Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Daniel Tifaona mengatakan, peluru buatan PT Pindad masih kalah kualitas dibandingkan produk impor. Menurut dia, peluru buatan Pindad sering macet.
“Peluru buatan Pindad banyak yang ‘nyeket’ (macet) karena lempengannya kerap berembun dan dingin, kalah sama produk impor,” katanya di Bekasi, Jumat (26/6).
Dia mengatakan, situasi tersebut dapat berakibat fatal dan membahayakan nyawa petugas kepolisian saat berhadapan dengan penjahat bersenjata api. Untuk itu, pihaknya lebih tertarik menggunakan peluru impor karena kualitasnya yang sudah teruji.
“Pernah dalam suatu peristiwa di Jakarta saat kami berpapasan dengan perampok toko emas bersenjata api. Kami saling mengarahkan pistol ke bagian kepala, kebetulan peluru milik penjahatnya yang macet dan petugas kami selamat,” katanya.
Dikatakan Daniel, seluruh jajaran Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota telah dibekali dengan jenis peluru impor demi menjaga keselamatan anggota saat bertugas. “Bagi kami keselamatan anggota merupakan prioritas. Kalau operasi sukses tapi anggota kami terluka, saya anggap gagal,” katanya.
Daniel mengingatkan kepada seluruh anggotanya agar memprioritaskan keselamatan diri sendiri saat tengah dalam situasi berbahaya.
“Kalau berhadapan dengan penjahat tangan kosong, lawan dengan tangan kosong. Kalau penjahat menggunakan parang, pakai senjata api, tapi tembak pada bagian kakinya. Kalau penjahat menggunakan senjata api, segera ambil sikap,” katanya.
Dikatakan Daniel, saat ini pihaknya tengah fokus pada pengungkapan kasus perampokan delapan minimarket yang terjadi di wilayah itu sepanjang Juni 2015. “Ada 180 anggota polisi yang kita sebar untuk segera menangkap para pelakunya,” katanya. Merdeka.com