendarat.
Komandan Satradar 225 Tarakan Mayor Lek
Afjo Herman menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan personel
pemantau perbatasan yang menerbangkan pesawat Sukhoi. JPNN