Konstruktor senjata Soviet Sergey Nepobedimiy mampu menciptakan
senjata bahkan dari kemeja, dan ia dapat menekan harga produksi roket
hingga seharga televisi biasa.
Pengembangan yang dilakukan pada era Soviet
memiliki perspektif jauh ke depan. Hingga sekarang, ide-ide tersebut
masih digunakan oleh Rusia, termasuk dalam pembuatan senjata generasi
terbaru. Para pencipta ide tersebut adalah sekelompok konstruktor
senjata cemerlang era Soviet. RBTH akan menceritakan fakta-fakta yang
tidak diketahui sebelumnya mengenai kehidupan para pencipta senjata
Soviet.
Sistem Rudal Pantsir AAMG Lengkapi Persenjataan Angkatan Laut Rusia
Bersamaan dengan berakhirnya masa peperangan,
berakhir pula masa kuliah Nepobedimiy di jurusan Teknik Mesin Amunisi
Senjata. Sang alumnus muda itu lalu melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan peraturan yang ada, bergabung dengan Biro Pembuatan Mesin
Kolomenskoye. Saat itu, tak ada yang tahu jika kelak ia akan menjadi
konstruktor utama dalam biro tersebut dan mengubah industri pembuatan
roket Uni Soviet.
Saat ini, “biro” tersebut dikenal oleh seluruh dunia berkat sistem peluncur rudal Iskander-M dan Igla.
Roket Seharga Televisi
Sergey Nepobedimiy sangat berdedikasi terhadap
pekerjaannya. Ia selalu menyempatkan diri untuk melihat langsung semua
uji coba peluncuran roket buatannya di poligon-poligon Rusia. Padahal,
salah satu poligon tersebut ada yang berjarak hingga 400 kilometer dari
tempat ia bekerja. Sementara, uji coba itu hampir berlangsung setiap
minggu, bahkan kadang lebih sering. Setelah semua tahap uji coba
selesai, ia pun menghitung jumlah jarak yang telah ia tempuh untuk itu,
yang ternyata sama dengan panjang garis ekuator.
Pada salah satu uji coba roket anti-tank Shmel, Nepobedimiy
menciptakan sejarah yang menjadi pendorong masuknya sistem persiapan
mental tentara-operator senjata. Sewaktu masa uji coba, seorang tentara
datang pada Nepobedimiy dan mengatakan bahwa tangannya tak bisa berhenti
bergetar karena ia takut melakukan peluncuran yang salah. Sang tentara
rakyat ini takut akan menyia-nyiakan roket uji coba yang harganya sangat
mahal tersebut, meski para tentara tidak mengemban tanggung jawab
secara materi. Pengakuan itu membuat lembaga militer menciptakan peraturan baru mengenai persiapan mental pasukan dalam pendidikan kemiliteran yang menggunakan senjata roket.
Kekhawatiran akan pembengkakan pengeluaran negara bukan
berarti bahwa harga produksi senjata-senjata Soviet tidak ekonomis, tapi
para konstruktorlah yang tidak terampil melakukan perhitungan keuangan. Fakta menunjukkan bahwa situasi yang terjadi malah sebaliknya. Konsep kunci teknologi Soviet adalah kesederhanaan instrumen dengan efektivitas yang tinggi.
Fakta yang jarang diketahui orang banyak adalah contoh
penurunan harga produksi rudal legendaris Malyutka menjadi seharga
dengan televisi hitam putih, yakni 500 rubel. Meski harganya murah,
roket ini tetap memiliki inovasi canggih dan teknologi muktahir, seperti
piranti elektronik dan penggunaan kerangka dan penutup badan dari
plastik, yang merupakan sebuah kemajuan teknologi di era 1960-an, bahkan
bagi AS sekali pun. Berkat harga produksi yang sangat rendah, Uni Soviet
bisa menghasilkan 40 ribu unit Malyutka per tahun. Saat ini, terdapat
sekitar 200 ribu unit roket Malyutka di gudang angkatan bersenjata di
dunia.
Kemeja untuk Malyutka
Salah satu terobosan pengembangan Nepobedimiy berhubungan dengan roket Malyutka, Tiongkok, dan sepotong kemeja modis. Pada awal 1960-an, kebijakan yang dikeluarkan oleh Nikita Khrushchev kala itu membuat hubungan Rusia dengan Tiongkok
mendingin. Ekspor kain sutra Tiongkok diputus secara total. Sutra
sendiri digunakan dalam industri pembuatan kabel roket, yang berfungsi
sebagai pengendali arah tembakan roket dalam posisi terbang. Nepobedimiy
tak dapat menemukan bahan pengganti sutra Tiongkok, hingga ia melihat
ada orang yang memakai kemeja berbahan polister (PET) dalam sebuah
perundingan. Bahan itu disebut lavsan di Uni soviet, singkatan dari Laboratoriya Vyskomerknikh Akademi Nauk USSR. Jadi bahan dasar “kemeja” tersebut digunakan untuk membuat roket Malyutka.
Rusia Perkuat ‘Triad Nuklir’ di Laut