Di tengah riuhnya perbincangan alutsista yang
dimiliki oleh negara dan potensi konflik kawasan yang sering kali naik
turun temperaturnya, terkadang berita penempatan dan Pergeseran Pasukan
(SERPAS) yang bertugas menjaga Perbatasan NKRI, tenggelam dan
terlewatkan.
Dengan rata-rata durasi penempatan selama sembilan bulan, para
prajurit secara bergantian bertugas menjaga perbatasan. Dalam
menjalankan tugas ini, para personil meninggalkan keluarganya dengan
risiko di tempat dinas terkena: Demam Berdarah, Desentri, Penyakit
Endemik lainnya hingga Malaria. Pasukan yang tidak dibekali obat-obatan
dan pengetahuan tentang Malaria pada khususnya dapat menyebabkan
meninggalnya personil tersebut. Seperti pada kejadian Insiden Penembakan
Timika 1996 dimana pada tanggal 15 April 1996 seorang anggota Kopassus,
Letnan Dua Sanurip menembak mati 16 orang (3 perwira Kopassus, 8
perwira ABRI, 5 warga sipil termasuk pilot Airfast Michael Findlay dari
Selandia Baru) dan melukai 11 orang. Diduga Letnan Sanurip sedang
menderita depresi atau malaria menjadi pemicu insiden dimaksud dan pada
akhirnya Letda Sanurip dijatuhi hukuman mati pada 23 April 1997.Sekalipun berdinas dalam situasi damai namun menjaga perbatasan terlebih berada di Jalan Tikus tentulah memiliki tantangan tersendiri. Kondisi terkucil, terisolasi, jauh dari pasar bahkan kampung penduduk, sumber makanan terbatas, Sanitary yang tidak memadai, lemah atau bahkan tidak adanya sinyal dari operator selular menciptakan tekanan psikologis tersendiri. Seringkali kunjungan dari warga Indonesia terlebih yang berasal dari satu daerah di pos penjagaan merupakan hiburan tersendiri karena adanya kedekatan dengan masyarakat dimaksud seolah menjadi obat penghilang rasa kangen akan kampung halaman para perajurit penjaga perbatasan.
Untuk menjaga rasa bosan dan juga merupakan bentuk kecintaannya akan NKRI, Aiptu Ma’ruf dengan dukungan materiil yang minim berusaha memajukan pos perbatasan dengan mendirikan semacam tempat singgah dan memelihara taman. Tempat singgah inilah yang menjadi cikal bakal pos perbatasan di Distrik Sota, Kabupaten Merauke yang menjadi ramai dikunjungi wisatawan hingga saat ini. Untuk mendukung Kekuatan Pertahanan di Perbatasan/Teras NKRI maka hendaknya perlu mendapat dukungan dan perhatian lebih baik dari Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan khususnya Mabes TNI dan POLRI untuk lebih meningkatkan kesejahteraan prajurit, Sanitasi termasuk fasilitas Kesehatan, dukungan Pendidikan/Sekolah di perbatasan, disamping tentunya perkuatan Markas Militer, Helipad dan Alutsista yang mumpuni.
(JKGR)