Moeldoko juga mengaku pernah mengajak keluarganya naik pesawat angkut TNI itu.
“Waktu saya letnan dua juga seperti itu. Lagi bokek, dari Makassar ke Jakarta ikut pesawat itu,” ujarnya di Ruang Tamu Panglima TNI, Jakarta, Kamis (2/7).
Saat itu lulusan Akabri 1981 tahun ini masih menjadin perwira operasi di Komando Distrik Militer 1408/BS Makassar.
Menurutnya, prajurit TNI dan keluarganya tidak mungkin berpergian menggunakan pesawat komersial. “Kalau anggota kami pulang tugas menggunakan pesawat umum, mereka pasti keberatan,” katanya.
Karena penggunaan Hercules sebagai alat transportasi keluarga TNI menurutnya terkait dengan fungsi kesejahteraan prajurit. Izin penggunaan Hercules untuk anggota TNI dan keluarganya adalah implementasi dari fungsi kesejahteraan tersebut.
Hercules adalah jenis pesawat angkut utama militer di Indonesia. Selama ini Hercules dipakai untuk mengangkut logistik militer hingga personel. Model C-130 yang jatuh di Medan juga bisa dipakai untuk mengisi bahan bakar di udara.
Terkait dugaan adanya oknum prajurit yang memasukan warga sipil bukan keluarga dekat ke pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Moeldoko tidak mau berspekulasi. Menurutnya tim khusus yang ia turunkan dari Markas Besar TNI masih menyelidiki hal ini.
Namun ia menduga, penumpang sipil yang menjadi korban adalah keluarga jauh atau pekerja rumah tangga para anggota TNI.
Ia mencontohkan, sebelum tragedi di Medan, seorang prajurit TNI yang bertugas di Landasan Udara Ranai, Natuna, membawa pulang isteri dan tiga anaknya ke Jakarta.
Ketika menumpang pesawat pesawat C-130 Hercules bernomor registrasi C-1310, keluarga itu hendak kembali Ranai, namun kali ini dengan seorang pekerja rumah tangga.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga memaklumi penggunaan pesawat hercules untuk mengangkut penumpang sipil. Menurutnya, hal tersebut adalah bukti kedekatan tentara dengan rakyat.
Hak serupa disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Tentara kan ada misi sipil juga, jadi lihatlah itu sebagai sumbangan, partisipasi TNI untuk rakyat yang sulit,” kata Kalla. (CNN Indonesia)